Di tengah meningkatnya kesadaran global tentang perubahan iklim dan dampaknya, ironisnya, isu lingkungan masih sering diabaikan dalam kampanye politik, khususnya di level daerah. Dalam Pilkada 2024, sebagian besar calon kepala daerah tampaknya lebih fokus pada isu-isu yang dianggap langsung berdampak pada kesejahteraan masyarakat, seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Padahal, tantangan lingkungan seperti banjir, polusi, deforestasi, hingga krisis air bersih juga semakin mengancam kesejahteraan masyarakat lokal. Jadi, mengapa isu lingkungan belum menjadi daya tarik utama, dan bagaimana seharusnya calon kepala daerah mengusung tema ini secara efektif?
Mengapa Isu Lingkungan Tidak Menjadi Prioritas dalam Kampanye?
1. Persepsi Bahwa Isu Lingkungan Bersifat Jangka Panjang
Salah satu alasan utama adalah persepsi bahwa isu lingkungan bersifat jangka panjang dan tidak memiliki dampak langsung yang dapat dirasakan dalam waktu singkat. Pemilih, terutama di daerah, cenderung lebih tertarik pada isu-isu yang memiliki dampak langsung pada kehidupan sehari-hari mereka, seperti akses jalan, layanan kesehatan, atau bantuan sosial.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Center for International Forestry Research (CIFOR), meskipun masyarakat menyadari dampak kerusakan lingkungan, mereka cenderung mengutamakan masalah ekonomi dan kesejahteraan yang lebih langsung terlihat.
2. Kurangnya Literasi Lingkungan di Masyarakat
Literasi lingkungan di banyak daerah masih tergolong rendah. Hal ini membuat isu-isu terkait lingkungan sering kali dianggap kurang relevan. Ketika masyarakat tidak menyadari bahwa masalah seperti banjir tahunan atau udara yang semakin buruk adalah akibat langsung dari degradasi lingkungan, mereka tidak akan menuntut solusi lingkungan dari calon kepala daerah.
3. Minimnya Pemahaman Calon Kepala Daerah terhadap Isu Lingkungan
Tidak semua calon kepala daerah memiliki pemahaman yang mendalam tentang kompleksitas masalah lingkungan. Mereka mungkin tidak tahu bagaimana mengomunikasikan pentingnya kebijakan lingkungan kepada pemilih atau bagaimana memasukkan solusi yang relevan ke dalam program kerja mereka.
4. Biaya Tinggi dalam Implementasi Kebijakan Lingkungan
Implementasi program-program lingkungan sering kali membutuhkan anggaran yang besar dan hasil yang tidak langsung terlihat dalam waktu singkat. Calon kepala daerah mungkin merasa bahwa memperjuangkan isu lingkungan tidak akan memberikan keuntungan politik dalam jangka pendek.