Menulis secara terus-menerus tanpa jeda yang cukup dapat menyebabkan kelelahan fisik dan mental. Otakmu butuh istirahat, sama seperti tubuhmu.
4. Perfeksionisme
Banyak penulis yang terjebak dalam pola perfeksionis, mengedit dan merevisi tulisan berulang kali, sehingga proses menulis tidak pernah selesai. Akhirnya, ini hanya menambah rasa frustrasi.
Cara Menghadapi Burnout pada Penulis
Kabar baiknya, burnout bukan akhir dari perjalanan menulis. Dengan pendekatan yang tepat, kamu bisa kembali menemukan semangat menulis dan melewati masa sulit ini. Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa kamu coba:
1. Ambil Jeda Sejenak
Kadang-kadang, yang kamu butuhkan adalah waktu untuk menjauh. Biarkan pikiranmu beristirahat dan pulihkan energi kreatifmu. Ini bisa berarti istirahat beberapa hari, pergi jalan-jalan, atau hanya menikmati buku atau film favorit. Menulis itu seperti otot, jika digunakan terus-menerus tanpa istirahat, ia akan kelelahan.
2. Coba Gaya Menulis yang Berbeda
Jika kamu merasa terjebak dalam rutinitas yang monoton, cobalah gaya atau genre menulis yang berbeda. Kalau biasanya kamu menulis artikel serius, cobalah menulis fiksi. Atau, jika kamu terbiasa menulis prosa, cobalah menulis puisi. Mengganti gaya menulis bisa menyegarkan pikiranmu dan membuatmu menemukan kembali kegembiraan dalam menulis.
3. Tetapkan Target Realistis
Jangan terlalu keras pada diri sendiri. Tetapkan target yang realistis dan terukur, baik itu jumlah kata yang harus ditulis dalam sehari atau jumlah waktu yang dihabiskan untuk menulis. Ingat, kualitas lebih penting daripada kuantitas.
4. Temukan Dukungan