Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Upaya Menggairahkan Hasrat Literasi Generasi Z, Menanti Langkah Strategis Prabowo-Gibran

24 Oktober 2024   17:32 Diperbarui: 24 Oktober 2024   20:39 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi poster live streaming untuk acara pelantikan Prabowo Gibran sebagai presiden 2024-2029 (sumber gambar:Kompas)

Literasi, baik dalam bentuk membaca, menulis, maupun literasi digital, adalah kunci penting untuk membangun generasi yang cerdas dan kritis. Sayangnya, menurut laporan World’s Most Literate Nations (WMLN) 2022, Indonesia masih berada di peringkat 60 dari 61 negara dalam hal minat baca. 

Fenomena rendahnya minat literasi ini semakin menjadi perhatian ketika melihat generasi muda, khususnya Generasi Z, yang lebih banyak menghabiskan waktu di media sosial dibandingkan membaca buku atau menulis konten informatif.

Dengan latar belakang inilah, tantangan bagi pemerintahan baru Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menjadi sangat nyata. Mendorong minat literasi di kalangan generasi muda, yang juga menghadapi banyak gangguan digital dan perubahan sosial, membutuhkan strategi terukur dan inovatif. 

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil pemerintah Kabinet Merah Putih untuk menggairahkan hasrat literasi, khususnya di kalangan Gen Z.

Tantangan Literasi di Kalangan Gen Z

Sebelum merumuskan solusi, penting untuk memahami tantangan yang dihadapi oleh Gen Z terkait literasi:

1. Dominasi Konten Visual dan Singkat  

Gen Z lebih menyukai konten-konten visual dan singkat, seperti video TikTok, meme, dan infografis dibandingkan membaca artikel panjang atau buku. Menurut studi Common Sense Media tahun 2021, remaja rata-rata menghabiskan waktu 7,5 jam per hari menggunakan perangkat digital, dengan hanya sebagian kecil yang digunakan untuk kegiatan membaca.

2. Kurangnya Akses Terhadap Bahan Bacaan yang Menarik  

Di beberapa wilayah, terutama di daerah terpencil, akses ke perpustakaan, toko buku, dan bahan bacaan yang relevan bagi Gen Z masih sangat terbatas. Kondisi ini membuat minat baca menurun karena kurangnya bahan bacaan yang mendukung minat mereka.

3. Perubahan Pola Pikir Gen Z 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun