Nilai uang yang meningkat akibat deflasi membuat beban utang lebih berat. Baik individu maupun perusahaan yang memiliki utang akan kesulitan melunasi kewajiban mereka karena harga aset dan pendapatan mereka cenderung menurun. Ini memperparah resesi dan menyebabkan kebangkrutan massal.
Tips Mengatasi Dampak Deflasi
1. Diversifikasi Sumber Pendapatan
Salah satu cara untuk mengantisipasi dampak deflasi adalah dengan memiliki sumber pendapatan yang beragam. Misalnya, selain bekerja pada satu sektor, kamu bisa mencoba berinvestasi dalam bidang yang stabil seperti properti sewaan atau memulai bisnis kecil. Diversifikasi ini membantu mengurangi risiko kehilangan pendapatan ketika sektor tertentu terkena dampak deflasi.
2. Pertahankan Dana Darurat
Memiliki dana darurat yang mencukupi adalah langkah penting dalam menjaga stabilitas keuangan selama periode deflasi. Sebaiknya dana darurat yang disiapkan setidaknya dapat menutupi biaya hidup selama 6-12 bulan.Â
Menurut Survei Literasi Keuangan Nasional, individu dengan dana darurat yang kuat lebih mampu bertahan dari krisis ekonomi dibandingkan yang tidak memilikinya.
3. Investasi dalam Aset yang Tahan Deflasi
Ketika deflasi terjadi, aset seperti obligasi pemerintah dan emas biasanya tetap stabil atau bahkan naik nilainya. Berinvestasi dalam aset-aset ini dapat menjadi cara efektif untuk melindungi kekayaan selama periode deflasi.Â
Sebuah studi dari World Gold Council menunjukkan bahwa harga emas cenderung naik ketika terjadi deflasi, karena emas dipandang sebagai aset aman (safe haven).
4. Mengurangi Beban Utang dan Memperbaiki Likuiditas
Sebelum dampak deflasi semakin dalam, penting untuk mengurangi beban utang agar tidak terbebani saat nilai uang meningkat. Kamu juga perlu meningkatkan likuiditas dengan menjual aset yang tidak terlalu penting dan mengonsolidasikan utang dengan bunga rendah. Hal ini akan memudahkan pengelolaan keuangan selama deflasi.