Tahun 2024 akan menjadi tahun penting dalam perpolitikan Indonesia. Pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, sebagai salah satu calon pemimpin, menghadapi tantangan besar dalam menyediakan lapangan pekerjaan bagi generasi muda, terutama Gen Z dan milenial.Â
Mengingat demografi Indonesia yang didominasi oleh kelompok usia produktif, kebijakan terkait tenaga kerja menjadi sangat krusial untuk masa depan bangsa. Tulisan kali ini akan mengulas tantangan yang dihadapi oleh pasangan Prabowo-Gibran serta langkah-langkah yang perlu diambil untuk memastikan generasi muda mendapatkan peluang kerja yang layak.
Tantangan Ketenagakerjaan bagi Generasi Z dan Milenial
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka pada generasi muda masih cukup tinggi. Generasi Z dan milenial, yang memiliki harapan besar dalam dunia kerja, justru dihadapkan pada situasi sulit di tengah perubahan ekonomi dan perkembangan teknologi yang pesat. Beberapa tantangan yang mereka hadapi antara lain:
1. Minimnya Lapangan Pekerjaan yang Sesuai Keterampilan
Meski generasi muda Indonesia cenderung memiliki keterampilan digital dan adaptif, banyak lapangan pekerjaan yang tersedia belum sesuai dengan keahlian tersebut. Hal ini menyebabkan ketimpangan antara kebutuhan perusahaan dan kemampuan pencari kerja.
2. Perkembangan Teknologi yang Menggantikan Pekerjaan Tradisional
Digitalisasi dan otomatisasi berpotensi mengurangi peluang kerja di sektor-sektor tradisional, yang sebelumnya menyerap banyak tenaga kerja. Generasi muda, terutama yang berasal dari latar belakang pendidikan non-teknologi, mungkin kesulitan beradaptasi dengan tren ini.
3. Kurangnya Pelatihan dan Pendidikan Berkualitas
Meski pendidikan tinggi menjadi lebih terjangkau, kualitas dan relevansi pendidikan masih menjadi isu utama. Banyak lulusan yang belum siap terjun ke dunia kerja karena kurangnya keterampilan praktis dan pengalaman yang sesuai dengan industri.
Komitmen Prabowo-Gibran dalam Meningkatkan Kualitas Ketenagakerjaan
Dalam beberapa kesempatan, Prabowo dan Gibran telah menyampaikan komitmen mereka untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi generasi muda. Menurut rencana mereka, ada beberapa fokus utama yang akan diusung, di antaranya:
- Peningkatan Investasi di Sektor Ekonomi Kreatif dan Digital
Prabowo-Gibran berencana mendorong lebih banyak investasi di sektor-sektor yang relevan dengan keterampilan generasi muda, seperti ekonomi kreatif dan teknologi digital. Dengan mengembangkan ekosistem startup dan industri teknologi, mereka berharap dapat membuka lebih banyak peluang kerja yang sesuai dengan keahlian Gen Z dan milenial.
- Penguatan Pendidikan Vokasi dan Program Magang
Pendidikan vokasi dan pelatihan keterampilan menjadi salah satu fokus utama pasangan ini untuk mengurangi ketimpangan antara dunia pendidikan dan industri. Program magang dan pelatihan yang lebih terarah diharapkan dapat mempercepat transisi lulusan muda ke dunia kerja.
- Pembangunan Infrastruktur dan Proyek Pemerintah yang Berkelanjutan
Proyek infrastruktur besar yang direncanakan di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran juga diharapkan menciptakan lapangan pekerjaan di berbagai sektor, dari konstruksi hingga logistik.
Menilai Efektivitas Kebijakan dan Program Kerja
Meskipun rencana yang disampaikan oleh pasangan Prabowo-Gibran terlihat menjanjikan, efektivitasnya masih perlu dibuktikan. Berdasarkan analisis dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), kebijakan untuk menciptakan lapangan pekerjaan harus dilakukan secara konsisten dan dengan pengawasan yang baik agar tidak hanya menjadi janji kampanye semata.
Salah satu kunci keberhasilan kebijakan ketenagakerjaan adalah kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan. Prabowo-Gibran harus memastikan bahwa setiap kebijakan diimplementasikan dengan melibatkan semua pihak, sehingga penciptaan lapangan kerja tidak hanya terjadi di satu sektor tetapi juga merata di berbagai bidang.
Tantangan Menerapkan Kebijakan di Lapangan
Di sisi lain, ada beberapa tantangan yang mungkin dihadapi pasangan ini dalam merealisasikan komitmen mereka:
1. Koordinasi antara Pemerintah Pusat dan Daerah
Kebijakan penciptaan lapangan kerja harus dijalankan secara seragam di seluruh wilayah Indonesia, yang berarti koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah menjadi sangat penting. Pasangan Prabowo-Gibran perlu memastikan bahwa setiap kebijakan tidak hanya efektif di kota-kota besar, tetapi juga mencapai daerah-daerah terpencil.
Â
2. Fleksibilitas dalam Menghadapi Perubahan Ekonomi Global
Ekonomi global yang terus berubah menuntut kebijakan yang adaptif. Prabowo-Gibran perlu merancang kebijakan yang fleksibel dan mampu beradaptasi dengan situasi global, seperti resesi atau perubahan tren teknologi.
3. Memastikan Kualitas Pendidikan dan Pelatihan yang Sesuai dengan Industri
Untuk benar-benar mengurangi pengangguran, program pelatihan dan pendidikan vokasi harus dirancang dengan melibatkan sektor industri, sehingga keterampilan yang diajarkan benar-benar relevan dan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Data dan Fakta tentang Pengangguran Generasi Muda
Menurut BPS (2023), tingkat pengangguran terbuka di kalangan anak muda (usia 15-24 tahun) mencapai 14,26%. Ini merupakan tantangan besar bagi pemerintahan yang akan datang, mengingat populasi generasi muda di Indonesia cukup besar dan memiliki potensi yang belum dioptimalkan.
Studi dari Bank Dunia menunjukkan bahwa negara dengan program pendidikan vokasi dan pelatihan keterampilan yang efektif cenderung lebih mampu menurunkan angka pengangguran di kalangan generasi muda. Dengan mengambil referensi ini, Prabowo-Gibran dapat menjadikan program pelatihan dan magang sebagai salah satu prioritas utama dalam kebijakan mereka.
Pasangan Prabowo-Gibran dihadapkan pada tantangan besar untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang layak dan berkelanjutan bagi generasi muda. Dengan komitmen untuk meningkatkan investasi di sektor teknologi dan ekonomi kreatif, serta memperkuat program pendidikan vokasi, mereka berpeluang besar untuk meraih dukungan generasi Z dan milenial.
Namun, efektivitas kebijakan ini perlu terus dipantau dan dievaluasi. Kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan menjadi kunci utama untuk memastikan bahwa generasi muda mendapatkan peluang kerja yang sesuai dengan potensi dan kemampuan mereka.Â
Pasangan ini perlu membuktikan bahwa mereka mampu menjawab tantangan tersebut dengan kebijakan yang tidak hanya bersifat populis, tetapi juga berkelanjutan dan berdampak nyata bagi masa depan Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H