Mengajarkan anak untuk mengenali dan menyebutkan emosi yang mereka rasakan dapat membantu mereka memahami bahwa kecewa adalah perasaan yang valid. Dengan mengenali perasaan mereka sendiri, anak akan lebih mudah menemukan cara untuk menghadapinya.
-Â Cara Melakukannya:Â
Gunakan buku cerita atau gambar yang menunjukkan berbagai emosi, kemudian tanyakan kepada anak bagaimana perasaan mereka dalam situasi tertentu. Misalnya, "Apa yang kamu rasakan ketika mainanmu hilang? Apakah kamu sedih, marah, atau kecewa?"
Sebuah penelitian oleh Harvard Graduate School of Education menemukan bahwa anak-anak yang diajarkan untuk mengidentifikasi emosi mereka memiliki kemampuan regulasi emosi yang lebih baik dan tingkat kecemasan yang lebih rendah .
3. Bantu Anak Mengembangkan Perspektif Baru
Ketika anak kecewa, bantu mereka melihat situasi dari perspektif yang berbeda. Ini dapat membantu mereka memahami bahwa meskipun satu hal tidak berjalan sesuai keinginan, masih ada hal lain yang bisa mereka nikmati atau pelajari.
- Contoh Praktik:Â
Jika anak kecewa karena kalah dalam permainan, Anda bisa mengatakan, "Memang menyebalkan kalau kalah, tapi kita bisa belajar cara bermain lebih baik untuk menang di lain waktu. Mau coba lagi?"
- Efeknya Menurut Penelitian:Â
Studi dari University of Michigan menunjukkan bahwa anak-anak yang belajar mengubah perspektif cenderung lebih optimis dan memiliki resiliensi yang lebih tinggi saat menghadapi tantangan .
4. Ajarkan Teknik Relaksasi Sederhana
Ketika rasa kecewa menjadi sangat intens, teknik relaksasi sederhana bisa membantu anak menenangkan diri. Teknik ini membantu anak untuk mengendalikan respons emosional mereka dan mengurangi ketegangan.
- Contoh Teknik:Â