Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Menyoal Debat Pilkada 2024: Debat Masih Hambar Terkesan Hanya Formalitas

10 Oktober 2024   08:31 Diperbarui: 10 Oktober 2024   10:23 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Debat calon kepala daerah dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 yang sedang dilaksanakan di berbagai daerah menjadi salah satu momen penting bagi masyarakat untuk mengenal lebih jauh calon pemimpin mereka. 

Sebagai bagian dari demokrasi yang sehat, debat seharusnya menjadi ajang adu gagasan, visi, dan strategi nyata dari para calon. Namun, pertanyaan yang muncul adalah, apakah debat calon Pilkada 2024 sudah sesuai dengan harapan masyarakat atau justru masih kurang greget dan terkesan hambar?

1. Evaluasi Kualitas Debat Calon: Antara Harapan dan Kenyataan

Bagi masyarakat, debat calon Pilkada menjadi kesempatan untuk melihat sejauh mana kualitas pemimpin yang akan memimpin daerah mereka. Harapannya, debat tersebut mampu menghadirkan diskusi yang mendalam tentang isu-isu penting di daerah, memberikan solusi konkret, serta menyajikan visi dan misi yang realistis dan terukur. Namun, realita di lapangan sering kali berbeda.

- Debat yang Kurang Substantif dan Cenderung Formalitas: 

Banyak masyarakat mengeluhkan bahwa debat calon kepala daerah  hanya menjadi ajang formalitas belaka. Para calon lebih banyak berbicara dalam lingkup yang umum dan klise, tanpa memberikan rincian tentang bagaimana mereka akan mewujudkan visi mereka. 

Mereka juga sering kali menghindari pembahasan isu-isu sensitif atau masalah konkret yang sedang dihadapi masyarakat, seperti infrastruktur, kesehatan, pendidikan, atau pengangguran. Akibatnya, masyarakat merasa tidak mendapatkan informasi yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan yang tepat saat memilih.

- Minimnya Adu Gagasan, Lebih Banyak Saling Serang atau hanya ajang silaturahmi tanpa perdebatan 

Salah satu masalah yang sering muncul adalah debat yang berubah menjadi ajang saling serang atau saling menjatuhkan lawan. Calon-calon sering kali terjebak dalam retorika dan perdebatan personal, mengabaikan isu-isu strategis yang sebenarnya lebih relevan untuk dibahas. 

Hal Ini membuat debat kehilangan esensi utamanya sebagai sarana untuk menguji kemampuan calon dalam menawarkan solusi dan gagasan yang konkret.

2. Harapan Masyarakat terhadap Debat Calon yang Lebih Berkualitas

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia pada awal 2024, sekitar 65% responden menyatakan bahwa mereka mengharapkan debat calon yang lebih substantif, di mana para calon benar-benar mengupas isu-isu krusial di daerah mereka dan menawarkan solusi yang terukur. 

Masyarakat menginginkan transparansi dari para calon, termasuk bagaimana rencana mereka akan didanai dan diimplementasikan, serta bagaimana mereka akan mengatasi berbagai tantangan yang ada.

- Keterbukaan dalam Menghadapi Isu-isu Sensitif: 

Masyarakat ingin melihat para calon yang tidak takut membahas isu-isu krusial, seperti kemiskinan, ketimpangan pembangunan, layanan publik yang kurang optimal, dan masalah lingkungan. Mereka menginginkan calon yang berani mengajukan solusi konkret dan siap berdebat secara terbuka tentang cara-cara untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut.

- Komunikasi yang Jelas dan Terukur: 

Masyarakat tidak hanya ingin mendengar janji-janji manis, tetapi juga ingin melihat rencana konkret yang disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami. Dalam survei yang sama, 48% responden mengatakan bahwa mereka sering merasa bingung dengan bahasa teknis dan retorika yang digunakan oleh para calon. 

Mereka berharap para calon mampu berkomunikasi secara lebih efektif dan jelas, menyampaikan rencana mereka dengan target-target yang terukur dan realistis.

3. Tantangan dalam Meningkatkan Kualitas Debat Calon Pilkada

Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi kualitas debat calon Pilkada 2024, di antaranya adalah format debat, moderator, dan kesiapan calon itu sendiri.

- Format Debat yang Kurang Dinamis: 

Sering kali, format debat yang kaku dan kurang interaktif membuat diskusi terasa membosankan dan tidak menarik perhatian masyarakat. Format yang lebih dinamis, seperti sesi tanya jawab langsung antarcalon atau diskusi dengan perwakilan masyarakat, dapat membuat debat lebih relevan dan menarik.
 
- Peran Moderator yang Terbatas: 

Moderator seharusnya memiliki peran penting dalam menjaga jalannya debat agar tetap fokus dan substansif. Sayangnya, tidak jarang moderator cenderung pasif dan kurang tegas dalam mengarahkan diskusi. Akibatnya, debat sering kali keluar dari topik dan terjebak dalam serangan personal antarcalon.

- Kurangnya Persiapan dari Para Calon: 

Tidak semua calon mempersiapkan diri dengan baik untuk debat. Beberapa calon terlihat tidak menguasai materi atau data yang relevan, sehingga sulit bagi mereka untuk menjawab pertanyaan dengan solusi konkret. Padahal, persiapan yang matang sangat diperlukan agar debat benar-benar dapat menjadi ajang adu gagasan dan strategi yang berkualitas.

4. Strategi Meningkatkan Kualitas Debat Calon Pilkada 2024

Untuk meningkatkan kualitas debat Pilkada 2024 dan menjadikannya sesuai dengan harapan masyarakat, beberapa langkah bisa dilakukan oleh penyelenggara dalam hal ini KPU, pihak yang terlibat, dan calon itu sendiri:

- Penyelenggaraan Debat yang Lebih Interaktif dan Terbuka: 

Memperbaiki format debat agar lebih interaktif dapat membantu menciptakan diskusi yang lebih menarik dan relevan. Misalnya, memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk bertanya langsung kepada calon atau menghadirkan panelis independen yang memiliki keahlian dalam isu-isu tertentu di daerah tersebut.
 
- Penggunaan Data dan Fakta sebagai Dasar Diskusi: 

Debat harus didasarkan pada data dan fakta yang relevan. Moderator harus memastikan bahwa para calon menyampaikan solusi yang berbasis data dan menghindari klaim atau janji kosong yang tidak realistis. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan lembaga riset lainnya bisa digunakan untuk memverifikasi pernyataan calon.
 
- Peran Moderator yang Lebih Aktif dan Tegas: 

Moderator harus lebih tegas dalam mengatur jalannya debat, memastikan diskusi tetap pada jalur yang relevan, dan mendorong para calon untuk mengelaborasi gagasan mereka secara mendalam. Moderator juga harus berani mengintervensi jika debat mulai beralih ke isu-isu personal yang tidak substansial.

- Persiapan yang Lebih Matang dari Para Calon: 

Para calon perlu mempersiapkan diri secara maksimal untuk debat, termasuk memahami data dan permasalahan di daerah mereka serta merancang strategi yang konkret. Pendalaman materi dan latihan debat dengan tim ahli bisa membantu calon tampil lebih percaya diri dan substansif.

Debat calon kepala daerah dalam Pilkada 2024 masih menjadi tantangan dalam menciptakan diskusi yang substantif dan sesuai harapan masyarakat. Meskipun debat seharusnya menjadi ajang adu gagasan dan solusi konkret, masih banyak calon yang terjebak dalam retorika dan serangan personal yang membuat debat kehilangan esensinya. 

Untuk meningkatkan kualitas debat, perubahan dalam format, peran moderator, dan persiapan calon sangat diperlukan. Dengan demikian, debat dapat benar-benar menjadi sarana bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang berkualitas dan membawa perubahan positif bagi daerah mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun