Setiap hari, jutaan orang menghabiskan waktu di jalan, terjebak dalam kemacetan dan hiruk-pikuk lalu lintas. Polusi suara dari klakson kendaraan, panas matahari yang menyengat, dan waktu yang terbuang percuma di tengah kemacetan bisa menjadi pengalaman yang sangat melelahkan. Ini bukan hanya masalah fisik, tetapi juga mental. Pernahkah Anda merasa cemas, marah, atau bahkan kelelahan setelah lama terjebak di lalu lintas? Jika iya, mungkin Anda mengalami Traffic Stress Syndrome (TSS).
Apa Itu Traffic Stress Syndrome?
Traffic Stress Syndrome adalah kondisi yang terjadi akibat paparan stres berulang dan berkepanjangan saat berkendara di lalu lintas yang padat.Â
Kondisi ini bukanlah gangguan mental resmi menurut kriteria diagnosis seperti DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders), tetapi gejalanya dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang dengan serius.Â
Kemacetan dan lingkungan jalan yang penuh tekanan dapat memicu respons stres dalam tubuh, yang jika terjadi terus-menerus, dapat berdampak buruk pada kesejahteraan fisik dan emosional.
Sebuah studi dari Journal of Transportation Research pada tahun 2020 menunjukkan bahwa paparan kemacetan lalu lintas yang berkepanjangan dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan dan depresi.Â
Selain itu, survei yang dilakukan oleh American Psychological Association pada tahun yang sama mengungkapkan bahwa lebih dari 40% pengemudi yang terjebak dalam kemacetan mengalami peningkatan tekanan darah dan tingkat kecemasan.
Gejala Traffic Stress Syndrome
Gejala Traffic Stress Syndrome bisa bervariasi dari ringan hingga berat, tergantung pada seberapa sering dan intens individu terpapar stres saat berkendara. Berikut adalah beberapa gejala umum:
- Emosi Negatif:Â
Merasa marah, frustrasi, cemas, atau gelisah setiap kali berada di tengah kemacetan lalu lintas.
- Tegangan Otot dan Ketegangan Fisik:Â
Merasakan ketegangan di otot leher, bahu, dan punggung akibat posisi duduk yang terlalu lama dan stres.
- Sakit Kepala atau Migraine:Â
Polusi suara dan tekanan mental dapat memicu sakit kepala atau migrain.