Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menghidupkan Warisan Budaya: Hari Batik Nasional di Mata Generasi Muda

2 Oktober 2024   07:25 Diperbarui: 2 Oktober 2024   07:49 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menghidupkan Budaya Batik ke Generasi muda (sumber gambar: Freepik)


Tanggal 2 Oktober selalu menjadi hari yang spesial bagi bangsa Indonesia. Hari itu, kita merayakan Hari Batik Nasional, sebuah peringatan yang bukan hanya sekadar mengenakan batik, tetapi juga sebuah momen untuk mengingat dan merayakan identitas budaya yang melekat erat pada kain warisan nenek moyang kita ini.

Di tengah hiruk-pikuk era digital dan gaya hidup modern yang terus bergerak cepat, batik mungkin tampak sebagai sesuatu yang kuno atau tradisional bagi sebagian generasi muda.

Namun, di balik motif-motif indahnya, batik menyimpan kisah panjang tentang budaya, filosofi, dan jati diri bangsa. Bagaimana, di tengah perkembangan zaman ini, generasi muda bisa turut serta menjaga dan mempopulerkan batik? Mari kita telusuri ceritanya.

Cerita Tentang Kebanggaan di Balik Batik

Di sebuah SMA di Jakarta, siswa-siswi sedang bersiap untuk menyambut Hari Batik Nasional. Dinda, seorang gadis remaja yang aktif di media sosial dan sangat mengikuti tren fashion dunia, baru saja menyiapkan kemeja batik biru kesayangannya.

Namun, di balik antusiasmenya, Dinda sempat bertanya-tanya, "Mengapa batik begitu penting? Apa bedanya dengan baju modern lainnya?"

Di momen itulah, ibu Dinda mulai bercerita. "Batik bukan sekadar kain, Nak. Setiap motifnya punya makna. Batik adalah identitas kita. Lihat motif parang ini, ia menggambarkan kekuatan dan perjuangan, sementara motif kawung ini simbol kesucian dan pengendalian diri. Setiap kali kita mengenakan batik, kita tidak hanya memakai pakaian, tetapi membawa sejarah, budaya, dan nilai-nilai luhur Indonesia."

Dinda tersenyum. Ternyata, batik lebih dari sekadar baju yang dikenakan untuk acara formal. Ada filosofi mendalam di baliknya, dan Dinda mulai merasa bahwa batik adalah sesuatu yang harus dijaga. Dari sinilah perjalanan Dinda bersama batik dimulai.

Peran Generasi Muda dalam Melestarikan Batik

Generasi muda, seperti Dinda, memiliki peran besar dalam memastikan batik tetap hidup dan relevan. Di tengah arus globalisasi yang membawa pengaruh budaya asing, menjaga warisan budaya kita sendiri menjadi tantangan tersendiri. Namun, ada banyak cara kreatif yang bisa dilakukan generasi muda untuk menghidupkan batik dalam keseharian mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun