Limfoma Hodgkin, atau sering disebut juga sebagai Hodgkin's lymphoma, adalah salah satu jenis kanker yang menyerang sistem limfatik. Sistem limfatik sendiri merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi melawan infeksi dan menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.Â
Pada Limfoma Hodgkin, sel-sel dalam sistem limfatik, terutama limfosit (sejenis sel darah putih), berkembang secara tidak normal, yang kemudian menyebar ke jaringan lain di dalam tubuh.
Limfoma Hodgkin pertama kali diidentifikasi oleh Thomas Hodgkin pada tahun 1832 dan meskipun tergolong jenis kanker yang langka, penyakit ini memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi jika didiagnosis dan ditangani sejak dini.
Tanda dan Gejala Limfoma Hodgkin
Gejala limfoma Hodgkin sering kali tidak spesifik dan dapat menyerupai gejala penyakit lain. Namun, beberapa tanda yang sering dijumpai antara lain:
1. Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati):Â
Pembengkakan yang biasanya tidak terasa sakit dan terjadi di leher, ketiak, atau selangkangan.
2. Demam tanpa sebab yang jelas:Â
Demam berulang atau terus-menerus yang tidak disebabkan oleh infeksi.
3. Keringat malam yang berlebihan:Â
Penderita sering kali berkeringat hingga harus mengganti pakaian atau seprai di malam hari.
4. Penurunan berat badan secara drastis:Â
Kehilangan berat badan lebih dari 10% dari berat badan awal dalam waktu singkat tanpa diet atau olahraga.
5. Kelelahan yang tidak biasa:Â
Kelelahan yang berlebihan meskipun tidak melakukan aktivitas berat.
6. Gatal-gatal pada kulit:Â
Beberapa penderita melaporkan mengalami rasa gatal yang intens di seluruh tubuh.
7. Batuk atau sesak napas:Â
Ini terjadi jika pembesaran kelenjar getah bening di daerah dada menekan saluran pernapasan.
Jika seseorang mengalami beberapa gejala di atas, terutama dalam jangka waktu yang lama tanpa penyebab yang jelas, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
Penyebab Limfoma Hodgkin
Hingga saat ini, penyebab pasti dari Limfoma Hodgkin belum sepenuhnya dipahami. Namun, para ahli mengidentifikasi beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan penyakit ini:
1. Infeksi Virus Epstein-Barr (EBV):Â
Virus ini, yang juga menyebabkan mononukleosis (mono), dikaitkan dengan beberapa kasus Limfoma Hodgkin.
2. Riwayat Keluarga:Â
Memiliki anggota keluarga, terutama saudara kandung, yang pernah menderita Limfoma Hodgkin, meningkatkan risiko terkena penyakit ini.
3. Imunodefisiensi:Â
Orang dengan sistem kekebalan yang lemah, seperti yang menderita HIV/AIDS atau yang sedang menjalani terapi imunosupresif setelah transplantasi organ, berisiko lebih tinggi.
4. Usia dan Jenis Kelamin:Â
Limfoma Hodgkin lebih umum terjadi pada orang muda (usia 20 hingga 30 tahun) dan sedikit lebih sering pada pria dibandingkan wanita.
Bagaimana Limfoma Hodgkin Dideteksi?
Jika dokter mencurigai adanya Limfoma Hodgkin, beberapa langkah diagnostik akan dilakukan:
- Pemeriksaan Fisik:Â
Dokter akan memeriksa apakah ada pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan.
- Tes Darah:Â
Tes darah dilakukan untuk memeriksa kesehatan umum dan melihat tanda-tanda infeksi atau kelainan darah.
- Biopsi Kelenjar Getah Bening:Â
Pengambilan sampel jaringan dari kelenjar getah bening yang membengkak untuk diperiksa di bawah mikroskop. Kehadiran sel Reed-Sternberg (sel abnormal yang khas pada Limfoma Hodgkin) merupakan tanda kuat dari penyakit ini.
- Pemindaian Gambar:Â
Pemindaian seperti CT scan atau PET scan digunakan untuk melihat apakah limfoma telah menyebar ke organ atau jaringan lain.
Pengobatan Limfoma Hodgkin
Untungnya, Limfoma Hodgkin merupakan salah satu jenis kanker yang paling responsif terhadap pengobatan. Ada beberapa metode pengobatan yang umum digunakan, antara lain:
1. Kemoterapi:
Penggunaan obat-obatan kuat yang bertujuan membunuh sel-sel kanker. Ini adalah metode pengobatan utama untuk Limfoma Hodgkin.
2. Radioterapi:Â
Terapi radiasi digunakan untuk menghancurkan sel kanker yang terlokalisir, biasanya setelah kemoterapi.
3. Imunoterapi:Â
Beberapa pasien mungkin menerima imunoterapi, yang dirancang untuk membantu sistem kekebalan tubuh melawan sel kanker.
4. Transplantasi Sumsum Tulang:
Pada beberapa kasus, transplantasi sel induk sumsum tulang dapat dilakukan jika kanker kembali setelah pengobatan.
Bisakah Limfoma Hodgkin Dicegah?
Karena penyebab pasti dari Limfoma Hodgkin belum diketahui, tidak ada langkah pasti yang dapat sepenuhnya mencegah penyakit ini. Namun, ada beberapa cara yang dapat membantu menurunkan risiko atau mendeteksi penyakit ini lebih awal:
1. Menjaga Sistem Kekebalan Tubuh:
Menghindari infeksi HIV dan menjaga kesehatan sistem kekebalan tubuh secara umum penting untuk mengurangi risiko kanker, termasuk Limfoma Hodgkin.
2. Menghindari Paparan Virus Epstein-Barr:
Meskipun sulit untuk sepenuhnya menghindari paparan, menjaga kebersihan dan menerapkan gaya hidup sehat bisa membantu mengurangi risiko tertular virus.
3. Deteksi Dini:
Bagi orang dengan faktor risiko seperti riwayat keluarga, penting untuk rutin berkonsultasi dengan dokter dan melakukan pemeriksaan kesehatan berkala.
Limfoma Hodgkin mungkin terdengar menakutkan, tetapi dengan pengobatan yang tepat, peluang untuk sembuh sangat tinggi. Yang terpenting adalah mengenali gejala sejak dini, memahami faktor risiko, dan segera memeriksakan diri jika ada tanda-tanda yang mencurigakan.Â
Dengan perawatan medis yang canggih dan penanganan yang cepat, banyak pasien Limfoma Hodgkin dapat hidup panjang dan sehat setelah diagnosis.
Referensi:
1. American Cancer Society. "Hodgkin Lymphoma Early Detection, Diagnosis, and Staging."Â [www.cancer.org](https://www.cancer.org/cancer/hodgkin-lymphoma.html).
2. Mayo Clinic. "Hodgkin's Lymphoma: Symptoms and Causes." [www.mayoclinic.org](https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hodgkins-lymphoma/symptoms-causes/syc-20352646).
3. National Cancer Institute. "Adult Hodgkin Lymphoma Treatment (PDQ®)." [www.cancer.gov](https://www.cancer.gov/types/lymphoma/patient/adult-hodgkin-treatment-pdq).
4. WebMD. "What Is Hodgkin’s Lymphoma?" [www.webmd.com](https://www.webmd.com/cancer/hodgkins-lymphoma).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H