Kemudian, Rina mulai merasakan perubahan. Tidak hanya pada keuangannya yang lebih terkendali, tetapi juga pada batinnya yang terasa lebih tenang. Ia tidak lagi dikejar-kejar oleh keinginan untuk selalu memiliki barang terbaru.
Lebih dari itu, Rina mulai menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana---membaca buku, berjalan di taman, atau memasak makanan sehat di rumah.
Perlahan, Rina juga menyadari bahwa kekayaan batin tidak bisa diukur dengan materi. Frugal living membantunya untuk melihat bahwa yang benar-benar berharga adalah waktu dan perhatian yang kita berikan pada hal-hal yang kita cintai, bukan pada barang-barang yang hanya memuaskan ego sementara.
Sejahtera Tidak Selalu Soal Uang
Konsep frugal living juga mengajarkan bahwa kesejahteraan tidak selalu berhubungan dengan uang. Dalam arti yang lebih mendalam, sejahtera adalah rasa cukup merasa bahagia dan puas dengan apa yang kita miliki, baik itu dalam hal materi maupun pengalaman hidup.
Rina belajar untuk lebih menghargai momen-momen kecil yang sering ia abaikan sebelumnya. Waktu bersama keluarga, tertawa bersama teman, atau bahkan merenung sendirian sambil menikmati teh hangat di sore hari---semua itu memberinya rasa kedamaian yang selama ini ia cari.
Frugal living membawa Rina pada pemahaman baru tentang kesejahteraan batin. Ia mulai mempraktikkan meditasi, menjaga keseimbangan hidup antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta mulai lebih perhatian pada kesehatan mentalnya.
Alih-alih terjebak dalam pola hidup yang menekankan pada pencapaian materi, ia mulai menemukan kebahagiaan yang lebih sejati melalui kesederhanaan.
Bagaimana Frugal Living Mengubah Hidup Kita
Rina bukan satu-satunya orang yang menemukan makna baru melalui frugal living. Banyak orang di seluruh dunia mulai beralih pada gaya hidup ini sebagai respons terhadap tekanan hidup modern yang serba cepat dan penuh konsumsi.
Hidup hemat bukan hanya soal mengurangi pengeluaran, tetapi juga memperbaiki hubungan kita dengan waktu, uang, dan lingkungan sekitar.