Setiap tahun, tanggal 28 September diperingati sebagai Hari Rabies Sedunia. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang rabies, sebuah penyakit yang mematikan namun dapat dicegah dengan vaksinasi.
Rabies masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia dan hewan di banyak negara, termasuk Indonesia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rabies menyebabkan ribuan kematian setiap tahun, terutama di negara berkembang dengan akses terbatas terhadap vaksin dan perawatan medis.
Apa Itu Rabies?
Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh virus rabies yang menyerang sistem saraf pusat, baik pada manusia maupun hewan. Virus ini biasanya ditularkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi, terutama anjing, kucing, kelelawar, dan beberapa hewan liar lainnya.
Setelah terinfeksi, virus rabies akan menyebar melalui saraf menuju otak, menyebabkan peradangan akut dan, jika tidak segera ditangani, berakhir dengan kematian.
Gejala awal rabies seringkali mirip dengan flu, seperti demam, sakit kepala, dan kelelahan. Namun, seiring berjalannya waktu, gejala akan berkembang menjadi lebih serius, seperti halusinasi, kelumpuhan, hidrofobia (takut air), dan akhirnya koma. Jika gejala rabies sudah muncul, penyakit ini hampir selalu berujung fatal.
Mengapa Hari Rabies Sedunia Penting?
Hari Rabies Sedunia menjadi momen penting untuk meningkatkan kesadaran dan edukasi masyarakat tentang pencegahan rabies. Tema tahun ini, "Satu Kesehatan, Nol Kematian Rabies," menekankan pentingnya kolaborasi antara sektor kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan untuk mengurangi risiko rabies.
Upaya global untuk mengendalikan rabies berfokus pada pemberian vaksin pada hewan, terutama anjing yang menjadi sumber utama penularan ke manusia.
Di sisi lain, edukasi tentang cara menghindari gigitan hewan, serta pentingnya vaksinasi setelah terpapar, menjadi langkah krusial dalam mencegah penyebaran virus ini.