Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hari Rabies Sedunia: Tantangan dan Penanggulangannya di Indonesia

28 September 2024   07:50 Diperbarui: 28 September 2024   13:28 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemberian vaksin Rabies pada Hewan (sumber gambar: Liputan6.com)


Setiap tahun, tanggal 28 September diperingati sebagai Hari Rabies Sedunia. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang rabies, sebuah penyakit yang mematikan namun dapat dicegah dengan vaksinasi.

Rabies masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia dan hewan di banyak negara, termasuk Indonesia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rabies menyebabkan ribuan kematian setiap tahun, terutama di negara berkembang dengan akses terbatas terhadap vaksin dan perawatan medis.

Apa Itu Rabies?

Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh virus rabies yang menyerang sistem saraf pusat, baik pada manusia maupun hewan. Virus ini biasanya ditularkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi, terutama anjing, kucing, kelelawar, dan beberapa hewan liar lainnya.

Setelah terinfeksi, virus rabies akan menyebar melalui saraf menuju otak, menyebabkan peradangan akut dan, jika tidak segera ditangani, berakhir dengan kematian.

Gejala awal rabies seringkali mirip dengan flu, seperti demam, sakit kepala, dan kelelahan. Namun, seiring berjalannya waktu, gejala akan berkembang menjadi lebih serius, seperti halusinasi, kelumpuhan, hidrofobia (takut air), dan akhirnya koma. Jika gejala rabies sudah muncul, penyakit ini hampir selalu berujung fatal.

Mengapa Hari Rabies Sedunia Penting?

Hari Rabies Sedunia menjadi momen penting untuk meningkatkan kesadaran dan edukasi masyarakat tentang pencegahan rabies. Tema tahun ini, "Satu Kesehatan, Nol Kematian Rabies," menekankan pentingnya kolaborasi antara sektor kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan untuk mengurangi risiko rabies.

Upaya global untuk mengendalikan rabies berfokus pada pemberian vaksin pada hewan, terutama anjing yang menjadi sumber utama penularan ke manusia.

Di sisi lain, edukasi tentang cara menghindari gigitan hewan, serta pentingnya vaksinasi setelah terpapar, menjadi langkah krusial dalam mencegah penyebaran virus ini.

Rabies di Indonesia: Tantangan dan Upaya Penanggulangan

Indonesia adalah salah satu negara dengan kasus rabies yang masih tinggi, terutama di daerah pedesaan di mana akses terhadap layanan kesehatan dan vaksin rabies terbatas.

Meskipun upaya pemberantasan rabies melalui vaksinasi hewan dan edukasi masyarakat terus dilakukan, tantangan seperti kurangnya kesadaran dan keterbatasan anggaran masih menjadi hambatan.

Program vaksinasi hewan peliharaan, khususnya anjing, kucing, dan kera, sangat penting untuk memutus rantai penularan. Selain itu, peningkatan fasilitas vaksinasi rabies untuk manusia di berbagai daerah juga harus menjadi prioritas, terutama di wilayah yang masih rawan rabies.

Langkah Pencegahan Rabies yang Perlu Anda Ketahui

1. Vaksinasi Hewan Peliharaan:

Vaksinasi rutin terhadap anjing, kucing, dan hewan peliharaan lainnya adalah cara terbaik untuk melindungi mereka dari rabies. Hewan yang divaksin juga membantu mencegah penyebaran virus kepada manusia.

2. Hindari Kontak dengan Hewan Liar atau Tak Dikenal:

Jangan sembarangan menyentuh atau memberi makan hewan liar, seperti anjing liar atau kucing yang tidak jelas asal-usulnya. Jika terjadi kontak, segera cuci luka dengan sabun dan air mengalir, lalu dapatkan vaksinasi secepat mungkin.

3. Vaksinasi Pasca Paparan (Post-Exposure Prophylaxis):

Jika Anda tergigit atau tercakar hewan yang dicurigai terinfeksi rabies, segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan vaksinasi pasca paparan. Tindakan cepat ini sangat penting untuk mencegah virus masuk ke sistem saraf.

4. Edukasi Masyarakat:

Edukasi tentang cara mengenali gejala rabies pada hewan dan langkah-langkah pertolongan pertama setelah gigitan hewan perlu ditingkatkan. Kampanye yang melibatkan sekolah, komunitas, dan media sosial dapat membantu menyebarkan informasi ini lebih luas.

Menghapus Rabies: Kolaborasi untuk Masa Depan Bebas Rabies

Pemberantasan rabies bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau lembaga kesehatan, tetapi juga membutuhkan partisipasi aktif masyarakat. Kolaborasi antara pemerintah, organisasi kesehatan, petugas medis, dokter hewan, dan masyarakat sangat penting untuk mencapai target dunia bebas rabies.

Hari Rabies Sedunia mengingatkan kita bahwa rabies adalah penyakit yang dapat dicegah sepenuhnya. Dengan vaksinasi, edukasi, dan tindakan cepat setelah paparan, kita dapat bersama-sama mengurangi angka kematian akibat rabies hingga nol.

Rabies mungkin terdengar seperti penyakit yang jauh dari kehidupan sehari-hari, namun kenyataannya masih menjadi ancaman nyata, terutama di negara-negara berkembang. Dengan memanfaatkan momentum Hari Rabies Sedunia, kita diingatkan akan pentingnya vaksinasi dan edukasi untuk mencegah penyebaran penyakit mematikan ini.

Mari bergandengan tangan untuk mewujudkan dunia yang lebih aman, bebas dari rabies, demi kesehatan kita dan generasi mendatang.

Referensi :

1. World Health Organization (WHO). (2023). "Rabies Fact Sheet." [https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/rabies]

2. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2022). "Rabies: Causes, Symptoms, and Prevention." [https://www.cdc.gov/rabies/]

3. OIE (World Organisation for Animal Health). (2023). "Rabies: Understanding the Global Threat." [https://www.oie.int/en/disease/rabies/]

4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia  . (2023). "Strategi Nasional Pengendalian Rabies di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun