Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Tips Efektif Menghadapi Anak Tantrum: Tetap Tenang dan Sabar

24 September 2024   15:59 Diperbarui: 24 September 2024   16:53 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak Tantrum (sumber gambar: Freepik)


Tantrum adalah ledakan emosi yang biasa dialami anak-anak, terutama di usia balita. Mereka mungkin menangis, berteriak, memukul, atau bahkan melempar barang ketika menghadapi situasi yang membuat mereka merasa frustrasi atau tidak nyaman.

Sebagai orang tua, menghadapi anak yang tantrum bisa sangat melelahkan, namun penting untuk mengatasinya dengan cara yang tepat agar anak bisa belajar mengendalikan emosinya.

Berikut adalah beberapa tips efektif dikutip dari beberapa sumber yang bisa diterapkan saat menghadapi anak tantrum, sehingga situasi bisa dikelola dengan lebih tenang dan positif.

1. Tetap Tenang dan Jangan Ikut Emosi

Ketika anak mulai tantrum, reaksi pertama yang harus diingat adalah tetap tenang. Anak cenderung meniru perilaku orang tuanya, jadi jika kamu panik atau marah, hal tersebut bisa memperburuk situasi.

Tarik napas dalam-dalam, atur emosi, dan hadapi situasi dengan sabar. Dengan menjaga ketenangan, kamu bisa lebih rasional dalam menangani tantrum dan memberikan contoh yang baik kepada anak.

2. Berikan Anak Ruang untuk Tenang

Saat anak mulai tantrum, seringkali mereka hanya butuh waktu untuk meluapkan emosi yang mereka rasakan. Memberikan mereka ruang atau waktu untuk menenangkan diri bisa menjadi solusi yang efektif.

Hindari memberi terlalu banyak instruksi atau teguran saat mereka sedang berada di puncak emosinya, karena hal itu biasanya tidak akan diterima dengan baik.

3. Pahami Penyebab Tantrum

Anak-anak belum memiliki kemampuan penuh untuk mengungkapkan perasaan atau keinginan mereka dengan kata-kata. Oleh karena itu, tantrum sering kali terjadi ketika mereka merasa frustrasi, lelah, lapar, atau terjebak dalam situasi yang mereka tidak bisa kendalikan.

Memahami penyebab tantrum bisa membantu kamu merespons dengan cara yang lebih efektif. Misalnya, jika anak tantrum karena lapar, beri mereka makan, atau jika mereka terlalu lelah, cobalah mengajak mereka istirahat.

4. Jangan Berikan Apa yang Mereka Mau di Tengah Tantrum

Sangat penting untuk tidak menyerah pada permintaan anak ketika mereka sedang tantrum. Jika kamu memberikan apa yang mereka mau, mereka akan belajar bahwa tantrum adalah cara yang efektif untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

Sebaliknya, tetaplah konsisten dengan aturan yang telah ditetapkan, namun bicarakan dengan tenang setelah anak tenang. Jelaskan bahwa berteriak atau menangis tidak akan membantu mereka mendapatkan apa yang diinginkan.

5. Alihkan Perhatian Anak

Salah satu cara efektif untuk menghentikan tantrum adalah dengan mengalihkan perhatian anak. Misalnya, kamu bisa menunjukkan mainan favorit mereka, mengajak mereka melihat sesuatu yang menarik, atau menyanyikan lagu yang mereka sukai.

Dengan mengalihkan fokus mereka, anak akan lebih mudah melupakan penyebab frustrasinya dan kembali tenang.

6. Peluk dan Tenangkan Anak

Dalam beberapa kasus, pelukan bisa menjadi cara ampuh untuk menenangkan anak yang sedang tantrum. Sentuhan fisik yang lembut, seperti pelukan, dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi anak.

Namun, pastikan kamu memberi pelukan dengan suasana hati yang tenang. Jika anak menolak dipeluk, jangan memaksanya, tunggu hingga mereka siap.

7. Ajari Anak Cara Menyampaikan Emosi

Tantrum sering terjadi karena anak belum tahu cara yang tepat untuk mengekspresikan perasaan mereka. Kamu bisa mulai mengajarkan anak cara menyampaikan emosi dengan kata-kata.

Misalnya, ajari mereka untuk mengatakan "Aku sedih" atau "Aku marah" daripada menangis atau berteriak. Selain itu, ajari mereka teknik sederhana untuk menenangkan diri, seperti menarik napas dalam-dalam atau menghitung hingga sepuluh saat merasa marah.

8. Beri Pujian Saat Anak Berperilaku Baik

Ketika anak berhasil mengendalikan emosinya atau menenangkan diri tanpa tantrum, beri mereka pujian. Ini akan memperkuat perilaku positif dan membuat anak lebih termotivasi untuk menahan emosinya di masa depan.
Pujian seperti, "Kamu hebat bisa tenang sendiri tadi" dapat memberikan dorongan positif bagi anak.

9. Hindari Memarahi atau Menghukum Saat Tantrum

Memarahi atau menghukum anak saat mereka sedang tantrum jarang sekali memberikan hasil yang baik. Ini hanya akan membuat anak merasa semakin tidak dimengerti dan bisa memperpanjang atau memperburuk tantrum.

Lebih baik berfokus pada memberikan pengertian setelah tantrum selesai dan ajarkan cara yang lebih baik untuk mengelola perasaan mereka.

10. Jaga Konsistensi dalam Aturan dan Rutinitas

Anak-anak merasa lebih nyaman dan aman jika mereka memiliki rutinitas yang konsisten dan jelas. Ketika aturan dan rutinitas dijaga dengan baik, anak akan tahu apa yang diharapkan dan lebih mudah memahami batasan yang diberikan.

Hal ini dapat membantu mencegah tantrum yang disebabkan oleh kebingungan atau ketidakjelasan mengenai apa yang diharapkan dari mereka.

Menghadapi anak tantrum adalah bagian dari tantangan menjadi orang tua, namun dengan pemahaman dan pendekatan yang tepat, kamu bisa membantu anak mengatasi emosinya dengan lebih baik.

Tetaplah tenang, berikan mereka ruang, dan bantu mereka mengembangkan cara yang lebih baik untuk mengekspresikan perasaannya. Ingat, tantrum adalah tahap perkembangan normal yang akan berkurang seiring waktu, dan kesabaran serta konsistensi dari orang tua akan sangat membantu proses ini.

Dengan menggunakan tips di atas, kamu dapat membangun lingkungan yang mendukung perkembangan emosional anak dan mengurangi frekuensi serta intensitas tantrum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun