Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Vasektomi, Budaya Patriarki, dan Strategi Sosialisasi

22 September 2024   06:05 Diperbarui: 24 September 2024   09:11 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Vasektomi merupakan salah satu metode kontrasepsi permanen yang sangat efektif untuk pria. Prosedur ini melibatkan pemotongan atau penyumbatan saluran sperma (vas deferens) sehingga sperma tidak dapat mencapai semen yang dikeluarkan saat ejakulasi.

Meski terbukti aman, efektif, dan relatif sederhana, kontrasepsi vasektomi masih tergolong sepi peminat, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Lantas, apa yang menjadi penyebab rendahnya penggunaan metode ini, dan strategi apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap vasektomi?

Vasektomi: Kontrasepsi yang Efektif dan Aman

Sebagai metode kontrasepsi permanen, vasektomi memiliki tingkat keberhasilan yang hampir mencapai 99%. 

Selain itu, prosedur ini relatif cepat, biasanya hanya memerlukan waktu sekitar 15-30 menit, dan tidak mempengaruhi fungsi seksual pria, seperti ereksi atau kemampuan orgasme.

Namun, meskipun secara medis vasektomi adalah solusi kontrasepsi yang unggul, jumlah pria yang memilih vasektomi sangat rendah dibandingkan dengan metode kontrasepsi lainnya, seperti pil KB atau IUD (spiral) yang umumnya digunakan oleh wanita.

Penyebab Vasektomi Sepi Peminat

Ada beberapa alasan yang menyebabkan vasektomi kurang diminati oleh pria, di antaranya:

Kurangnya Edukasi dan Informasi

Banyak pria yang masih memiliki pemahaman yang salah tentang vasektomi. Mitos bahwa vasektomi akan menurunkan kejantanan atau mengurangi gairah seksual masih tersebar luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun