Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Problematika Multitasking, Produktivitas, dan Solusinya

13 September 2024   14:09 Diperbarui: 13 September 2024   14:13 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan modern yang serba cepat, multitasking telah menjadi kebiasaan umum bagi banyak orang. Dari mengirim pesan teks sambil mendengarkan podcast hingga bekerja sambil memeriksa media sosial, multitasking dianggap sebagai cara yang efisien untuk menyelesaikan lebih banyak tugas dalam waktu singkat. 

Namun, benarkah manusia mampu melakukan multitasking dengan efektif? Artikel ini akan membahas pandangan ilmiah terkait multitasking, bagaimana otak manusia bekerja, serta dampaknya terhadap produktivitas dan kinerja.

Apa Itu Multitasking?

Secara sederhana, multitasking adalah kemampuan untuk melakukan dua atau lebih tugas secara bersamaan. Sebagai contoh, mengetik email sambil berbicara di telepon, atau membaca dokumen sambil memutar musik. 

Dalam teori, multitasking terdengar sebagai cara yang ideal untuk menyelesaikan banyak hal, namun kenyataannya tidak sesederhana itu.

Bagaimana Otak Manusia Bekerja?

Penelitian menunjukkan bahwa otak manusia sebenarnya tidak dirancang untuk melakukan multitasking dalam arti yang sebenarnya. 

Menurut sebuah studi dari American Psychological Association (APA), otak manusia bekerja paling baik ketika fokus pada satu tugas dalam satu waktu. Ketika kita berusaha melakukan lebih dari satu hal sekaligus, otak tidak benar-benar melakukan multitasking, tetapi berpindah-pindah dengan cepat dari satu tugas ke tugas lainnya. Proses ini disebut "task switching".

Dalam sebuah studi yang diterbitkan oleh Journal of Experimental Psychology, peneliti menemukan bahwa task switching membutuhkan waktu dan mengurangi efisiensi. Setiap kali otak berpindah tugas, dibutuhkan waktu tambahan untuk "beralih fokus" dan memproses informasi yang baru. 

Hal ini menyebabkan penurunan produktivitas, meskipun banyak orang merasa bahwa mereka sedang menyelesaikan lebih banyak hal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun