Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Masalah Obesitas, Penyebab, dan Pencegahannya

25 Agustus 2024   17:18 Diperbarui: 25 Agustus 2024   17:35 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang anak dengan obesitas (sumber gambar: Freepik)

Masalah obesitas di Indonesia semakin menjadi perhatian utama dalam beberapa tahun terakhir.

Obesitas, atau kelebihan berat badan, merupakan kondisi di mana seseorang memiliki penumpukan lemak tubuh yang berlebihan hingga dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan.

Di Indonesia, prevalensi obesitas meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup dan pola makan masyarakat.

Peningkatan Prevalensi Obesitas

Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, prevalensi obesitas pada orang dewasa di Indonesia terus meningkat. 

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa prevalensi obesitas pada orang dewasa mencapai 21,8%, meningkat signifikan dari 15,4% pada tahun 2013. 

Peningkatan ini terjadi baik di perkotaan maupun di pedesaan, meskipun angka prevalensi lebih tinggi di wilayah perkotaan.


Obesitas juga menjadi masalah yang semakin banyak ditemukan pada anak-anak dan remaja di Indonesia. Angka obesitas pada anak usia 5-12 tahun mencapai 18,8%, sementara pada remaja usia 13-15 tahun mencapai 10,8%. 

Kondisi ini mengkhawatirkan karena obesitas pada usia dini dapat memicu berbagai masalah kesehatan di masa dewasa.

Penyebab Utama Obesitas di Indonesia

Beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap peningkatan angka obesitas di Indonesia antara lain:

1. Perubahan Pola Makan:

Gaya hidup modern dengan akses mudah ke makanan cepat saji (fast food) dan minuman manis berkalori tinggi telah mengubah pola makan masyarakat Indonesia.

Konsumsi makanan tinggi lemak, gula, dan karbohidrat sederhana menjadi lebih umum, sementara konsumsi buah dan sayuran cenderung menurun.

2. Kurangnya Aktivitas Fisik:

Urbanisasi dan perkembangan teknologi turut berperan dalam menurunkan tingkat aktivitas fisik masyarakat.

Penggunaan kendaraan bermotor, duduk lama di depan komputer atau televisi, serta kurangnya kebiasaan olahraga, semua berkontribusi pada penurunan aktivitas fisik yang bisa menyebabkan obesitas.

3. Faktor Genetik dan Lingkungan:

Faktor genetik juga berperan dalam risiko obesitas. Anak-anak dari orang tua yang obesitas cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk menjadi obesitas.

Selain itu, lingkungan yang tidak mendukung gaya hidup sehat, seperti kurangnya fasilitas olahraga atau kebiasaan makan yang buruk dalam keluarga, juga dapat meningkatkan risiko obesitas.

Dampak Kesehatan dari Obesitas

Obesitas meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, hipertensi, penyakit jantung, stroke, dan beberapa jenis kanker.

Selain itu, obesitas juga dapat menyebabkan masalah psikologis seperti rendahnya rasa percaya diri dan depresi.

Pada anak-anak, obesitas dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan, serta meningkatkan risiko penyakit kronis di kemudian hari.

Upaya Pencegahan dan Pengendalian

Untuk mengatasi masalah obesitas, diperlukan pendekatan multi-sektoral yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:

1. Edukasi dan Kampanye Gizi Seimbang:
 
Masyarakat perlu dididik tentang pentingnya pola makan yang sehat dan seimbang. Kampanye untuk mengurangi konsumsi makanan tinggi kalori dan gula, serta meningkatkan asupan sayur, buah, dan makanan berserat tinggi harus diperkuat.

2. Promosi Aktivitas Fisik:

Pemerintah dan komunitas perlu mendorong masyarakat untuk lebih aktif secara fisik, misalnya dengan menyediakan fasilitas olahraga yang mudah diakses dan mempromosikan kegiatan olahraga di sekolah maupun di tempat kerja.

3. Pengendalian Pemasaran Makanan Tidak Sehat:
 
Pembatasan iklan makanan tidak sehat yang ditargetkan kepada anak-anak, serta pengaturan label gizi pada produk makanan, dapat membantu mengurangi konsumsi makanan yang tidak sehat.

4. Intervensi di Sekolah:

Program kesehatan di sekolah, seperti penyediaan makanan sehat di kantin dan edukasi tentang gizi, bisa membantu mencegah obesitas pada anak-anak.

Masalah obesitas di Indonesia adalah tantangan kesehatan masyarakat yang kompleks dan terus meningkat.

Dengan kombinasi intervensi yang tepat, termasuk edukasi, promosi gaya hidup sehat, dan pengendalian makanan tidak sehat, diharapkan prevalensi obesitas dapat ditekan dan masyarakat Indonesia dapat hidup lebih sehat dan produktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun