Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Disaksikan Anak: Waspadai 6 Dampaknya

20 Agustus 2024   09:29 Diperbarui: 20 Agustus 2024   09:31 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kekerasan dalam rumah tangga di depan anak (Sumber gambar: Freepik)


Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) bukan hanya berdampak pada korban langsung, tetapi juga memberikan efek yang signifikan bagi anak-anak yang menjadi saksi dari kekerasan tersebut.

Menyaksikan KDRT dapat mempengaruhi perkembangan mental, emosional, dan sosial anak-anak, serta menimbulkan dampak jangka panjang yang serius.

Berikut adalah enam dampak utama yang harus diwaspadai ketika anak menyaksikan KDRT seperti dilansir di laman Psychology Today:

1. Masalah Kesehatan Mental

Anak-anak yang menyaksikan KDRT cenderung mengalami masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).

Rasa takut dan tidak aman yang dirasakan anak akibat melihat kekerasan di rumah dapat berkembang menjadi gangguan mental yang serius, mempengaruhi kesejahteraan mereka hingga dewasa.

Menurut studi yang dilakukan oleh CDC, anak-anak yang terpapar KDRT memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan gangguan psikologis di masa depan

2. Perilaku Agresif dan Antisosial

Dampak lain yang sering terlihat adalah munculnya perilaku agresif dan antisosial pada anak. Mereka mungkin meniru perilaku kasar yang mereka saksikan, sehingga meningkatkan risiko mereka untuk terlibat dalam tindakan kekerasan di kemudian hari, baik sebagai pelaku maupun korban.

Anak laki-laki yang menyaksikan KDRT cenderung lebih mungkin menjadi pelaku kekerasan saat dewasa, sedangkan anak perempuan lebih rentan menjadi korban

3. Kesulitan Dalam Masalah Akademik

Menyaksikan KDRT juga dapat berdampak negatif pada prestasi akademik anak. Mereka mungkin mengalami kesulitan konsentrasi, penurunan motivasi belajar, dan penurunan performa akademik.

Anak-anak yang berada dalam situasi ini sering kali mengalami penurunan nilai sekolah dan memiliki keterampilan kognitif yang terganggu.

Hal ini terkait dengan gangguan emosional dan mental yang mereka alami akibat paparan kekerasan

4. Gangguan Fisik

Paparan KDRT juga bisa berdampak pada kesehatan fisik anak. Mereka mungkin mengalami gejala psikosomatis seperti sakit kepala, sakit perut, dan gangguan tidur, seperti insomnia atau mimpi buruk.

Gejala-gejala ini merupakan manifestasi fisik dari stres dan trauma yang mereka alami akibat menyaksikan kekerasan

5. Gangguan Hubungan Sosial

Anak-anak yang menyaksikan KDRT sering kali memiliki kesulitan dalam membangun hubungan sosial yang sehat.

Mereka mungkin menjadi tertutup, sulit mempercayai orang lain, atau mengalami kesulitan dalam menjalin pertemanan.

Selain itu, mereka juga bisa menunjukkan perilaku menarik diri dari lingkungan sosial atau bahkan menunjukkan perilaku bullying terhadap teman sebaya

6. Risiko Mengulangi Siklus Kekerasan

Salah satu dampak paling berbahaya dari menyaksikan KDRT adalah kemungkinan anak-anak tersebut akan mengulangi siklus kekerasan di masa depan.

Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan kekerasan cenderung melihat kekerasan sebagai cara yang normal untuk menyelesaikan konflik, sehingga mereka lebih mungkin untuk terlibat dalam hubungan yang kasar baik sebagai korban maupun pelaku ketika dewasa

KDRT tidak hanya merusak hubungan pasangan tetapi juga memiliki dampak yang sangat merusak pada anak-anak yang menjadi saksi.

Oleh karena itu, sangat penting bagi para orang tua, pengasuh, dan masyarakat untuk memberikan perhatian khusus terhadap kesejahteraan anak-anak yang hidup dalam lingkungan KDRT.

Intervensi dini, dukungan emosional, dan perlindungan yang tepat sangat penting untuk membantu anak-anak ini mengatasi trauma mereka dan mencegah siklus kekerasan berlanjut ke generasi berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun