Raja berkata "Hai Abu Nawas, mana lembu berjenggot yang pandai bicara itu?" Abu Nawas kemudian menunjuk enam orang yang dibawanya, sambil berkata "Inilah mereka, tuanku Syah Alam."
"Hai Abu Nawas apa yang kau tunjukan kepadaku itu?"
"Ya, Tuanku Syah Alam. Tanyalah pada mereka hari apa sekarang."
Sebelum bertanya, raja dan hadirin yang hadir di istana pun semua tertawa melihat Abu Nawas yang membawa orang orang muda ke istana bukannya lembu berjenggot yang pandai bicara yang dia hadirkan. Namun Abu Nawas tetap tenang dengan suasana istana yang riuh mengolok olokan dirinya
Raja kemudian bertanya kepada ke enam orang tersebut, dan mereka memiliki jawaban yang berbeda beda
Selanjutnya Abu Nawas kembali berkata "Jika mereka manusia, tentunya tahu hari ini hari apa. Apalagi jika tuanku menanyakan hari yang lainnya, akan tambah pusing mereka. Maka menurut tuanku, manusia atau hewan kah mereka ini?. Inilah lembu berjenggot yang pandai bicara itu, Tuanku."
Kemudian raja merasa heran melihat Abu Nawas yang pandai melepaskan diri dari ancaman hukuman. Kemudian sebagai bentuk penghargaan raja memberikan hadiah 5000 dinar kepada Abu Nawas.
Itulah cerita humor  Abu Nawas yang cerdas dalam menghadapi berbagai persoalan khususnya tantangan Raja Harun Al-Rasyid
Dalam cerita humor tersebut mengandung dua makna yang dapat kita ambil sebagai hikmah diantaranya:
1. Bahwa manusia yang baik itu adalah ketika ada keselarasan antara perkataan dan perbuatan.
Dalam menilai manusia tidak selalu dilihat dari penampilan luarnya saja. Yang paling baik dari sisi Allah SWT adalah mereka yang bertaqwa.Â
Adakalanya penampilannya sederhana namun berjiwa taqwa, terkadang ada juga penampilan seperti orang bijaksana dan taqwa namun ternyata kenyataan berbeda.Â
Hal tersebut tercermin dalam cerita Abu Nawas yang menjelaskan tentang manusia yang diibaratkan "6 lembu berjenggot" itu ternyata tidak mempunyai ilmu pengetahuan yang baik, dan hanya pandai berbicara saja