Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Demensia Frontotemporal, Penyakit yang Diderita Aktor Bruce Willis

21 Februari 2023   17:09 Diperbarui: 21 Februari 2023   17:12 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gejala Demensia Frontotemporal (gambar by Gerd Altmann: pixabay)

Aktor Hollywood Bruce Willis kini hanya bisa berbaring, dia lebih banyak diam dipembaringan,  karena tubuhnya lemah dan kesulitan untuk berkomunikasi dan berinteraksi. Sudah setahun ini penyakit tersebut  menjakiti tubuhnya. Dan sekarang kondisinya semakin memburuk. Namun setidaknya keluaraga kini merasa tenang karena  penyakitnya sudah terdiagnosa,  namanya Demensia Frontotemporal

Demensia Frontotemporal ganguan yang menyerang sel saraf otak

Seperti dukutip dari laman Mayo Klinik, Demensia Frontotemporal adalah istilah umum untuk sekelompok  gangguan otak, yang terutama mempengaruhi sel saraf otak lobus frontal dan temporal otak. Area otak ini umumnya mempengaruhi  kepribadian, prilaku, dan bahasa.

Pada demensia frontotemporal, bagian dari lobus mengalami penyusutan. Tanda dan gejala bervariasi, tergantung kepada bagian otak  mana yang terpengaruh. Beberapa orang yang terjangkit demensia frontotemporal akan mengalami perubahan dramatis dalam kepribadian mereka.

Gejala prilaku umum demensia frontotemporal seperti dilansir dari lama healthline diantaranya:

  • impulsive atau menarik diri secara emosional dari oranglain
  • beberapa diantaranya mengalami kehilangan kemampuan berkomunikasi dan sulit menggunakan bahasa dengan benar
  • Apatis, atau kurangnya minat atau antusiasme dalam kegiatan
  • Mengabaikan kebersihan dan perawatan pribadi

Gejala terkait bahasa yang umum meliputi:

  • Kesulitan memahami ucapan atau berbicara
  • Sulit mengingat  bahasa
  • Kehilanagan kemampuan membaca dan menulis
  • Kesulitan dalam interaksi sosial

Penyakit ini umumnya menyerang usia muda antara usia 45-60 tahun. Sampai saat ini penelitian yang dilakukan para ahli kesehatan dunia belum menemukan penyebab demensia frontotemporal. Namun riwayat keluarga dipercaya menjadi salahsatu factor resiko penyakit ini, meski belum bisa dibuktikan sepenuhnya

Jenis Demensia Frontemporal

Penyakit Demensia Frontemporal menurut dokter peneliti seperti dikutip healthline memiliki 3 jenis katrgori:

  • Pertama, Demensia Frontemporal varian prilaku: jenis ini mempengaruhi kepribadian dan prilaku
  • Kedua, Aphasia progresif primer: pada jenis ini pertama tama mempengaruhi ucapan dan kemudian prilaku
  • Ketiga, Aphasia nonfluent progresif: pada varian ini menyebabkan orang kehilangan kemampuan untuk mengingingat dan berbicara dengan kata kata

Penanganan dan Pencegahan

Sampai saat ini belum ada obat yang dapat mengobati penyakit yang menyerang sel saraf otak tersebut. Namun dalam menangani penderita Demensia Frontotemporal, menurut dokter spesialis neurologi Rumah Sakit Sawah Besar dr. Andre Sp.N seperti dikutip Antara, ada hal yang harus dilakukan  diantaranya sebagai berikut:

  • Terapi obat yang fungsinya hanya untuk meringankan gejala yang timbul seperti gelisah, atau tindakan menggangu orang disekitarnya
  • Melakukan aktifitas fisik sebanyak 150 menit perminggu, misalnya dengan melakukan senam aerobic, jalan kaki, bersepeda, yoga, atau berkebun
  • Memakan makanan sehat dengan melakukan diet yang seimbang, kurangi alcohol, tidak merokok, dan melakukan brain chekup untuk memeriksa fungsi otak secara dini dan rutin

Untuk Pencegahannya supaya kita tidak terkena penyakit Demensia Frontotemporal, dokter Andre menyarankan agar bermain Puzzle dan belajar bahasa baru atau instrument music, dan terlibat dalam percakapan selama 30 menit atau lebih dalam sehari

Itulah sekilas mengenal penyakit Demensia Frontemporal dan cara pencegahannya. Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun