Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filosofi Permainan Lato-lato, dan Ramalan Pemilu 2024

2 Januari 2023   06:02 Diperbarui: 5 Januari 2023   18:53 5092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada sebuah kekhawatiran sebenarnya dari fenomena ini, yaitu apabila benturan bola bola lato lato tersebut karena sebab sesuatu hal misalnya bahan dari bola bola tersebut kurang kuat, yang pada akhirnya bisa jadi salahsatu bola tersebut pecah atau bisa jadi pecah keduanya. Dan pada akhirnya berdampak kepada keutuhan bangsa, Inilah yang tidak diharapkan.

Ketika hasilnya yang terjadi adalah perpecahan seperti periode sebelumnya pilkada atau pemilu  menghasilkan istilah cebong dan kampret yang memecahbelah rakyat karena politik identitas yang sengaja dihembuskan. Akan kah ini terulang kembali di tahun 2024 menjadi cebong dan kampret jilid dua?. Sepertinya Ramalan ini masih abu, masih tergantung pada kedewasaan para inohong partai partai politik negeri ini

Semoga saja Pemilu 2024  bola lato-lato tersebut bahannya kuat fleksibel tidak egois lebih mementingkan hasil suara yg berirama sehingga enak didengar dan dipandang dengan menggunakan gaya gaya manuper yang elegan, sportif dan siap menerima kekalahan demi kemenangan demokrasi bersama seluruh masyarakat Indonesia

Akhirnya dari filosofi permainan lato-lato tersebut setidaknya saya  berharap bahwa suara yang dihasilkan lato-lato yg difilosofis kan dengan suara wakil rakyat harus berdampak kepada kepentingan rakyat bukan malah sebaliknya. Semoga saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun