Ada sebuah kekhawatiran sebenarnya dari fenomena ini, yaitu apabila benturan bola bola lato lato tersebut karena sebab sesuatu hal misalnya bahan dari bola bola tersebut kurang kuat, yang pada akhirnya bisa jadi salahsatu bola tersebut pecah atau bisa jadi pecah keduanya. Dan pada akhirnya berdampak kepada keutuhan bangsa, Inilah yang tidak diharapkan.
Ketika hasilnya yang terjadi adalah perpecahan seperti periode sebelumnya pilkada atau pemilu  menghasilkan istilah cebong dan kampret yang memecahbelah rakyat karena politik identitas yang sengaja dihembuskan. Akan kah ini terulang kembali di tahun 2024 menjadi cebong dan kampret jilid dua?. Sepertinya Ramalan ini masih abu, masih tergantung pada kedewasaan para inohong partai partai politik negeri ini
Semoga saja Pemilu 2024 Â bola lato-lato tersebut bahannya kuat fleksibel tidak egois lebih mementingkan hasil suara yg berirama sehingga enak didengar dan dipandang dengan menggunakan gaya gaya manuper yang elegan, sportif dan siap menerima kekalahan demi kemenangan demokrasi bersama seluruh masyarakat Indonesia
Akhirnya dari filosofi permainan lato-lato tersebut setidaknya saya  berharap bahwa suara yang dihasilkan lato-lato yg difilosofis kan dengan suara wakil rakyat harus berdampak kepada kepentingan rakyat bukan malah sebaliknya. Semoga saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H