Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Komunitas, FBTI, dan Kepekaan Sosial

29 September 2020   15:00 Diperbarui: 29 September 2020   16:57 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini dibuat untuk memperingati Hari Komunitas Nasional yang jatuh setiap tanggal 28 September.

Sejak di deklarasikannya oleh Mentri Komunikasi dan Informatika pada saat itu Tifatul Sembiring pada tanggal 28 September 2013, Sejak saat itu sampai sekarng tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Komunitas Nasional

Sebuah Komunitas lahir dari kebutuhan yang sama dan visi yang sama. Dengan maksud utk mempererat silaturahmi dan sharing berbagi ilmu dalam kesamaan visinya.

Dengan latar belakang yang berbeda tentunya tak mudah untuk selalu berkomitmen dalam merajut kesamaan.

Kadang ada saja hal perbedaan cara pandang dalam menyikapinya. Tapi disinilah tantangannya. Semuanya membutuhkan kepekaan secara berjamaah.

Saya sendiri beberapa tahun ini aktif di beberapa komunitas yang bergerak dalam hal keberagaman, sosial, dan kemanusiaan

Forum Bhineka Tunggal Ika (FBTI) Tasikmalaya salahsatunya komunitas yang selama ini berkecimpung di dalamnya.

Lahir sejak tahun 2015, FBTI banyak berkiprah membongkar kesenjangan yang selama ini terjadi diantara berbagai pemeluk agama dan berkeyakinan

Aktip di dalamnya banyak hal yang didapat. Diantaranya melatih kepekaan sosial dan kemanusian.

Komunitas ini terdiri dari berbagai agama dan keyakinan, sehingga kami belajar menghargai diatas perbedaan. Melalui komunitas ini saya merasa benar benar berada di Indonesia yg Berbhineka Tunggal Ika

Dari setiap keragaman yang merupakan sunatullah kami semua belajar berempati dan saling menghargai. Ini yang membuat hidup lebih hidup

Kepekaan dalam berkomunitas tidak hanya harus dimiliki di internal komunitas itu sendiri, tapi juga merambah ke pekaan eksternal komunitas

Kita dituntut juga untuk menularkan semangat kebersamaan dalam keragaman ini ke mayarakat luas. Demi terciptanya kerukunan antar umat beragama dan internal umat beragama itu sendiri

Tidak hanya dalam ranah teori kami juga sering melakukan kegiatan aksi sosial seperti pengobatan gratis, pembagian sembako, dan juga mengadakan camping keberagaman, dan diskusi publik.

Tak lain ini merupakan bentuk kontribusi komunitas kami untuk selalu peka dan berkontribusi terhadap isu sosial yg berkembang di masyarakat

Dan tentunya sering melakukan obrolan obrolan ringan seputar permasalahan komunitas dan kontrol sosial yang terjadi di masyarakat sambil ngopi

Akhirnya peran masyarakat khususnya komunitas dalam membangun kesadaran masyarakat tidak bisa dipandang sebelah mata

Komunitas lahir sebagai bentuk inisiatif dan peran serta masyarakat dalam berkontribusi terhadap berbagai persoalan yang berkembang

Setidaknya apresiasi perlu dilakukan oleh pemerintah dalam mengakomodir eksistensinya. Ini diperlukan untuk memotivasi kiprahnya.

Karena bagaimanapun keberadaannya Komunitas merupakan aset masyarakat dan pemerintah juga untuk membangun Indonesia yang sejak dulu Berbhina Tunggal Ika.

Bangga rasanya menjadi manusia Indonesia yang kaya dengan keberagamannya.

Salam Komunitas..!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun