Â
Kutemukan lembaran kisah tentang sahabat
yg sedang berduka lara
kehilangan seseorang yg sangat dicintainya
Aku mencoba membaca kisahnya
Dan dia bercerita:
 Melihatmu bunda, aku tak kuasa,
Ingin rasanya menemanimu yang kini sudah terbujur kaku
Seminggu yang lalu Kau masih menatapku
Dengan rintihan dan genangan air mata
dan itu membuat rasa terhempas entah kemana
menggulung bagai awan senja
Ada yg ingin kau ucapkan
Tapi tak kelar, terhalang sakit yg menimpa
Sebulan yg lalu Kau pernah bercerita
tentang sebuah Kekhawatiran tentang diriku, masa depan,
Dan tentang rencana merangkai cinta membangun bahtera
Bahkan kekhawatiran itu kalahkan kesakitan ragamu yg terus mendera
Deraian air mata dan suara rintihanmu terus mengalir ke samudra, mengelegar memecah gelora rasa yg tak kunjung reda
Aku waktu itu tak tau harus seperti apa
Hanya berkelana dalam kebingungan sambil memegang erat doa doa yg kupanjatkan
Yang kuhembuskan di sepertiga malam
dan berharap ada  mukjizat keajaiban
Tapi Tuhan telah berkehendak lain
Rupanya ada kisah yg menanti dirimu disinggasanaNya
Kini kau telah tiada
Berpulang ke kharibaanNya
Aku kini ikhlas menerimanya
Dari kisah lara ini Â
Aku merasakan, bahwa kasih sayang bunda, seluas samudra.
Dan tak ada kisah baruÂ
Yang akan menggantikannya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H