Mohon tunggu...
Nahdhiyah
Nahdhiyah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menjemput Panggilan

19 Juli 2017   20:42 Diperbarui: 19 Juli 2017   20:47 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

www.jenius.com

Penikahanku suatu kesederhanaan yang istimewa. Menurutku aku wanita yang pantas untuk mendampinginya. Dan suamiku, dia adalah imam dunia akhirat yang terbaik untukku. Seperti dinyana yang baik akan mendapatkan yang baik pula. Suamiku seseorang yang tegas dan disiplin, tetapi dia begitu penyayang. Usia kita terpaut jauh 10 tahun. Apa pendapat kalian? Terlalu tua kah suamiku?, tetapi menurutku itu renggang waktu yang tepat, karena dia jodoh terbaikku.

Pekerjaannya seorang nahkoda kapal cargo, yang melintasi samudra membawa banyak barang. Dia seperti popeye yang selalu menyayangi olive walalu waktu dan jarak memisahkan. Sungguh indah pernikahanku.Namun setelah pernikahan, terjadi suatu kejadian buruk. Pekerjaannya terancam, perusahaan kapalnya mengalami kebangkrutan dan akhirnya suamiku pun menjadi pengangguran. Seketika itu aku sedang hamil.

Pontang panting dia mencari pekerjaan lagi, apapun ia kerjakan asal rezeki itu halal baginya dan keluarganya. Dari mulai pekerjaan serabutan sampai menjadi kuli bangunan. Sungguh dia sangat bekerja keras. Dan kerja kerasnya pun terbanyarkan dari doa dan tawakalnya. Akhirnya suamiku mendapatkan pekerjaan lagi di perusahaan kapal yang lebih besar. Dan anak kita pun lahir dengan selamat.

Waktu terus bergulir, akhirnya kita memutuskan untuk mendaftar haji. Pada saat itu banyak orang yang menghujat, terutama adik-adik suamiku. Mereka bilang, buat apa mendaftar haji mendingan buat beli mobil atau buat rumah saja. Para tetangga pun ikut mengomentari, ada yang bilang 'ah saya mah entar aja naik hajinya kalau udah jadi pensiun biar gak bentrok sama pekerjaaan'. Ada pula temanku yang berkata 'aku belum siap, aku masih belum bisa berpakaian tertutup'.

Aku faham sekali yang mereka fikirkan. Tapi bagi suamiku dan aku, itu suatu panggilan dari Allah. Tak terasa panggilan itu begitu nyata sekarang, suamiku dan aku dapat berangkat haji setelah 6 tahun mendaftar. Masyaallah, Allah maha   penyayang.

Suamiku bilang,'maafkan akuyang tak pernah membawamu keliling dunia, mengarungi samudra bersamaku. Ini sebuah kado pernikahan yang ke-17 tahun. Saksi cinta dunia akhiratku, dan kan kubawa istriku ke surga bersama ku'.

Siapa yang tak terbawa perasaan, seseorang yang dicintainya berkata seperti itu. Aku bahkan terharu sampai air mataku jatuh tak tahan menahan bahagia. Kesabarannya sungguh luar biasa.   

Sebuah impian terbaik, yang pernah dicapai. Kau tau bagaimana mencapainya?.  Jangan pernah menunda perbuatan baik, apapun itu. Berlomba-lomba lah dalam berbuat baik, maka insyaallah kebaikan akan selalu menghampirimu.

Jika dilihat sekarang, banyak orang yang menunda pendaftaran haji karena mengutamakan keperluan lainnya padahal, semakin sekarang perdaftarnya haji membutuhkan tenggat waktu yang panjang sampai puluhan tahun untuk bisa berangkat. Maka dari itu jangan tunda perbuatan perbuatan baik itu.

Utamakan lah hal yang lebih utama, adalah cara sebaik-baiknya mengatuh planing. Siapa yang tahu umur kita akan sampai di masa tua, adakah yang tahu?, dan tak seorang pun yang tahu.

Panggilan haji tak harus menunggu kapan kita dipanggilan oleh Allah. Jika begitu kapan Allah memanggil kita, dan apakah kita bisa memenuhinya. Maka jemputlah panggilan tersebut. Lepaskan sejenak urusan dunia kita.  

Dan sebuah impian harus diraih, dengan kesabaran :)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun