a. Merumuskan Strategi bisnis visi misi
Visi dan misi adalah elemen penting dalam merumuskan strategi bisnis untuk proposal makanan dessert box. Visi dan misi yang jelas dan terukur dapat membantu bisnis fokus pada tujuan jangka panjang dan mengembangkan strategi yang tepat untuk mencapainya. Berikut adalah contoh visi dan misi serta strategi bisnis untuk proposal bisnis makanan dessert box:
Visi:
- Menjadi pemain utama dalam industri makanan dessert box di Indonesia dengan produk berkualitas dan inovatif. Misi:
- Menyediakan produk makanan dessert box yang berkualitas dan inovatif dengan bahan-bahan berkualitas tinggi dan harga yang terjangkau. - Membangun hubungan yang baik dengan pelanggan, pemasok, dan mitra bisnis. - Mengembangkan keunggulan kompetitif melalui inovasi produk, strategi pemasaran, dan penggunaan teknologi.
Strategi Bisnis:
- Menentukan jenis produk makanan dessert box yang akan ditawarkan, seperti variasi rasa, ukuran, dan harga yang menarik.
- Membangun citra merek yang kuat melalui branding yang tepat dan strategi pemasaran yang efektif, termasuk promosi online dan offline.
- Mengembangkan jaringan pemasaran yang luas melalui penjualan online dan offline, dan bermitra dengan kafe dan restoran yang ingin menawarkan produk makanan dessert box berkualitas tinggi pada menu mereka.
- Memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk memperluas jangkauan pasar, memperkenalkan produk, dan meningkatkan kesadaran merek.
- Memiliki sistem manajemen yang baik dalam hal pengadaan bahan baku, produksi, dan pengiriman produk untuk memastikan kualitas dan kepuasan pelanggan.
- Menerapkan inovasi produk dan pengembangan produk baru untuk menjaga keunggulan kompetitif, menarik pelanggan baru, dan mempertahankan pelanggan lama. Dalam kesimpulannya, visi dan misi yang jelas dapat membantu dalam merumuskan strategi bisnis yang tepat untuk proposal bisnis makanan dessert box. Selain itu, strategi bisnis yang baik harus mencakup pengembangan merek, pemasaran, pengadaan bahan baku, produksi, pengiriman, dan inovasi produk untuk memastikan keberhasilan bisnis jangka panjang. Dengan demikian, bisnis makanan dessert box dapat berkembang dan menjadi pemain utama dalam industri makanan di Indonesia.
b. Analisis Peran Leadership
Dalam bisnis makanan, peran kepemimpinan sangat penting untuk mencapai keberhasilan jangka panjang. Berikut adalah analisis mengenai peran kepemimpinan dalam bisnis makanan:
Inovasi dan Kreativitas: Seorang pemimpin dalam bisnis makanan harus memiliki kemampuan untuk berinovasi dan berkreasi dalam mengembangkan menu, menciptakan konsep unik, dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Mereka harus dapat memperkenalkan ide-ide baru, menggabungkan tren terkini dengan kebutuhan pasar, dan menciptakan pengalaman yang unik untuk pelanggan.
Kualitas dan Keamanan Makanan: Kepemimpinan yang baik dalam bisnis makanan harus memberikan perhatian yang tinggi terhadap kualitas dan keamanan makanan. Pemimpin harus mengembangkan dan menerapkan standar yang ketat dalam persiapan makanan, pengolahan, dan penyajian. Mereka juga harus memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan perundangan yang berlaku untuk memastikan keselamatan pelanggan.
Pengelolaan Sumber Daya: Seorang pemimpin dalam bisnis makanan harus efektif dalam mengelola sumber daya yang tersedia, termasuk persediaan bahan baku, anggaran, dan tenaga kerja. Mereka harus memiliki kemampuan untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang ada, mengidentifikasi peluang untuk efisiensi, dan membuat keputusan yang cerdas terkait investasi dalam peralatan dan fasilitas.
Pembinaan dan Pengembangan Tim: Pemimpin bisnis makanan harus memiliki keterampilan dalam membina dan mengembangkan tim yang kompeten. Mereka harus mampu mengidentifikasi bakat dalam tim, memberikan pelatihan dan pengembangan yang tepat, dan memberikan arahan yang jelas. Pemimpin yang baik juga akan menciptakan budaya kerja yang inklusif dan memotivasi, sehingga memungkinkan karyawan untuk memberikan yang terbaik.
Pemasaran dan Hubungan Pelanggan: Pemimpin dalam bisnis makanan harus memiliki pemahaman yang baik tentang pemasaran dan hubungan pelanggan. Mereka harus dapat mengidentifikasi target pasar yang tepat, mengembangkan strategi pemasaran yang efektif, dan membangun hubungan yang baik dengan pelanggan. Pemimpin juga harus mampu mengatasi masalah dan mengelola umpan balik pelanggan dengan cara yang positif.
Analisis ini menyoroti beberapa aspek kunci yang diperlukan dalam kepemimpinan dalam bisnis makanan. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap bisnis makanan memiliki konteks dan tantangan unik, sehingga peran kepemimpinan dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor tersebut.
c. Porter's Five Generic Strategies
Porter's Five Generic Strategies adalah kerangka kerja yang dikembangkan oleh Michael Porter untuk membantu perusahaan dalam mengembangkan strategi bisnis mereka. Ada lima strategi generik yang diidentifikasi dalam kerangka kerja ini yaitu Cost Leadership, Differentiation, Cost Focus, Differentiation Focus dan Integrated Low-Cost/Differentiation. Porter's Five Generic Strategies dapat diterapkan dalam bisnis makanan, di mana pasar makanan menjadi salah satu pasar yang paling terus berkembang dan berubah. Terdapat beberapa strategi generik yang dapat digunakan oleh bisnis makanan, yaitu sebagai berikut:
1. Cost Leadership: Strategi cost leadership dalam bisnis makanan dapat diterapkan dengan menawarkan produk makanan dengan harga yang lebih murah daripada pesaingnya. Perusahaan makanan dapat meminimalkan biaya produksi dan operasional mereka dengan membeli bahan baku murah dan mengoptimalkan proses produksi.
2. Differentiation: Strategi diferensiasi dapat diterapkan dalam bisnis makanan dengan menawarkan produk makanan dengan kualitas dan fitur yang unik. Perusahaan makanan dapat membedakan diri mereka dari pesaingnya dengan menyediakan menu yang berbeda, bahan-bahan berkualitas tinggi, atau memberikan layanan pelanggan yang lebih baik. Contoh perusahaan makanan yang menggunakan strategi diferensiasi adalah Starbucks dengan produk kopi premium dan interior toko yang nyaman dan menarik.
3. Cost Focus: Strategi cost focus dalam bisnis makanan dapat diterapkan dengan memilih segmen pasar tertentu dan menawarkan produk makanan dengan biaya yang lebih rendah daripada pesaingnya di segmen pasar yang sama. Misalnya, Restoran ayam goreng Pemuda di Jakarta yang menyediakan ayam goreng dengan harga yang sangat terjangkau dan berkualitas tinggi.
4. Differentiation Focus: Strategi diferensiasi focus dalam bisnis makanan dapat diterapkan dengan menawarkan produk makanan dengan fitur yang unik dan dihargai oleh pelanggan di segmen pasar tertentu. Perusahaan makanan dapat memilih segmen pasar tertentu dan menyediakan menu yang sesuai dengan preferensi pelanggan di segmen tersebut. Misalnya, restoran vegetarian yang menyediakan menu yang unik dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang menjalankan pola makan vegetarian.
5. Integrated Low-Cost/Differentiation: Strategi terpadu dalam bisnis makanan dapat diterapkan dengan menawarkan produk makanan yang memiliki fitur unik dan berkualitas tinggi, tetapi tetap menjaga biaya produksi dan operasional yang rendah. Contoh perusahaan makanan yang menggunakan strategi terpadu adalah Chipotle dengan produk makanan yang berkualitas tinggi, sehat dan sesuai dengan selera pelanggan namun tetap dengan harga yang terjangkau.
Merujuk pada Jurnal "The Influence of Michael Porter's Generic Strategies on Entrepreneurial Firms" karya Lin, Y. H., & Wu, L. Y. (2014). Jurnal ini membahas pengaruh strategi generik Michael Porter terhadap perusahaan kewirausahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana penerapan strategi diferensiasi, pemimpin biaya, dan fokus dapat mempengaruhi kinerja perusahaan kewirausahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi diferensiasi berhubungan positif dengan kinerja perusahaan kewirausahaan. Strategi ini membantu perusahaan untuk membedakan diri mereka dalam pasar yang kompetitif dengan menawarkan produk atau layanan unik yang dihargai oleh pelanggan.
Di sisi lain, penerapan strategi pemimpin biaya tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja perusahaan kewirausahaan. Ini menunjukkan bahwa menjadi pemimpin biaya bukanlah faktor kunci dalam kesuksesan perusahaan kewirausahaan. Namun, penelitian ini mengindikasikan bahwa faktor-faktor lain seperti inovasi dan diferensiasi produk juga penting dalam mencapai keunggulan kompetitif.
Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa penerapan strategi fokus (fokus pada segmen pasar yang terbatas) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan kewirausahaan. Hal ini menunjukkan bahwa fokus pada segmen pasar tertentu tidak secara otomatis menghasilkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan kewirausahaan.
Â
d. Analisis 5P (Product, Price, Promotion, Place and People)
Analisis 5P (Product, Price, Promotion, Place, and People) dalam bisnis makanan dessert box dapat memberikan wawasan tentang strategi pemasaran yang efektif untuk meningkatkan keunggulan kompetitif dan mencapai kesuksesan dalam bisnis tersebut. Berikut adalah analisis 5P dalam konteks bisnis makanan dessert box:
- Product (Produk):
Jenis Produk: Menentukan variasi dan jenis dessert box yang ditawarkan, seperti cupcakes, kue tart, pudding, cookies, atau kombinasi variasi tersebut.
Kualitas Produk: Menjamin kualitas bahan baku yang digunakan, kelezatan rasa, serta tampilan estetik yang menarik untuk menciptakan pengalaman kuliner yang memuaskan bagi pelanggan.
Inovasi Produk: Terus mengembangkan dan memperkenalkan produk baru yang unik, mencerminkan tren terkini, atau memberikan varian yang eksklusif untuk membedakan diri dari pesaing.
- Price (Harga):
Strategi Penentuan Harga: Menentukan harga yang sesuai dengan pasar dan mempertimbangkan biaya produksi, keuntungan yang diinginkan, serta persepsi nilai oleh pelanggan.
Penawaran Khusus: Menghadirkan penawaran khusus seperti diskon, paket bundling, atau program loyalitas untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan setia.
- Promotion (Promosi):
Media Sosial: Memanfaatkan platform media sosial untuk membangun brand awareness, memperkenalkan produk, dan berinteraksi dengan pelanggan melalui konten menarik, foto yang menggugah selera, dan penggunaan tagar terkait.
Endorsement dan Kolaborasi: Menggandeng influencer atau kolaborasi dengan brand terkait untuk meningkatkan eksposur dan daya tarik merek, serta mencapai audiens yang lebih luas.
Event atau Pameran: Berpartisipasi dalam acara atau pameran kuliner untuk memperluas jangkauan bisnis dan memperkenalkan produk kepada khalayak yang relevan.
- Place (Tempat):
Online Presence: Membuka toko online atau menggunakan platform e-commerce yang populer untuk memudahkan pelanggan dalam melakukan pembelian secara online.
Kerjasama dengan Mitra: Menyediakan produk dessert box di toko-toko atau kafe yang memiliki kemitraan dengan bisnis makanan atau tempat-tempat populer yang relevan dengan target pasar.
Pengiriman: Menyediakan layanan pengiriman atau kerjasama dengan layanan kurir untuk memastikan pelanggan dapat dengan mudah menerima pesanan mereka.
- People (Orang):
Layanan Pelanggan: Menyediakan pelayanan yang ramah, responsif, dan membantu untuk menciptakan pengalaman positif bagi pelanggan.
Tim Kreatif: Memiliki tim yang terampil dan kreatif dalam mengembangkan produk, mengatur tampilan presentasi yang menarik, serta merespons permintaan pelanggan dengan baik.
Kemitraan: Membangun hubungan baik dengan pemasok bahan baku berkualitas dan mempertahankan kemitraan yang kuat dengan mitra bisnis yang dapat saling mendukung.
Melalui analisis 5P ini, bisnis makanan dessert box dapat merencanakan strategi pemasaran yang komprehensif dan berfokus pada pengembangan produk, penetapan harga yang tepat, promosi efektif, penempatan yang strategis, dan pengelolaan hubungan dengan pelanggan dan mitra. Dengan demikian, bisnis tersebut dapat meningkatkan daya saing dan mencapai kesuksesan dalam pasar makanan dessert box yang kompetitif.
e. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah salah satu alat yang berguna untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari suatu bisnis. Dalam bisnis makanan dessert box, analisis SWOT dapat membantu dalam menentukan strategi yang tepat untuk memaksimalkan potensi bisnis. Berikut adalah contoh analisis SWOT untuk bisnis makanan dessert box:
Strengths:
- Produk Kreatif: Makanan dessert box menawarkan variasi makanan manis yang menarik dan inovatif, dengan penggabungan berbagai jenis makanan penutup dalam satu kotak. Ini dapat menarik minat pelanggan yang mencari pengalaman makanan yang unik
- Kustomisasi: Makanan dessert box memberikan fleksibilitas kepada pelanggan untuk memilih dan mencampur dan mencocokkan berbagai jenis makanan penutup sesuai selera mereka
- Target Pasar yang Luas: Makanan penutup adalah sesuatu yang disukai oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa
- Bahan baku mudah diperoleh
- Harga jual terjangkau
Kekuatan bisnis makanan dessert box terletak pada ketersediaan bahan baku yang mudah diperoleh dan harga jual yang terjangkau untuk pelanggan. Dengan demikian, bisnis ini dapat menawarkan produk dengan harga yang kompetitif dan dapat menjangkau segmen pasar yang lebih luas.
Weaknesses:
- Tidak tahan lama: beberapa makanan penutup mungkin memiliki keterbatasan umur simpan yang pendek. Hal ini memerlukan manajemen persediaan dan distribusi yang efektif untuk memastikan produk selalu segar dan berkualitas tinggi.
- Mudah dicontoh kompetitor
Kelemahan bisnis makanan dessert box terletak pada fakta bahwa produknya tidak tahan lama dan mudah dicontoh oleh kompetitor. Oleh karena itu, bisnis ini perlu terus berinovasi dalam hal produk dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat agar dapat mempertahankan pangsa pasarnya.
Opportunities:
- Penjualan online dan offline
- Kerjasama dengan Bisnis Lain: Menjalin kemitraan dengan bisnis lain, seperti restoran, kafe, atau acara khusus, dapat memberikan peluang penjualan tambahan
- Peluang untuk menawarkan produk khusus untuk acara-acara khusus seperti ulang tahun, pernikahan, dll.
Peluang bisnis makanan dessert box terletak pada penjualan online dan offline dan peluang untuk menawarkan produk khusus untuk acara-acara khusus seperti ulang tahun, pernikahan, dan sebagainya. Dalam hal ini, bisnis ini dapat memanfaatkan kekuatan dan keunikan produknya untuk menarik pelanggan baru dan memperluas pasar.
Threats:
- Persaingan yang ketat di pasar makanan
- Kenaikan Biaya Bahan Baku: Kenaikan harga bahan baku dapat berdampak pada biaya produksi dan laba bersih. Fluktuasi harga bahan baku seperti gula, tepung, atau buah dapat mempengaruhi margin keuntungan bisnis
- Perubahan tren dan gaya hidup konsumen: selera konsumen dapat berubah dengan cepat, dan tren makanan dapat berubah seiring waktu.
Ancaman bisnis makanan dessert box terletak pada persaingan yang ketat di pasar makanan dan perubahan tren dan gaya hidup konsumen. Dalam hal ini, bisnis ini perlu terus mencari inovasi dalam hal produk dan strategi pemasaran untuk tetap relevan dan bersaing di pasar yang semakin ketat. Dalam kesimpulannya, analisis SWOT dapat membantu bisnis makanan dessert box untuk memahami kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi. Dengan mengetahui faktor-faktor ini, bisnis ini dapat mengembangkan strategi yang tepat untuk memaksimalkan potensi bisnisnya dan menghadapi tantangan di masa depan.
f. Cost Volume Profit Analysis dan Break-Even Point
Analisis Cost-Volume-Profit (CVP) adalah alat yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara biaya, volume penjualan, dan laba dalam sebuah bisnis. CVP analysis akan membantu Anda memahami seberapa banyak produk yang perlu Anda jual agar mencapai titik impas (break-even point) dan mencapai tingkat laba yang diinginkan. Dalam analisis Cost-Volume-Profit (CVP), Analysis Sensitivity, Margin of Safety, dan Target Profit untuk bisnis makanan dessert box dengan biaya produksi Rp. 12.500 per cup, harga jual Rp. 18.000 per cup, dan biaya tetap bulanan Rp. 350.000, berikut langkah-langkah dalam menghitung analisis diatas:
Identifikasi Biaya:
Biaya Tetap (Fixed Cost): Dalam kasus ini, biaya tetap bulanan adalah Rp. 350.000.
Biaya Variabel (Variable Cost): Biaya produksi per cup adalah Rp. 12.500.
Menghitung Kontribusi Margin:
Kontribusi Margin per Unit: Selisih antara harga jual per cup dan biaya variabel per cup adalah Rp. 18.000 - Rp. 12.500 = Rp. 5.500.
Break-Even Point:
Break-Even Point dalam Unit: Hitung jumlah cup yang perlu dijual agar pendapatan sama dengan biaya. Rumusnya: Break-Even Point (unit) = Biaya Tetap / Kontribusi Margin per Unit. Break-Even Point (unit) = Rp. 350.000 / Rp. 5.500 = 63.636 cups (bulatkan ke atas menjadi 64 cups).
Break-Even Point dalam Nilai: Hitung nilai penjualan yang diperlukan untuk mencapai break-even point. Rumusnya: Break-Even Point (nilai) = Break-Even Point (unit) Harga Jual per Unit. Break-Even Point (nilai) = 64 cups Rp. 18.000 = Rp. 1.152.000.
Margin of Safety:
Margin of Safety adalah selisih antara tingkat penjualan aktual dan tingkat penjualan break-even point. Jika kita asumsikan penjualan aktual adalah 80 cups, maka: Margin of Safety = Penjualan Aktual - Break-Even Point Margin of Safety = 80 cups - 64 cups = 16 cups.
Sensitivity Analysis:
Lakukan analisis sensitivitas terhadap faktor-faktor kunci seperti harga jual dan biaya variabel. Misalnya, pertimbangkan skenario perubahan harga jual menjadi Rp. 20.000 per cup atau biaya produksi menjadi Rp. 14.000 per cup, dan analisis dampaknya terhadap laba dan break-even point.
Dengan menghitung CVP dengan target profit bulanan sebesar Rp. 3.000.000, kita dapat menentukan jumlah cup yang perlu dijual untuk mencapai laba yang diinginkan dan memperoleh informasi tentang margin of safety. Hal ini akan membantu dalam merencanakan strategi bisnis dan penentuan harga jual yang tepat untuk mencapai target laba. Berikut perhitungan nya:
Target Profit:
Tentukan laba yang ingin dicapai. Dalam hal ini, target profit bulanan adalah Rp. 3.000.000.
Laba yang diinginkan = Target Profit + Biaya Tetap Laba yang diinginkan = Rp. 3.000.000 + Rp. 350.000 = Rp. 3.350.000.
Jumlah cup yang perlu dijual untuk mencapai target profit: Jumlah cup = (Laba yang diinginkan / Kontribusi Margin per Unit) Jumlah cup = Rp. 3.350.000 / Rp. 5.500 = 609 cups (bulatkan ke atas).
Dengan menganalisis Cost-Volume-Profit, Sensitivity Analysis, Margin of Safety, dan Target Profit, dapat memahami titik impas, tingkat penjualan yang diperlukan untuk mencapai laba, seberapa aman bisnis dari sudut pandang margin of safety, dan bagaimana perubahan dalam faktor-faktor kunci dapat mempengaruhi keuangan bisnis.
Simpulan umum kelayakan bisnis makanan dessert box:
Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap elemen 5P (Product, Price, Promotion, Place, dan People), bisnis makanan dessert box menunjukkan potensi yang kuat untuk menjadi bisnis yang sukses. Berikut adalah beberapa poin penting yang mendukung kelayakan bisnis ini:
Permintaan pasar yang tinggi: Dessert box merupakan produk makanan yang sedang populer dan diminati oleh banyak orang. Permintaan akan variasi dan kreativitas dalam dessert box terus meningkat, memberikan peluang bagi bisnis untuk menarik pelanggan yang beragam.
Fleksibilitas produk: Bisnis makanan dessert box dapat menghadirkan berbagai jenis dan variasi produk, memberikan kebebasan untuk mengembangkan produk yang inovatif dan menyesuaikan dengan preferensi pelanggan.
Potensi keuntungan yang menjanjikan: Dalam bisnis makanan, margin keuntungan dapat dikelola dengan baik melalui pengendalian biaya bahan baku dan produksi. Dengan strategi pemasaran yang tepat, harga yang kompetitif, dan manajemen keuangan yang baik, bisnis makanan dessert box memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan yang menjanjikan.
Fleksibilitas dalam promosi: Melalui pemanfaatan media sosial dan kolaborasi dengan influencer, bisnis makanan dessert box dapat dengan mudah mempromosikan produk mereka kepada khalayak yang lebih luas dengan biaya yang relatif rendah.
Potensi pertumbuhan dan ekspansi: Dalam beberapa tahun terakhir, bisnis makanan dessert box telah mengalami pertumbuhan yang signifikan. Dengan inovasi yang terus-menerus, ekspansi ke pasar baru, dan peningkatan kualitas produk, bisnis ini memiliki peluang untuk berkembang lebih lanjut dan memperluas jangkauan pasar.
Namun, penting juga untuk mempertimbangkan tantangan yang mungkin dihadapi dalam bisnis makanan dessert box, seperti persaingan yang ketat, fluktuasi harga bahan baku, dan perubahan tren pasar. Kesiapan untuk beradaptasi dan terus meningkatkan kualitas produk serta layanan pelanggan akan menjadi faktor penting dalam menjaga daya saing.
Dalam kesimpulannya, bisnis makanan dessert box memiliki kelayakan yang tinggi dengan potensi pertumbuhan yang baik. Namun, perlu dilakukan studi pasar yang lebih mendalam, perencanaan strategis yang matang, serta manajemen yang efektif untuk memastikan keberhasilan jangka panjang dalam bisnis ini.
Citasi (daftar pustaka):
- Ucbasaran, D., Westhead, P., & Wright, M. (2009). The extent and nature of opportunity identification by experienced entrepreneurs. Journal of Business Venturing, 24(2), 99-115.
- Rauch, A., & Frese, M. (2007). Let's put the person back into entrepreneurship research: A meta-analysis on the relationship between business owners' personality traits, business creation, and success. European Journal of Work and Organizational Psychology, 16(4), 353-385.
- Ismanto, H. (2019). Analisis 5P Terhadap Kinerja Kewirausahaan UMKM Di Kota Bandung. Jurnal Riset Manajemen Dan Bisnis, 4(1), 54-67.
- Arsyad, M. (2013). Analisis Pemasaran Produk Kuliner Traditional Dalam Meningkatkan Daya Saing UMKM Di Daerah Jawa Timur. Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan, 13(1), 21-32.
- Nuraini, A., & Daryanto, A. (2015). Strategi Pemasaran Berbasis Analisis 5P (Product, Price, Promotion, Place, dan People) Terhadap Keunggulan Kompetitif Produk Olahan Ikan Bandeng di Kudus. Jurnal Administrasi Bisnis, 25(2), 1-9.
- Lin, Y. H., & Wu, L. Y. (2014). The influence of Michael Porter's generic strategies on entrepreneurial firms. International Journal of Business and Management, 9(1), 79-88.
- Song, M., & Parry, M. E. (1997). The relationship between Porter's generic strategies and competitive advantage: A longitudinal analysis of small firms in a business cluster. Journal of Small Business Management, 35(3), 47-63.
- Cao, Q., Gedajlovic, E., & Zhang, H. (2009). Unpacking organizational ambidexterity: Dimensions, contingencies, and synergistic effects. Organization Science, 20(4), 781-796.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H