Mohon tunggu...
Nahdia Nuzulita
Nahdia Nuzulita Mohon Tunggu... Freelancer - Pemula

"Langsamer fortschritt ist besser als kein fortschritt"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Urang Bunian: Dewa Penjaga Alam Dari Minang

30 Januari 2024   09:00 Diperbarui: 30 Januari 2024   09:02 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentunya istilah “Urang Bunian” tidak terdengar asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Ceritanya yang melegenda disisipi dengan pesan moral untuk menjaga alam mengakar kuat dalam cerita rakyat Indonesia.

Banyak cerita yang mengatakan jika Urang Bunian juga melakukan interaksi dengan manusia tanpa disadari, selain itu juga banyak cerita yang mengatakan jika Urang Bunian digambarkan sebagai sosok yang baik hati yang membantu manusia. 

Urang Bunian diyakini sebagai mahkluk mistis penjaga alam yang bersembunyi di hutan Indonesia. Cerita Urang Bunian populer di kalangan masyarakat Melayu seperti Kalimantan, Jambi, Sumatera Barat, Riau, hingga Malaysia.  Dimana mereka bisa dijumpai di hutan-hutan, sungai, air terjun, dan tempat terbengkalai.

Ada berbagai versi yang menggambarkan bentuk atau rupa dari Urang Bunian. Sebagian menggambarkan Urang Bunian sebagai makhluk yang rupawan dan ada pula yang menggambarkan sebagai sosok bertubuh kerdil, memiliki mata merah, tubuh berbulu, dan kaki terbalik.

 

Uniknya setiap daerah memiliki nama panggilan terhadap Urang Bunian. Di Jambi menyebut Urang Bunian sebagai “Uhang Pandak” atau diartikan sebagai ‘orang pendek’. Di Sumatera Barat penyebutan Urang Bunian sebagai “dewa”. Dewa yang dimaksud tentunya berbeda dengan “dewa” yang dipercaya oleh agama Hindu atau Budha. Di Sumatera Barat menggambarkan Urang Bunian sebagai sosok yang sangat rupawan yang mana kecantikan atau ketampanannya melebihi manusia.

Namun sayangnya, tidak semua orang bisa melihat Urang Bunian. Bisa dibilang, Urang Bunian hanya bisa dilihat bagi mereka yang memiliki kemampuan supranatural atau pada kasus tertentu Urang Bunian akan menampakkan dirinya kepada orang tertentu.

Menurut cerita yang berkembang, Urang Bunian memiliki dunia yang sangat maju dibandingkan dunia manusia. Mereka memiliki seorang raja, melakukan kegiatan sosial seperti berdagang, sekolah, dan juga berkembang biak layaknya manusia normal. Tak hanya itu, Urang Bunian juga memiliki kemampuan untuk mengendalikan cuaca. Jika kita menjaga alam maka tanah yang kita tempati akan subur, sebaliknya jika kita merusak alam, Urang Bunian akan marah dan bisa mengeluarkan bencana seperti kekeringan atau banjir.

Di lain versi, Urang Bunian suka menculik orang yang mana orang tersebut kemudian akan dibawa ke dunianya. Oleh sebab itu, ada pantangan jika sebelum Magrib segala kegiatan harus dihentikan dan harus berada di dalam rumah.

Dalam kisah rakyat Minang untuk menarik perhatian manusia, Urang Bunian akan mengeluarkan aroma masakan yang sangat harum yang diberi istilah “samba dewa”. Jika di hutan kita mencium aroma yang sangat sedap dan mengikuti aroma tersebut, kita akan diarahkan ke perkampungan Urang Bunian. Orang yang tersesat tidak akan menyadari jika diri mereka tersesat karena selama di perkampungan Bunian mereka berbaur dengan masyarakat Bunian, bahkan mungkin tinggal dan menetap hingga menikah dengan Urang Bunian. Tentunya, waktu di dunia Bunian berbeda dengan waktu di dunia manusia.

Orang yang berhasil keluar dari dunia Urang Bunian biasanya kebingungan atau linglung. Ketika ditanya mereka menjawab hanya pergi beberapa hari atau bulan padahal sebenarnya telah hilang selama bertahun-tahun. 

Belum ada bukti yang jelas mengenai keberadaan Urang Bunian. Namun, cerita Urang Bunian menjadi memori masa kecil tentang betapa kayanya Indonesia dengan cerita-cerita mistisnya. 

Tentunya terlepas dari benar atau tidaknya cerita tersebut sebagai orang yang beriman kita percaya jika hidup berdampingan dengan makhluk lain. Selain itu,aspek yang paling menarik dari kisah Urang Bunian adalah adanya kepercayaan terhadap hubungan manusia dengan alam.

Pesan moral dari kisah Urang Bunian adalah untuk selalu menjaga keseimbangan alam dan juga dengan sang pencipta. 

Tot homines, quot sententiae

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun