Mohon tunggu...
Nahdia Nuzulita
Nahdia Nuzulita Mohon Tunggu... Freelancer - Pemula

"Langsamer fortschritt ist besser als kein fortschritt"

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Eat That Frog, Metode Eksekusi Tugas yang Menumpuk untuk Anak Muda

27 Juni 2021   01:02 Diperbarui: 27 Juni 2021   01:22 1267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar (source : businessobserverfl.com)

Kalian pasti pernah merasa malas untuk mengerjakan sebuah tugas ntah karena kurang motivasi, ngak ngerti sama tugasnya, pokoknya nggak minat dalam mengerjakan tugas tersebut. Karena nggak ada motivasi kalian jadi nunda ngerjain tugas tersebut dan akhirnya tugas itu numpuk, jadwal pengumpulan nya udah dekat, kita bingung mau kerjain yang mana dan BOOM!  Kita stres sama tugas tersebut dan nyalahin orang yang ngasih kerjaan tersebut ntah guru, dosen, boss, atau orang lain.

Tulisan ini cocok banget  untuk siapa saja yang berjuang dengan penundaan, menyelesaikan banyak hal tapi tidak membuat kemajuan pada hal penting, memiliki waktu yang sulit untuk tetap berpegang pada sistem produktivitas, memiliki kesulitan memutuskan apa yang harus dikerjakan terlebih dahulu, merasa kewalahan dengan daftar tugas ?

Kalian nggak sendiri sob, masih ada aku yang juga berjuang menyelesaikan tugas dengan sisa semangat yang dipaksa untuk bekerja.

Eat That Frog adalah metode yang diperkenalkan oleh Brian Tracy dalam sebuh buku yang ditulisnya dengan judul yang sama " Eat That Frog! 21 Great Ways To Stop Procrastinating And Get More Done In Less Times ". Didalam buku ini Brian Tracy memberikan beberapa tips dan hal-hal yang menurutnya sangat penting untuk ditangani. Buku ini terinspirasi dari kutipan penulis terkenal asal Amerika Mark Twain yang mendorongnya untuk meneliti dan menuangnya dalam sebuah buku.

Mark Twain pernah berkata bahwa jika hal pertama yang anda lakukan setiap pagi adalah makan katak hidup, anda dapat menjalani hari dengan kepuasan karena mengetahui bahwa itu mungkin hal buruk yang akan terjadi pada anda sepanjang hari. " katak" anda adalah tugas terbesar dan terpenting anda, tugas yang kemungkinan besar akan anda tunda jika anda tidak melakukannya sesuatu tentangnya.

Eat that frog bukan berarti kamu harus makan katak sungguhan, ini hanya sekedar majas metafora yang dicetuskan oleh Brian Tracy. Eat that frog adalah teknik manajemen waktu yang mana orang-orang bisa menyelesaikan banyak tugas penting mereka pada hari itu juga mulai dari tugas kecil hingga tugas yang paling rumit sekalipun. Teknik ini memberikan pesan kepada semua orang ' jika ingin sukses dalam hidup, mereka harus mengambil tindakan segera tanpa perlu banyak berpikir'. Brain percaya jika kita konsistensi dalam mengembangkan kebiasaan menyelesaikan pekerjaan penting akan menjadi kunci kesuksesan dalam hidup.

Di dalam bukunya dia memberikan asumsi jika kita kewalahan dengan hal atau tugas yang dilakukan maka akan ada dua tindakan :

Pertama, kita menunda hal penting tersebut hingga secara tidak sadar hal penting itu sudah menumpuk dan terlihat mengerikan. Kedua,  kita menyelesaikan semua tugas kecil, tugas yang menganggu (durasi singkat dalam pengumpulan).

Well, kedua tindakan tersebut salah menurut Tracy.  Lalu apa hubungannya katak dengan persoalan yang dipaparkan di atas?

Jadi, 'katak' ini melambangkan tugas apa yang paling kamu malas kerjakan, kamu memiliki beribu alasan agar tidak mengerjakan tugas tersebut. Menurut Brain ini, kita tuh harus ngelakuin pekerjaan yang penting walau itu tugas berat banget dilakukan. Ketika kita selesai dengan tugas penting tadi kita pasti merasa lega terus tugas-tugas lain bakalan  lebih mudah dan sederhana bagi kita.

Tugas apa yang bisa kita klasifikasi kan menjadi 'katak'?

Bisa dikatakan semua tugas itu bisa menjadi 'katak' selama kita menundanya, tetapi ada tugas yang bisa dijadikan kemungkinan terbesarnya.
Tugas yang sulit, ini adalah tugas yang harus kita tunda karena perlu banyak waktu untuk mengerjakan dan menyelesaikannya. Terkadang ini membuat kita sangat bosan karena tidak menemukan jawabannya atau solusinya.

Tugas yang sangat penting, tugas yang teramat penting sehingga semua fokus kita harus tertuju sama ini tugas dalam durasi waktu yang sangat panjang.

Tugas yang penting plus sulit, jika punya kita mempunyai tugas ini maka double pula deritanya. Mungkin skripsi masuk kategori ini kali yak?
Eittss...tenang, Brain memberikan beberapa tips dalam metode eat that frog ini sehingga kita bisa memanajemen waktu dengan baik.

1. Tentukan tugas utama yang harus kamu kerjakan.

Untuk memudahkan kamu, gunakan aturan  manajemen waktu 80/20. Konsep ini juga dikenal dengan Prinsip Pareto. Prinsip ini digagas oleh ekonom asal Italia Vilfredo Pareto tahun 1895.  Dalam aturan ini  orang harus fokus pada 20%  teratas dari tugas mereka. Aturan ini mengarahkan orang untuk bisa mendapatkan hasil maksimal dengan hanya melakukan 20% dari upaya mereka. Karena 80% adalah hasil dari apa yang kita lakukan sebanyak 20%. Sederhananya, jika kita mempunyai lima tugas dengan durasi waktu yang sama untuk diselesaikan. Dari kelima tugas itu, ada dua atau tiga tugas 'katak' jika kita bisa menyelesaikannya itu akan memberikan kontribusi nilai dengan tugas tersisa lainya. Jika kamu memilih tugas yang mudah dahulu dan setelah itu baru mengerjakan tugas yang sulit maka akan kehilangan motivasi dari awal.

2. Teknik ABCDE

Jika memiliki banyak list 'katak' kamu bisa menggunakan teknik ini. Caranya kamu pilih tugas yang harus kamu kerjakan dulu lalu masukan ke dalam lima abjad ini dan beri label pada huruf ;

"A"- Tugas yang paling penting, pekerjaan atau tugas yang wajib dilakukan agar terhindar dari konsekuensi serius jika tidak menyelesaikannya.
"B"- Tugas yang harus dilakukan, kalau dihukum jadi sunnah muakkad.
"C"- Tugas yang bisa dikerjakan, ini hukumnya sunnah kalau dikerjakan dapat hasil yang bagus kalau tidak dikerjakan tidak akan menimbulkan konsekuensi juga.
"D"- Tugas yang bisa kamu wakilkan ke seseorang, jadi kamu bisa fokus menyelesaikan tugas "A".
"E"- Tugas yang tidak perlu dikerjakan, kamu bisa menyingkirkan, mencoretnya karena tidak menghasilkan dampak apapun ketika kamu menghapusnya.

3. Teknik Swiss Cheese

Setelah kita mengidentifikasi tugas kita, beri batasan waktu dalam menyelesaikannya. Misalnya buat satu artikel butuh waktu 1 jam kamu atur jadi dua jam. Teknik ini gunanya supaya waktu yang berlebih bisa sebagai momentum keberhasilan kita dalam menyelesaikan tugas dengan cepat.

4.Kerjakan tugas anda pada pagi hari.

Suasana yang sepi dan tidak berisik membantu kita fokus dalam mengerjakan tugas ini sehingga bisa memaksimalkan waktu dengan lebih baik.

5.Setelah selesai, nikmati keberhasilan
Setelah berhasil menyelesaikan tugas maka akan mendorong hormon endorphin  yang buat kita merasa semangat, bersyukur, percaya diri, lebih positif sehingga bisa menyelesaikan tugas lain dengan aman dan damai.

Teknik ini pastinya ada kelebihan dan kekurangannya, Membantu merencanakan hari anda Sebelumnya Brain Tracy telah menyebutkan dalam bukunya bahwa orang perlu menulis dalam selembar kertas apa yang harus mereka lakukan pada hari ini atau pada hari berikutnya. Dengan mengikuti strategi ini, seseorang dapat menjernihkan pikirannya dari semua kebingungan dan dapat fokus pada hal terpenting apa yang perlu dilakukan keesokan harinya, sehingga menghemat waktu. Membantu memprioritaskan tindakan,

Teknik ini mengatakan jika anda harus bebas dari semua gangguan yang mungkin kita memaksa kita dalam melakukan pekerjaan tertunda. Sadar akan konsekuensinya, Metode ini membantu kita dalam mengidentifikasi apa yang bisa hilang jika kita terlalu malas dan tidak bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas besar tepat waktu.

Menunda pekerjaan adalah hal yang sangat merugikan juga menyebalkan karena kita harus bekerja ekstra keras untuk menyelesaikannya dalam waktu yang relatif singkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun