Mohon tunggu...
Nahdia Nuzulita
Nahdia Nuzulita Mohon Tunggu... Freelancer - Pemula

"Langsamer fortschritt ist besser als kein fortschritt"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bermakna Dalam, Pepatah Orang Tua Minang tentang Hidup di Perantauan

26 Juni 2021   16:01 Diperbarui: 26 Juni 2021   16:53 1577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di zaman yang serba modern ini, tidak hanya laki-laki Minang yang merantau tetapi juga Perempuan Minang juga demikian. Bisa dikatakan, karena perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Informasi serta adanya pergerakan yang mendukung dan mendorong perempuan dalam menggapai mimpinya atau kita kenal dengan emansipasi wanita mempengaruhi perubahan sistem sosial dalam masyarakat Minangkabau, baik dari pola perilaku maupun kebiasaan dalam adat Minangkabau.

Terlepas dari itu, baik laki-laki atau perempuan Minang memiliki hak yang sama dalam menggapai mimpinya. Tetapi dalam merantau ada pituah atau pepatah yang disampaikan ntah orang tua, mamak, saudara, nenek atau kakek yang dijadikan sebagi prinsip atau pegangan dalam hidup di negeri orang.

Alam Takambang Jadi Guru

Pepatah ini sudah tidak asing di telinga kita, setiap kita bertanya kepada orang Minang mengenai kesuksesannya selalu di awali dengan pepatah ini. Pepatah ini didapat dari hasil turun temurun yang didapat melalui lisan dan juga tulisan. 

Apapun bisa dijadikan sebagai pelajaran hidup ntah itu dari benda mati atau dari makhluk hidup lain. Tidak ada rasa canggung, malu-malu, dan rendah diri dari para perantau dalam memperoleh ilmu. Karena alam diciptakan tidak hanya untuk dimanfaatkan tetapi juga dipahami setiap makna dalam fenomena yang terjadi.

Dima Bumi Dipijak, Disitu Langik Dijunjung

Dimana Bumi Dipijak Disitu Langit Dijunjung. Hampir semua orang sudah mendengar pepatah ini kan?

Tapi apa kalian sudah tau artinya? Arti dari pepatah ini adalah di mana daerah yang dijadikan tempat perantauan menjadi rumah atau tempat tinggal kedua bagi perantau. Para perantau harus beradaptasi dengan lingkungan, adat istiadatnya, agama, suku, dan lainnya. Ini pula yang menjadi alasan mengapa banyak orang Minangkabau mudah untuk bersosialisasi dengan orang baru. 

Jika merantau ke tanah Papua maka akan menjadi orang Papua, jika merantau ke Kalimantan akan menjadi orang Kalimantan tanpa melupakan nasihat, ajaran, adat, dan aturan yang didapat di kampung asal. 

Apa yang bisa dipakai dan sesuai dengan Islam maka dipakai, karena balik lagi ke pepatah utama 'Adat Basandi Syarak' apa-apa harus disandarkan kepada ajaran Islam. Singkatnya, para perantau harus hidup berdampingan dan membaur dengan masyarakat setempat sehingga ruang geraknya menjadi lebih dinamis.

Musuah Pantang Dicari, Basuo Pantang Diilakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun