Mohon tunggu...
Nahdia Nuzulita
Nahdia Nuzulita Mohon Tunggu... Freelancer - Pemula

"Langsamer fortschritt ist besser als kein fortschritt"

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film Miss and Mrs. Cops (2019) : Ketidakadilan yang Kredibel!

13 Juni 2021   21:30 Diperbarui: 27 Juni 2021   01:08 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Singkat cerita, dengan kehebatan hacker Yang Jang Mi mereka bisa mengetahui informasi dengan sangat cepat, dari hasil informasi Kang Dan Soo tempat penjualan narkoba jenis baru tersebut " parfum magic"  berada di tempat tato dekat Masjid Itaewon. Park Mi Young dan Jo Ji Hye langsung meluncur ke tempat tersebut. Mereka terlibat aksi perkelahian yang sangat sengit dan juga keren menurut saya. Tapi pada akhirnya mereka ditangkan polisi karena Park Mi Young tidak sengaja melepaskan tembakan. Dan mereka dibebaskan oleh petugas polisi lain yang senang karena mereka menangkap bandar narkoba yang sangat menguntungkan bagi timnya. Di dalam perjalanan Yang Jang Mi memberitahu Park Mi Young jika Penjahat tersebut berada di klub korban kekerasan seksual tersebut dan segera ke klub tersebut. Petugas polisi yang bersama mereka tidak ingin ikut dan ikut campur dengan urusan mereka karena itu akan mempengaruhi prestasi dan kinerja tim dikarenakan tidak ada perintah penyelidikan terhadap kasus tersebut.

Tanpa bantuan dari petugas polisi laki-laki, keduanya melanjutkan penyelidikan ke klub tersebut dan benar saja target berada di klub tersebut dan bersiap mencari mangsa baru tapi mereka mendapatkan informasi terkait penyerangan toko tato oleh petugas polisi berpakaian Hawai. Penjahat tersebut sadar dengan kedatang Jo Ji Hye, tak butuh waktu lama Jo Ji Hye berhasil masuk ke perangkap mereka dan segera membawanya ke markas lama mereka.

Awalnya Park Mi Young hampir kehilangan jejak Ji Hye tetapi bisa disusul berkat Ji Chul yanng melihat adiknya dibawa beberapa pria dengan mobil.

Singkat cerita, Park Mi Young berhasil menyusul Ji Hye dan terlibat perkelahian dengan penjahat tersebut. Di adegan ini saya merasa ngeri dengan pemukulan yang dilakukan pria kepada wanita tanpa kenal ampun, seperti tidak punya hati nurani. Atau mungkin dari efek narkoba yang mereka hirup. Awalnya penjahat tersebut ingin langsung mengakhiri hidup mereka tetapi salah satu teman penjahat tersebut menahannya karena beranggapan jika polisi akan segera datang. Dan akhirnya mereka ditinggalkan dengan kondisi terikat dan bangunan yang terbakar. Untunglah mereka bisa menyelamatkan diri.

Pagi harinya ketika Park Mi Young dan Jo Ji Hye balik ke kantor, bukan penghargaan atau apresiasi yang mereka terima melainkan surat pemecatan. Di lain sisi, salah satu tim Jo Ji hye mendapat kenaikan jabatan menjadi ketua dan tetap tidak peduli dengan kasus kekerasan seksual ini. Jo Ji Hye sangat marah dan kecewa dengan polisi yang hanya mementingkan prestasi semata dan lupa akan tugas utamanya melindungi masyarakat.

Akhir cerita, Park Mi Young dan Jo Ji Hye tidak jadi dipecat dan ditugaskan untuk menangkap penjahat tersebut. Di dalam proses penangkapan dilihatkan aksi kejar-kejaran dan perkelahian yang sangat epic dan diakhiri dengan penangkapan pelaku kekerasan seksual tersebut.

Di dalam film ini, penulis merasa mewakili apa yang dirasakan semua wanita diseluruh dunia. Yang pertama, diskriminasi pekerjaan yang di dominasi laki-laki tetapi di dalam film ini didominasi kaum perempuan yang secara tidak langsung mengisyarakatkan jika perempuan juga bisa menyelesaikan masalah tanpa bantuan lak-laki. Kedua, adanya victim- blame yang diberikan sebagian orang kepada korban kekerasan seksual di mana semua sebab ditumpukkan kepadanya sehingga membuat korban makin menderita karena tidak menemukan tempat berlindung. Ketiga, kurang sigapnya aparat keamanan dalam menanggapi kasus kekerasan seksual ini.

Kejahatan seksual tidak boleh dipandang sebelah mata karena akan menimbulkan trauma bagi psikis para korban dan juga memunculkan dendam dan menciptakan korban-korban baru. Dan juga menjadi pengingat adalah korban kejahatan seksual bukanlah yang harus bertanggung jawab sepenuhnya terhadap masalah yang dihadapinya melainkan ada pelaku dan kita sebagai lingkungannya harus memberikan dukungan moril terhadap korban kejahatan seksual.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun