Badai menerpa gubuk ringkih
Tembok anyaman melayang tinggi
Hujaman belati pedih melatih
Acuh lenyap dari jati diri
Kapan berhenti siksaan pedih
Rasa khawatir tak henti melingkupi hati
Harapan akan nestapa badai berhenti
Tak luput dari fajar yang didamba
Angan akan fajar bak obat hati
Lelah tak digubris untuk menanti
Pelangi pengganti mega mendungnya
Tak terkira fajar mana yang mengobati
Hadirnya yang menjadi misteri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!