Badai menerpa gubuk ringkih
Tembok anyaman melayang tinggi
Hujaman belati pedih melatih
Acuh lenyap dari jati diri
Kapan berhenti siksaan pedih
Rasa khawatir tak henti melingkupi hati
Harapan akan nestapa badai berhenti
Tak luput dari fajar yang didamba
Angan akan fajar bak obat hati
Lelah tak digubris untuk menanti
Pelangi pengganti mega mendungnya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!