Mohon tunggu...
Nahar Frakasiwi
Nahar Frakasiwi Mohon Tunggu... Lainnya - absorb the feeling, i learn to fly

Hanya pemuda yang mencari hiburan terkait karya sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dari Tulisan yang Belum Selesai

26 Mei 2021   13:20 Diperbarui: 26 Mei 2021   13:23 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terasa lama diari tak kusentuhkan rasa
Sementara kusimpan beberapa hari saja
Kukenang sejenak pada kantung laci lemari tua
Kupersembahkan kepada rindu sebuah gelap di sana
Semua itu terlukis dari apa yang pernah kucatat di jalan yang kasar

Saat matamu jauh memandang
Aku terlihat tiba di ujung jembatan
Di rentang timur hingga ke barat, pada tulisan yang tak bisa akan kau temui karatnya
Sejauh bayang yang melaju memanjang
Akupun perlahan menghilang untuk pulang
Meski belum kusapa sekuntum kedamaian
Tapi tak apa, terjawab dengan niscaya alamiah

Selalu bersifat umum kata cinta dan indah
Terbentuk samar kejujuran dan kenyataan
Noda hitam dari butiran angan yang terbumbui perandaian
Sesak adanya bersandar di rapuhnya pohon tua
Keras untuk kau peluk lagi muda, mudah untuk kaubakar lagi tua

lisan api yang berucap manja untuk risalah
Akhirnya, opini layaknya mainan para remaja
Saat kesenjangan parade warna bersilisih, namun silih asah tak tiba mampu bisa berpisah
Di pelupuk mata asumsi tergadai sudah
Terlelang sifat hewani untuk bantal empuk di ranjang merah
Keselarasan rasa pun terasa telah pecah, harmoni memang tiada perannya di lain bendera  

Sejauh-jauhnya mataku memandang
Sejauh kuperhatikan bayang hitam saat perlahan pudar
Belum kutemui bunga-bunga dari dimensi lain keluar ikut tertawa
Ataupun angsa-angsa yang terbang dengan satu sayapnya lalu berceloteh bangga

Torehan setengah jadi nuansa putih hitam
Tak akan lama kutumpuk bak serambi usang yang kusam
Dari apa yang pernah kucatat di alun-alun mati pinggir aspal
Kupegang tinggal sederet kalimat yang tak utuh tanpa tanggal, yang aku biarkan rebah berbantal
Dari kisahan yang kumulai, yang masih tengah kuuntai  

Created By :  Nahar
Tanggerang, 26 Mei 2021
_______________________________

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun