Kerap kesadaran hilang nan kembali datang
Bergandeng waktu membelai hiburan
Persemayaman candui hati dan pikiran Â
Belum gontai; lelah, jiwa sudah lebih dahulu terkelepai
Berjenis untaian lahir dari perkepala
Berbeda-beda cara upaya untuk lupa
Atau untuk menjauhi keramaian gonggong anjing di sini dan di sana
Guna menatralisir kembali palung insani yang terkulai
Menyandarkan lunglai di keharmonian biru langitku, dengan awan-awannya yang belum mau berhenti untuk berjalan
Gemas menelusuri seluruh koridor media; sosmed
Menelusuri jejak diirimu adalah perjuangan terindah
Engkau hebat dan aku sangat bangga
Aku akan menyelam sedalam-dalamnya
Mencari-cari bait kata, lalu menjadikannya sebagai pengacara
Rasa menjadi lebih baik
Lebih lapang ruang busuk seisi dada
Dari sepasang mata yang menerjemah
Ternyata kuatnya aku berdiri demi mencintai hiburan semata
Kembali aku berkata "Hai", pada jasad di belantara cermin
"Seberapa besar kerelaan terhadap apa yang aku cintai?"
"Sudah seberapa tinggi aku terpaku di atas manjaan ragam sudut pandang?"
"Akankah suram dari kegelapan datang menakdirkan aku untuk tenggelam lebih lama?"
"Padahal, telah kuyakini nyala api di sana ... menganga lebar di keharuman mulut neraka"
"Hai, jasad ... sudikah terambil dirimu di kondisi begini; meninggal dunia?"Â
"Sungguh aku khawatir, tapi bohong"🙂🌹