Karya: Â NaharÂ
Darimu hai, Air ..!
Sengaja kau pantul terang ...
Kepada rima torehan kecil yang tersusun ...
Kau telah menarik mata
Untuk meratapi kembali cahaya Â
Mungkin akan hilang karna tenggelam
Terbenam, dan kembali lagi tanpa bersuara
Menarik kenangan yang muncul di setiap genang ...
Yang alami terbiaskan di rimbanya halaman hati pada bentang bimbang ...
Kepada nyaman yang aku sedang susun dan kutitikan ...
Telah kuikat di kaki merpati sarana kuberpesan ...
Sampai kupastikan terbang menembus terang ...
Aku telah menoleh sesuatu yang samar
Yang terletak pada setiap suara ujar
Ternyata bukan padanya jembatan taman yang aku harapkan
Ataupun jalan-jalan yang mana dahulu aku rindukan
Namun aku penasaran kepada setiap persembunyian; misteri ...
Perlahan kelak akan kususuri sendirian ...
Di keheningan irama yang tanpa gemerlap ...
Terpaling senyap, dan berjalan tanpa pelita, mencari klise lama yang pernah kusekap .... Â
Ingin kupanah setiap bintangÂ
Karna selalu terlihat jalangÂ
Meski menerangi setiap jalanÂ
Seolah ingin terabadikan kasih sayangÂ
ingin kuhapuskan segalanyaÂ
segala angan yang menyerangÂ
Datang menerjang terangÂ
Mengerang mengajak perang
Tanggerang, 20 Desember
________________________________
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H