KaryaÂ
Karya :Â Nahar
Bunyikanlah harapan
Coba tenun dan lantunkan
Bernadalah, kelak pasti di dengar juga
Dan menarilah, jangan malu sebab dewasa
Padanya penawar abadi, penghibur bagi diri
Namun ingat, jangan katakan sepi pada kerlipan bintang... ataupun pelangi
Kitalah bintang yang paling terang
Dan lebih sempurna dari lembutnya warna pelangi
Telah ada namaku dan namamu di sana Â
Tengah terselimuti sejuknya arah mata sebelum adam dan hawa berada
Dari dingin yang tersenyum kepada jarak yang bersembunyi
Telah tertulis segalanya sebelum kita memahami
Maka janganlah tergoda jalan lain, selain tetap bersujud serendah-rendah padaNya
Juga jangan terburu-buru posesif
Seperti yang mana telah kudapati halus dagumu yang tirus penuh air mata
Dan telah kulihat sepasang matamu yang kosong di sanaÂ
Cobalah menangis... ingin kulihat rasa itu bercucuran
Agar kudapati rasa pada tiap tetes mutiaramu yang kesekian kali
Aku tahu...
Bukan hanya daun-daun yang bisa berguguran
Akupun senantiasa jenuh pada kesalahan
Bosan kutersenyum di ruang problematika
Karna bulir keringat selalu terasa sia-sia di sana
Kuresapi... dan kuterima... telah menjadikan dayaku semakin lemah
Kembali kurasakan rasamu
Terasa sempit berbagi pada kesetiaan
Lemahnya dada belum sekelam pekatnya hitam
Ketahuilah, tiada inginku berlama-lama berikan penghayatan
Sudahlah, kita hanya perlu melanjutkan perjalanan, untuk menjadi lebih terang lagi dari kerlipan bintang-bintang yang tengah tersenyum berkedip malam ini_(:
Tanggerang, 26 November
________________________
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H