Setiap bahan organik pada dasarnya dapat mengalami penguraian secara alami seiring dengan berjalannya waktu. Hasil penguraian tersebut umumnya dikenal sebagai kompos, di mana kompos merupakan salah satu jenis pupuk organik yang baik untuk tumbuhan.
Jika didefinisikan lebih lengkap lagi, kompos adalah sisa-sisa bahan organik yang telah mengalami proses pelapukan dan bentuknya pun berubah menjadi menyerupai tanah, tidak berbau serta banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Pada dasarnya, proses pelapukan ini merupakan proses alamiah yang biasa terjadi di alam. Â Namun, proses pelapukan secara alami ini berlangsung dalam jangka waktu yang sangat lama, bahkan bisa mencapai puluhan tahun. Untuk mempersingkat proses pelapukan, diperlukan adanya bantuan dari manusia. Jika proses pengomposan dilakukan dengan benar, proses hanya berlangsung selama 1---3 bulan saja, tidak sampai bertahun-tahun.
Kompos juga berguna untuk meningkatkan daya ikat tanah terhadap air sehingga dapat menyimpan air tanah lebih lama. Ketersediaan air di dalam tanah dapat mencegah lapisan kering pada tanah. Penggunaan kompos bermanfaat untuk menjaga kesehatan akar serta membuat akar tanaman mudah tumbuh.Â
Manfaat Pupuk Kompos
Manfaat pupuk kompos yang ditambahkan ke media tanam tentu sangatlah banyak. Bahkan jika dibandingkan dengan pupuk kimia, kompos relatif lebih aman karena tidak merusak untuk jangka panjang.
Sedangkan pupuk kimia apabila digunakan terus menerus dapat menyebabkan tanah mengeras dan membunuh mikroorganisme di tanah. Berikut ini beberapa manfaat pupuk kompos:
- Merupakan sumber unsur hara walaupun relatif kecil.
- Untuk jangka panjang, kompos bisa memperbaiki kadar pH tanah.
- Mengandung banyak humus yang dapat meningkatkan unsur hara pada tanah.
- Dapat menggemburkan tanah.
- Meningkatkan kapasitas penyerapan air akibat tanah yang gembur.
- Aktivitas mikroba di tanah menjadi lebih baik yang berefek pada penggemburan tanah.
- Membantu proses pelapukan bahan mineral.
- Menurunkan aktivitas mikroorganisme yang bersifat merugikan.
- Memberi ketersediaan makanan untuk mikroba.
Alat Pembuatan Pupuk Kompos
Untuk membuat pupuk kompos, silahkan Anda siapkan alat-alat berikut ini:
- Alat pemotong atau pencacah seperti pisau, golok dan semacamnya.
- Tempat menampung sampah, bisa ember atau semacamnya.
- Alat pengaduk.
- Tempat melarutkan sampah dengan aktivator EM4, bisa ember yang ada lubang-lubang kecil di bawahnya disertai penutup atau dsb.
- Ember penampung air lindi.
- Sarung tangan.
Bahan Pembuatan Pupuk Kompos
Adapun bahan-bahan yang perlu disediakan dalam pembuatan pupuk kompos adalah sebagai berikut:
- Sampah organik seperti : sisa sayuran, sisa buah-buahan, daun-daunan, kertas, dsb.
- Aktivator EM4 (bisa dibeli di toko pertanian).
- Tanah (bukan tanah liat).
- Molase, bisa berupa air gula merah, air gula putih atau tetes tebu.
- Air.Â
Cara Membuat Kompos dari Sampah Organik
1. Kumpulkan Sampah
Sampah organik yang dikumpulkan harus dipisah dari sampah anorganik. Beberapa sampah organik yang bisa kamu gunakan adalah sisa sayuran, buah-buahan, daun-daun kering, kulit telur, bubuk kopi atau teh, sekam padi, dan lainnya.
2. Proses Pencacahan
Sampah organik yang sudah dikumpulkan selanjutnya dicacah agar sampah organik menjadi lebih lembut. Potong-potonglah sampah organik menjadi ukuran sekitar 1-2 cm.
3. Masukkan ke Dalam Wadah
Selanjutnya masukkan sampah ke dalam wadah kedap udara dan tertutup rapat. Udara bisa membuat proses pembusukan tidak berjalan dengan sempurna. Untuk proses pembusukan terjadi lebih cepat, kamu bisa menambahkan cairan EM4.
4. Diamkan Sampai 2 Minggu
Diamkan pupuk selama 2 minggu agar pembusukan sempurna. Selama 2 minggu itu sebaiknya dilakukan pengadukan selama 3 hari sekali. Jangan terlalu sering dan jangan terlalu jarang. Nantinya akan ada 2 jenis pupuk kompos yang dihasilkan, yaitu padat dan cair. Untuk pupuk padat perlu dikeringkan terlebih dahulu sementara yang cair bisa langsung diaplikasikan dengan catatan harus dicampurkan dengan air kapur sirih dengan perbandingan 1:5 agar tidak bau.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H