Maka cobalah untuk self-healing dengan memberi jarak antara diri kita dan media sosial untuk mengeluarkan seluruh racun yang telah mempengaruhi pikiran serta perasaan. Berhentilah untuk menelan mentah-mentah apa yang tersaji di dalamnya, berhenti untuk mengkritik diri, dan mulai nilailah diri secara objektif.
Teruslah untuk fokus pada diri sendiri dengan mengganti waktu/momen yang secara tidak sadar telah direnggut media sosial dari kita. Manfaatkanlah dengan berbagai macam hal yang membawa dampak positif dan tentunya tidak mendistraksi diri untuk secara nyata menjadi lebih baik.
Ada beberapa tips yang bisa kita lakukan untuk self-healing dengan social media detox, di antaranya:
- Cobalah berhenti sejenak dari aktifitas media sosial. Mungkin bisa dengan menyembunyikan aplikasi tersebut, log out, atau bahkan meng-uninstall. Karena selain kita bisa menahan diri, hal ini juga bisa dilakukan sebagai awal untuk fokus pada diri sendiri.
- Pahami potensi diri dan apresiasi pencapaian kecil kita seperti membeli ice cream ketika kita sudah berhasil lepas dari media sosial selama sehari, atau ketika sudah mampu menghafal beberapa kunci gitar, dan sebagainya.
- Sadari bila setiap orang punya jalan/garis hidup serta kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jangan lagi membandingkan diri hanya karena melihat kelebihan yang ada pada orang lain terutama bila itu dari media sosial.
- Lakukan aktifitas yang positif seperti membaca buku, lari pagi/sore, bersepeda, memasak, berkebun, dan bersih-bersih rumah.
- Bangun atau perkuat relasi dengan siapapun. Mungkin bisa dengan membangun kembali komunikasi yang hangat dengan mengajak adik, orang tua, pasangan, sahabat, maupun teman kerja untuk berbincang secara langsung sembari menikmati teh atau kopi di akhir pekan.
- Perdalam hobi. Melakukan suatu hal yang kita suka tentu akan sangat menghibur diri. Selain itu kita juga bisa lebih paham atau bahkan menjadikan hobi yang kita miliki untuk menambah penghasilan. Misal, orang yang memiliki hobi bekebun tentu akan semakin tau apa yang harus dilakukan agar tanamannya lebih sehat, subur dan bisa dijadikan bisnis bila ia fokus memperdalam hobinya itu.
- Bila ada hal/kegiatan yang mengharuskan menggunakan media sosial, maka gunakan seperlunya dan tahan diri agar tidak berlama-lama.
Semoga tulisan di atas berguna bagi kita semua agar bisa lebih bijak dan memahami dampak media sosial terutama terhadap kesehatan mental. Harapan penulis, semoga setelah ini tidak ada lagi yang merasa insecure serta overthinking hanya karena melihat apa yang orang lain sajikan di media sosial ya.
Salam hangat, Nagita Aisyah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H