Pelosok desa yang jauh terpencil...Â
Ibu pertiwi...Â
Hidup untuk menghidupi...Â
Membantu para suami mengais sedikit rejeki...Â
Untuk kebutuhan dapur agar tetap mengepul...Â
Sawah menjadi wahana permainan kami...Â
Menanam suatu kemutlakkan dalam hidup ini...Â
Dalam syair "bagimu negeri jiwa raga kami"...Â
Tapi sayang kami tak jarang dikhianati...Â
Kami sama-sama membayar pajak, tapi semua dikorupsi...Â
Tak sedikit oknum pejabat yang mengebiri hak-hak kami...Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!