Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Setidaknya Terlebih Dahulu Aku Bermanfaat Untuk Diri Ku Sendiri

30 Oktober 2023   21:39 Diperbarui: 31 Oktober 2023   21:25 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh. 

Wei de dong tian, om swastyastu, shalom, namo buddhaya. 

Salam kebajikan, salam sejahtera bagi kita semua. 

Rahayu rahayu rahayu. 

Audzubillahiminassaytoonirrojiim. 

Bismillahirrohmaanirrohiim. 

Senin, 30 Oktober 2023 pukul 16:44 WIB. 

Sore ini aku mulai mengencani kompasiana. 

Tadi mulai tidur siang jam setengah dua. 

Sayu-sayu ku dengar kumandang adzan ashar. 

Tak bergegas bangun, masih ngulat-ngulet. 

Bangun benar sadar sudah sunyi. 

Ku lihat jam hape masih jam setengah empat kurang beberapa menit. 

Bangun duduk, kurasakan kaki kanan cenut-cenut kecapean. 

Sampai pukul 15:33 aku beranjak ke kakus ambil air wudhu. 

Lalu aku ke pawon bersihin nangka, cuci tomat dan cokak, misahin cabai. 

Pokokmen tadi aku ke gubuk dapet itu semua ditambah jantung pisang kepok. 

Alhamdulillah, buat menu berbuka puasa. 

Nangkanya dibelah dua atau tiga, campur tomat dibelah empat, terus dikasih jeruk peras yang sedikit asem, terus serutin gula aren. 

Kayaknya sih enak, karena belum pernah buat, biar ku coba saja nanti. 

Soal enak atau tidak belakangan, yang penting tidak beracun. 

Usai aku bersihkan semua, aku cuci semua, terus aku tinggal ke kamar untuk sholat ashar sepaket beserta qobliyahnya. 

Terus tadarus surah Waqi'ah tiga kali, barulah latihan menulis. 

Alhamdulillah, rahmat dan kuasa Alloh SWT, sehingga aku masih mampu menghirup aroma kampung ku sampai dengan detik ini. 

Ini tak simpan dulu, aku tinggal mengolah menu buat berbuka. 

InsyaAlloh lanjutkan nanti ba'da tadarus sekalian. 

Karena ini sudah pukul 17:14 WIB, paling 20 menitan lagi kumandang adzan maghrib.

Sudah aku siapkan, aku campur seperti olahan sup buah, aku tambahi buah yang kemarin oleh-olehnya Simbok ku. 

Buah pepino (Dokpri)
Buah pepino (Dokpri)

Ternyata namanya buah pepino, kaya manfaat dan baik buat hati pula. (Sumber: www.idntimes.com)

Kalau matang sepertinya dagingnya lembut seperti timun suri. 

Kumandang adzan maghrib, alhamdulillah, mari berbuka puasa. 

Latihan menulis lagi insyaAlloh lanjutkan ba'da tadarus. 

Alhamdulillah, buka puasa sudah, sholat dan tadarus juga sudah aku tunaikan. 

Enak tadi sup buahnya, asam manis, asamnya dari jeruk, manisnya nangka dan sedikit aku tambah gula aren.

Terus makan lauk tongkol lalap jengkol dan buah cukak, nikmat barokalloh. 

Pagi tadi aku bangun jam tiga kurang sepuluh menit. 

Biasa, langsung aku ambil handuk dan aku kenakan. 

Kemudian ke pawon minum air hangat dua gelas. 

Lalu ke kakus mandi sampai dengan usai, handukan terus berwudhu. 

Kemudian ke pawon minum air hangat dua gelas lagi. 

Ke kamar ganti pakaian, jemur handuk. 

Sekitar jam tiga lebih seper empat aku tunaikan sholat sunah. 

Sholat sunah taubat dan sholat sunah tahajud.

Dzikir iztighfar dan sholawat sejenak, hadiah buat Bapak-Simbok dan sanak keluarga. 

Sampai dengan jam empat kurang dua puluh menit dan beranjak ke pawon makan sahur. 

Semalam menu sahur masih sayur jantung pisang, lalap jengkol sama kerupuk. 

Minum air putih dua gelas, kemudian aku cuci piring dan gelas kotor. 

Tak lama kumandang adzan subuh, segera aku ke kakus pipis, gosok gigi dan berwudhu. 

Ke kamar sholat qobliyah, terus buka kompasiana, edit-edit sedikit, tak lama kumandang iqomah. 

Segera aku tinggalkan hape, ambil minyak wangi dan jalan ke mushola. 

Sholat berjamaah sampai dengan usai, wirid dzikir dan do'a bersama dengan imam, lalu aku beranjak pulang duluan. 

Sekitar jam setengah lima aku keluar mushola.

Sepasang demi sepasang aku rapihkan sandal jamaah, lalu terakhir sandal ku sendiri, sandal kenangan dari salatiga. 

Aku kenakan dan jalan pulang, ku lihat bulannya sisan sedikit akhir gerhana.

Semalam kau lupa tidak nonton gerhananya. 

Harusnya kalau nonton pasti kelihatan jelas banget, pas purnama pas gerhana. 

Masuk rumah, salam dan membaca mantra. 

Ku letakkan sajadah dan kupluk di bangku teras belakang. 

Aku ke kakus pipis sejenak dan berwudhu, terus ke kamar ganti kaus, berkemas jalan ke gubuk. 

Hape dan buku aku bawa, pun sandal bodhol aku bawa untuk obong-obong di gubuk. 

Masih gelap aku keluarkan motor, starter dan langsung jalan ke gubuk. 

Aku tidak mampir kerumah Simbah ku. 

Jalan langsung lewat lapangan voli. 

Ku tengok ke barat, nampak pesona bulan purnama yang apik nan cantik. 

Jalan sampai tengah sawah baru aku berhenti dan memotretnya. 

Bulan purnama kesiangan
Bulan purnama kesiangan

Bulan ini tampak bulannya condong diutara, jauh diutara jalan setapak. 

Sedang mataharinya pada bulan ini condong keselatan.

Jadi dalam putaran satu tahun itu pergeserannya lumayan jauh berapa. derajat. 

Ibarat ini sekarang letaknya diutara, sampai nanti bulan tepat ditempat ini lagi itu dalam waktu satu tahun. 

Ini foto lama (Dokpri)
Ini foto lama (Dokpri)

Ini bulannya condong jauh keselatan, dari jalan setapak tengah sawah cukup jauh. 

Pergerakannya dalam satu tahun itu nanti sampai titik ini lagi. 

Sungguh, kebesaran Alloh SWT jelas terpampang didepan mata, barokalloh. 

Sisan bulan purnama tadi pagi (Dokpri)
Sisan bulan purnama tadi pagi (Dokpri)

Sepertinya kalau diukur pas bulan diselatan dan diutara jalan setapak ini pas ditengahnya. 

Jika garis tengahnya aku ambil jalan setapak ini, bulan sedang diutara, nah pas bulan diselatan jarak ke garis tengah sekiranya sama dengan ini.

Usai aku motret bulan, aku melaju lagi, ke gubuk. 

Sampai gubuk, dihalaman ada bekas durian dibelah, tapi masih mentah.

Aku singkirkan, terus aku masuk gubuk. 

Naik ke lantai atas, niat hati mau menyalakan radio, malah tidak menyalakan.

Jaringan listriknya tidak ada, aku bergegas ganti pakaian dinas ku. 

Ambil gergaji dan tali, aku jalan menyusuri kabel memeriksa tiang yang roboh. 

Kemarin ada orang menebang kayu, robohnya menimpa kabel, ada sepuluh bambu tiang kabel patah semua.

Tidak dibenahi pula, nah tadi aku periksa satu per satu tiang. 

Ternyata benar ada kabel yang putus tapi terikat di satu tiang, tidak sambungkan pula. 

Untung kemarin paklik Khodirin langsung memutuskan aliran listriknya. 

Kalau tidak ya bisa jadi ada orang mati tersengat listrik. 

Wong tiangnya roboh, kabel jatuh ke sawah sepanjang jalan. 

Kelihatan karakter orang yang nebang kayu tidak punya tanggung jawab. 

Karena aku tidak bawa alat ynag memadahi untuk menyambung kabel, jadi aku tandai saja. 

Lalu aku balik ke gubuk lagi, aku merebus air, terus aku tinggal ke sawah balong lihat pisang unyil, sudah mulai menua, paling seminggu lagi aku tebang. 

Terus nemu nangka, aku belah isinya cuma beberapa nyamplungan tok.

Gabuk, ndak ada isinya, cuma ada lima belasan biji. 

Lalu aku lihat jantung pisang kepok, aku cari galah dan aku petik. 

Lihat buah cukak juga aku petik. 

Semua aku bawa ke gubuk, cabai dan tomat juga aku petik. 

Sampai digubuk ku letakkan semua, terus aku pipis dan berwudhu sejenak. 

Sekitar jam setengah tujuh baru aku tadarus tiga surah andalan ku. 

Aku baca dengan nada tertinggi ku, sambil buang sinus. 

Kalau bacanya dengan teriakan sinus dan dahaknya banyak keluar, jadi tenggorokan dan hidung plong. 

Karena tidak ada suara radio, jadi kedengeran suara ku kenceng banget. 

Sampai ada orang disawah menjawab dengan teriak juga. 

Banyak orang disawah tadi, aku tidak peduli mereka mendengarkan teriakan ku, yang penting aku bahagia. 

Sampai dengan jam tujuh lebih beberapa menit, baru aku baca buku, sekitar satu jam. 

Tak lama masih baca buku, paklik Khodirin datang ambil cangkul digubuk, dan pupuk. 

Aku bertegur sapa, beliau mau menyiram dan memupuk pohon kopi. 

Aku lanjut baca buku, sampai dengan hampir jam sembilan, baru buku aku tutup. 

Aku keluar gubuk, ketemu paklik Muhammad Ihsan sedang angkat-angkat rabuk kandang ke sawahnya. 

Aku tawari untuk mampir, nanti katanya kalau sudah usai, masih beberapa karung. 

Terus aku hangatkan lagi airnya dan aku tinggal sholat dzuha dan nyicil qodho sholat wajib lima waktu yang dulu aku tinggalkan. 

Nah ini juga sudah isya', aku rehat sholat dulu, lanjutkan nanti. 

Sholat isya' sepaket sudah ku tunaikan, alhamdulillah. 

Barusan makan juga, banyak lalapan jadi nafsu makannya bertambah. 

Ini minum creamer, sama nyemil biskuit. 

Nikmat banget, buat nemenin latihan menulis. 

Kembali ke pagi tadi, usai sholat dzuha aku siapkan kopi di teras. 

Terus aku nyiram tanaman juga, beberapa saja, tidak semua aku siram. 

Beberapa tanaman hias masih tampak segar dan mulai menunjukkan pesonanya. 

Mboh wit opo iki (Dokpri)
Mboh wit opo iki (Dokpri)

Entah jenis tanaman apa ini, menjalar, tak rambatke ning cagak. 

Ben gubuknya terlihat serem, padahal pingin ku terkesan tropis gitu.

Banyak pohon yang merambat malah jadi nampak seram. 

Tapi untuk aku sendiri tidak ada masalah. 

Yang penting selalu ku rawat dan ku jaga kebersihannya.

Ada tumbuhan liar mirip pakis juga, bagus jadi aku rawat sekalian.

Wit mbuh opo iki
Wit mbuh opo iki

Seneng lihat hijau-hijau seperti ini terus terkena sedikit matahari. 

Dilihat itu seger, adem, menenangkan.

Wit opo iki Lur? (Dokpri)
Wit opo iki Lur? (Dokpri)

Aku tidak tahu jenis tumbuhan apa ini, banyak banget di daerah ku. 

Kalau dipinggir sungai ada yang gede banget. 

Tingginya bisa mencapai dua meter. 

batang pelapahnya bisa semester lebih. 

Pohon serut bahan bonsai juga tumbuh subur. 

Kebun halaman ku (Dokpri)
Kebun halaman ku (Dokpri)

Tadi sempet ada beberapa burung mampir, cari makan diteras. 

Disamping ku, pas ngobrol dengan paklik Khodirin, tidak takut ada orang. 

Ada mencawak alias biawak juga, tapi masih anakan, perut ya baru sebesar pergelangan tangan. 

Enak sebenarnya sambil piara burung, unggas, itik, angsa, nuansanya lebih berasa kampung banget. 

InsyaAlloh kelak lah, kalau sudah diberi rezeki oleh yang maha memberi rezeki. 

Sekarang yang penting tetap di rawat saja. 

Tak lama ada bu tani juga usai merumput, sambil gendong rumputnya, kami bertegur sapa. 

Aku persilahkan mampir ngopi, beliau tidak ngopi, air bening sudah bawa didalam kamplinya. 

Kampli adalah tas slempang yang terbuat dari karung, biasa untuk mbawa perkakas perlengkapan kesawah. 

Beliau pamit tidak mampir, terus aku membereskan meja kursi. 

Tak lama, paklik Muhammad Ihsan datang. 

Aku persilahkan beliau duduk, dan aku buatkan kopi sambil ngobrol. 

Ngobrol cukup lama, terus datang paklik Khodirin, ikut ngobrol tambah lama lagi. 

Hampir dzuhur, paklik Muhammad Ihsan pamit untuk ambil rabuk lagi, masih ada satu karung yang belum diambil. 

Usai ambil rabuk dan ditaruh disawahnya, beliau langsung pamit pulang. 

Aku sama paklik Khodirin masih ngobrol, menunggu kumandang adzan dzuhur. 

Usai kumandang adzan, paklik Khodirin pamit pulang, tak suruh sekalian mematikan arus listriknya, karena mau aku sambung. 

Beliau pulang, aku sholat dzuhur sepaket di gubuk. 

Usai sholat aku ambil isolasi, sekalian aku kemas barang bawaan, niatnya mau sekalian pulang sekalian nyambung kabel. 

Semua aku tutup, ceret dan kopi aku taruh diteras, biar akalu ada orang yang mampir butuh minum. 

Terus aku kendarai motor da jalan keatas. 

Sampai atas aku berhenti ditengah jalan, langsung aku turunkan kabelnya. 

Ternyata tak semudah bayangan ku, kabelnya kuat banget, sampai aku gigit-gigit tetap tidak bisa. 

Walhasil aku jalan kaki turun ke gubuk lagi, niatnya ambil sabit, sambil batin, coba kalau ada gunting, lebih simpel dan nanti tidak kesini lagi. 

Eh, beneran nongollah itu gunting, seneng banget aku, langsung aku ambil, aku tutup pintu, lari ke atas. 

Aku gunting-gunting, aku sambung, aku solatip. 

Sampai dengan usai, paklik Subhan datang dari arah barat menggiring dua ekor kambingnya. 

Berhenti sejenak, kamu basa-basi.

Beliau mau ke sungai depan gubuk buat mandiin kambing. 

Aku usai nempel solatip, terus aku kemotor, paklik Subhan turun kesungai.

Bergegas aku jalan pulang, langsung kerumah Simbok, tidak mampir kerumah Simbah.

Sampai rumah, aku parkir motor, masuk lewat pawon, hasil sawah aku letakkan di pawon. 

Ke kamar ngecas hape, karena tadi hape mati, bawa powerbank tapi dayanya habis.

Tas aku letakkan, terus leyeh-leyeh sejenak. 

Keringat kering, aku langsung kenakan handuk, ke kakus mandi. 

Sekitar jam setengah satu lebih aku mandi dan mencuci sempak. 

Selesai mandi jam dua kurang sepuluh menit.

Ke teras belakang, aku jemur sempak, pakai sarung, handuk ku jemur, terus nonton TVRI Klik Indonesia Siang sekmen akhir, berita KKB. 

Teroris KKB ini harus menjadi pembahasan capres-cawapres ini, masa sedari dulu belum selesai. 

Langkah yang di ambil terlalu humanism, harusnya tegas dengan pendekatan militer biar jera. 

Persoalan kena sanksi PBB itu urusan tak masalah, yang penting teroris KKB musnah dulu. 

Tadi berita membunuh berapa orang, kemarin berapa puluh orang. 

Sedang pihak anggota KKB sendiri baru mati berapa orang. 

Jadi yang merugi justru negara, lebih banyak yang menjadi korban KKB. 

Jadi KKB harus disterilkan, siap kan rocket angakatan udara. 

Tidak merem-merem sampai jam setengah dua, baru mulai tak sadar ternyata bangun sudah ba'da ashar. 

Alhamdulillah, cukup pulas tidur siang ku, walau terasa kaki sedikit cenut-cenut kecapean. 

Dan latihan menulis sampai dengan malam ini, barokalloh. 

Cukup, aku akhiri latihan menulis hari ini. 

Mohon maaf lahir dan batin atas banyaknya salah dan tidak bermutunya tulisan ini, tidak berkualitas. 

Tapi aku bangga dengan diri ku sendiri karena mampu menulis dengan tulisan ynag tidak bermutu dan mampu menyelesaikannya. 

InsyaAlloh besok latihan menulis lagi. 

Salam dari pelosok Desa untuk Indonesia Jaya. 

Indonesia cerdas, Indonesia emas. 

Indonesia sehat, Indonesia hebat, Indonesia kuat. 

Terus melaju, melesat untuk Indonesia maju. 

Matur sembah nuwun. 

Nitip sehat, semangArt dan jangan lupa bahagia. 

Bahagialah, balas semua kejahatan dengan kebaikan, maka Alloh SWT akan lebih banyak memberikan kebaikan kepada kita. 

Cintai semua makhluk-Nya yang dibumi, agar kita dicintai oleh penduduk langit.

Semoga zionis Israel lekas merasakan balasan dari Alloh SWT. 

Dan Indonesia, sebentar lagi pemilu, semoga siapapun yang menjadi pemimpin bisa amanah, siddiq, tabligh, fatonah, dan kapabilitasnya mumpuni. 

Sudah pukul 21:39 WIB, aku rehat dulu, nyuci gelas terus tidur. 

Sekali lagi matur sembah nuwun. 

Alhamdulillah. 

Barokalloh. 

Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun