Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

"The Gun" is a Slank Story of Deghan Alias Kelapa Muda

27 Oktober 2023   21:33 Diperbarui: 28 Oktober 2023   06:58 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh. 

Wei de dong tian, om swastyastu, namo buddhaya, shalom. 

Salam kebajikan, salam sejahtera bagi kita semua. 

Rahayu rahayu rahayu. 

Audzubillahiminassaytoonirrojiim. 

Bismillahirrohmaanirrohiim. 

Jumat, 27 Oktober 2023 pukul 17:01 WIB. 

Sore ini baru mulai latihan menulis. 

Barusan membuat es dhegan alias kelapa muda. 

Aku campur pisang sama tape singkong, terus aku kasih gula Jawa.

Lebih enak lagi diperasin jeruk nipis atau lemon, sayangnya tidak ada. 

Rame menu buka puasa ku hari ini, renes alias werno-werno alias banyak varian.

Welcome drinknya es deghan, mantap tenan ya Alloh ya Robbi. 

Ada lontong daun pisang, singkong rebus, dua telur rebus, jengkol, ikan pindang, sayur jantung lagi. 

Nanti penutupnya rujak deghan lagi sama makan pisang sale. 

Surga dunia tenan, deghan alias "the gun".

Jadi dulu seorang petani jawa kala penjajahan melihat dua orang penjajah sedang keliling mengawasi sebuah desa. 

Pas dibawah pohon kelapa, dua orang penjajah itu istirahat. 

Pohon kelapa itu milik seorang Petani yag sedang menggarap sawah didekatnya. 

Si penjajah meminta kelapa kepada Petani tersebut. 

Terus menyuruh kawannya yang satu untuk menembaknya. 

"the gun" maka ditembaklah kelapa itu dan bolong sehingga airnya mengucur dan diminumlah oleh mereka berdua. 

Tak hanya sekali, tapi berkali-kali "the gun, the gun, the gun" karena untuk menghilangkan dahaganya. 

The gun (Dokpri)
The gun (Dokpri)

Si petani mendengar kata "the gun" oleh penjajah yang menunjuk dan menembak kelapa muda. 

Si petani pun menyimpulkan bahwa kelapa muda itu namanya "deghan" alias "the gun". 

Yang penting sebutannya deghan, jadilah sampai kiamat nanti disebut deghan. 

Demikian sekelumit sejarah penyebutan deghan atau terbentuknya kata deghan dari kata "the gun". 

Hehe, slank story-nya seperti itu. 

Air kelapa yang tua juga enak dikasih perasan lemon dan gula Jawa asli, gula aren.

Tape singkongnya juga nikmat banget ini, dikasih biyung Misinah tadi. 

Tape singkong (Dokpri)
Tape singkong (Dokpri)

Hari ini sepi, aku sendirian jaga rumah. 

Bapak-Simbok, biyung Misinah, pakde Mustaqim, mbokde Munawaroh, semua pada ikut rombongan ziarah kebeberapa makam waliyulloh sampai ke Madura. 

Makanya simbok membuat lontong juga untuk sangu alias bekal, biar tidak banyak jajan. 

Mungkin tape juga sebagian biyung bawa untuk bekal. 

Tadi berangkatnya ba'da sholat jumat.

Mungkin pulangnya senin atau selasa. 

Jadi beberapa hari kedepan aku masak sendiri. 

Semoga mereka semua selamat dalam perjalanan pulang-pergi, sehat ma'al afiat dan berkah. 

Sudah kumandang adzan maghrib, alhamdulillah, aku berbuka puasa dulu. 

Nanti sekalian sholat dan tadarus, insyaAlloh lanjutkan ba'da tadarus. 

Baru usai tadarus, pas kumandang adzan isya', pukul 18:44 WIB, jadi sekalian sholat dulu saja, lanjutkan ba'da sholat. 

Alhamdulillah sholat isya' sepaket sudah ku tunaikan. 

Barusan minum seduhan madu juga, untuk menguatkan imunitas tubuh. 

Nikmat pokokmen hari ini ya Alloh ya Robbi, maka berikan kenikmatan juga untuk saudara-saudari ku di Gaza Palestina. 

Huff, sumuk badan, tadi sore aku tidak mandi. 

Lanjut sedari pagi, membuka memori yang sudah tersimpan. 

Pagi tadi aku bangun jam setengah tiga alhamdulillah. 

Langsung ku ambil handuk dan ku kenakan. 

Kemusian ke pawon minum air hangat dua gelas lalu ke kakus mandi sekalian nyuci sempak. 

Usia mandi handukan, berwudhu terus ke pawon minum air hangat lagi dua gelas, lalu beranjak ke teras belakang menjemur sempak. 

Lanjut ke kamar ganti pakain dan ke belakang lagi menjemur handuk. 

Kemudian sholat sunah taubat dan tahajud, dzikir istighfar dan sholawat untuk hadiah ke orangtua dan seluruh sanak keluarga. 

Alhamdulillah sekitar jam setengah empat aku beranjak ke pawon, makan sahur. 

Makan tak lama, dan banyak minum air bening aku, untuk membersihkan usus dan toxin-toxin didalam tubuh. 

Biar semua larut terbuang bersama air seni. 

Semenjak berhenti minum kopi, aku merasakan berat badan ku naik. 

Badan lebih enak, tapi masih sering kantuk. 

Terlebih kalau tidak ada aktifitas, rebahan langsung merem. 

Tapi beneran tanpa minum kopi aku merasakan lebih sehat. 

Usai makan sahur, biasa, aku cuci piring dan gelas kotor.

Selesai nyuci piring, mulai ku dengar kumandang adzan subuh. 

Terus aku ke kakus pipis, gosok gigi dan berwudhu. 

Ke kamar, sholat qobliyah lalu duduk buka kompasiana edit sejenak, membalas komentarnya mbak Lily. 

Tak lama kumandang iqomah, ku letak kan hape dan bergegas aku pakai setetes minyak wangi dan jalan ke mushola. 

Sholat berjamaah sampai dengan usai, dzikir dan do'a bersama imam. 

Lalu aku beranjak pulang, sekitar jam setengah lima lebih beberapa menit. 

Keluar dari mushola aku rapihkan sandal jamaah dan jalan pulang. 

Semalam cukup terang, padang wulan, bintang-bintang juga nampak melimpah. 

Jalan sampai rumah, masuk, salam dan membaca mantra, biasa mantra ku dari mbah Maimoen Zubair yakni membaca surah Al-Ikhlas minimal tiga kali. 

Pergi dari manapun, begitu masuk rumah baca lah mantra itu. 

Aku letak kan sajadah dan kupluk dibangku belakang rumah.

Lalu ke kakus pup sejenak, cebok, wudhu terus ambil pemotong kuku dan jalan kerumah Simbah. 

Niatnya mau motongin kukunya Simbah ku. 

Keluar rumah lewat belakang, ketemu mbah Nasori dan mbah Tekhah lagi mau ke makam, kami saling bertegur sapa dan sedikit basa-basi sambil jalan. 

Beliau belok kearah makam, aku jalan lurus kerumah Simbah. 

Sampai di kushoka keramat/punden aku rapihkan dua pasang sandal jamaah yang tersisa. 

Terus kerumah Simbah, masuk salam dan langsung aku temui Simbah yang sedang duduk disinggasananya sambil merokok. 

Aku jabat dan aku cium tangannya, bau tembakau lintingan tidak enak sekali.

Langsung aku tawarkan untuk potong kuku "mbah kukune tak potongake" kata ku. 

"isih cendek, mebet, engko maning wae" jawab simbah. 

"oalah yo wis yen ngono" jawab ku sambil jalan kedepan tipi. 

Padahal ku lihat sudah panjang hampir lima mili, sudah tiga minggu tidak dipotong, hitam-hitam pula. 

"temenan po mbah ora dipotong, wis dowo kui" tanya ku sambil duduk nonton tipi. 

Simbah datang mendekati ku "dikusuki wae ben papak" kata Simbah.

"o njih mbah" sambil tak kusuki sambil mbatin wong wis dowo tur ireng-ireng ngene mbah kok yo wegah dipotongi. 

Usai aku kusuki segera aku pamit pulang. 

"mbah nyong tak langsung" pamit ku sambil jabat dan cium tangan Simbah. 

"lah apan mudun po" simbah menanyakan mudun alias ke gubuk. 

"ho'o mbah, hehe" jawab ku mengiyakan saja, padahal aku pulang. 

Keluar rumah sambil salam, terus merekam durian dipelataran. 

Ketemu pak ustadz Tolibin didepan rumahnya, ku jabat dan cium tangannya sambil basa-basi sejenak. 

Terus aku pamit jalan pulang sambil merekam video nuansa pagi kampung ku. 

Sambil jalan pulang, terus nemu tanaman luncang alias daun bawang digantung dipolibag. 

Luncang alias daun bawang (Dokpri)
Luncang alias daun bawang (Dokpri)

Ada mbokde Munawaroh juga mengendarai motor astrea prima legennya, kami saling bertegur sapa. 

Basa-basi sejenak, beliau pulang dari desa tetangga, desa Branti Jurangagung, usai acara dirumah kakaknya. 

Terus aku jalan lagi sampai rumah, langsung ke kamar dan tadarus. 

Biasa, tiga surah andalan ku, sampai dengan usai. 

Ke kakus pipis dan berwudhu, terus nonton tipi TVRI Serambi Islami, tidak terlalu aku simak, membahas terkait ilmu dan akhlaq. 

Aku ambil buku dan mulai aku membacanya. 

Beberapa lembar aku tutup untuk ke kakus pipis dan berwudhu. 

Baca lagi beberapa lembar lagi, ke kakus lagi pipis dan berwudhu lagi. 

Lanjut baca lagi, beberapa kali aku ke kakus, mana mulai setengah enam sampai jam tujuh hawanya dingin banget. 

Berkabut pula, jadi berkali-kali aku ke kakus pipis dan berwudhu. 

Acara berita, masih heboh berita pemilu, malas aku nontonnya, bahasa politik itu ya politik. 

Actionnya entahlah, bahasa politik diawal ya cuma cari simpatisan.

Malas nonton tipi aku menyalakan radio RRI pro 1 Semarang. 

Cari hibutan lain, yang ada selingan musiknya. 

Sampai dengan jam tujuh lebih beberapa menit aku tutup buku. 

Sejenak aku scrolling info Gaza Palestina. 

Semakin keji dan biadab perlakuan Israel, media-media yang pro Israel mengemasnya dengan penuh drama dan hoax dan tayangan penipuan. 

Aku rasa kacungnya Israel itu cuma Amerika dan temannya cuma AI. 

Karena banyak editan media Israel yang tampak wagu, dan justru menunjukkan kepada dunia akan kebodohan diri mereka.

Negara-negara Islam segera bersatu turut angka senjata saja, ayo perang besar-besaran. 

Masa Arab juga diam, banyak muslim yang kaya, makan enak, gak inget saudara-saudari Gaza Palestina tumpah darah. 

Ayo bergerak maju, tunjukkan keimanan dan keIslaman kita yang kuat dan tangguh, ayo angka senjata merdekakan Palestina. 

Manusia seluruh dunia sudah melihat piciknya Israel, Amerika dan Negara-negara barat sekutu mereka. 

Jaman akhir, memang kiamat waktunya sudah sangat dekat, teramat sangat dekat.

Perang terakhir yakni mengalahkan Dajjal dan Yakjud-makjud.

Sebuah gelar besar Imam Mahdi akan muncul setelah kematian seorang imam di Makkah. 

Pembaiatannya mendadak, pemimpin yang sangat bijaksana, semuanya mirip dengan Rosululloh Muhammad SAW, cuma akhlaqnya saja yang berbeda. 

Parasnya mirip, posturnya mirip, bidang dadanya juga mirip.

Cuma akhlaqnya tidak sesempurna akhlaq Rosululloh Muhammad SAW. 

Puncak kehidupan dunia yang rukun, damai, tentram, dan tak lama setelah itu kiamat. 

1500 Hijriyah itu tinggal 56 tahun lagi, fase kepemimpinan imam Mahdi cuma antara 7-9 tahun saja. 

Waktu sangat lah cepat, teramat sangat cepat. 

Wong kemarin jumat, ini sudah jumat lagi. 

Pantes kalau sibuk, banyak kerjaan, waktu bisa terasa cepat. 

Lah aku pengangguran, nganggur-gur aja merasakan waktu ini sangat cepat. 

Tiba-tiba sudah mau kiamat saja, sudah ku siapkan apa saja ini. 

Perang melawan Dajjal? 

Tentu aku siap lah, aku mau barisan paling depan. 

Sekitar jam setengah sembilan pagi aku tunaikan sholat dzuha dan nyicil qodho sholat wajib lima waktu yang dulu aku tinggalkan. 

Usai sholat, aku potong kuku dan potong rambut, beres-beres sampai dengan jam setengah sepuluh lalu ambil handuk, ke kakus dan mandi. 

Usai mandi, handukan dan beranjak ke teras belakang menjemur sempak.

Kemudian, ke kamar ganti pakaian, ke belakang lagi menjemur handuk. 

Duduk scrolling hape sampai dengan jam setengah sebelas. 

Terus aku keluarkan motor dan beranjak menjemput Simbah. 

Didepan warung Simbok ketemu suwo Paremi lagi mau belanja, kami saling bertegur sapa dan sedikit basa-basi. 

Terus jalan kerumah Simbah, dijalan ketemu beberapa orang, kami bertegur sapa. 

Sampai dirumah Simbah, aku parkir motor dibawah pohon durian. 

Masuk, lihat simbah baru keluar dari toilet mushola.

Ku masuk, keruang tengah ada keponakan ku yang lagi sibuk main game. 

Ku jabat tangannya dan ku duduk dikursi depannya. 

Niatnya aku ajak ngobrol, tapi sibuk main game jadi tidak merespon. 

Jadi ya duduk saja, sambil baca-baca undangan dimeja. 

Simbah pun datang masuk kekamar untuk ganti pakaian. 

Tak lama keponakan ku ke kakus, pup ya sambil main game, dua hape pula, buat main semua. 

Luar biasa habitsnya, tidak memegang hape kalau pas tidur saja, tidurnya karena lupa dan hape jatuh sendiri. 

Lalau paklik keluar dari kamarnya, ku jabat dan cium tangannya. 

Beliau duduk disamping ku, kami ngobrol sejenak. 

Ngobrol basa-basi sampai dengan Simbah keluar dari kamarnya. 

Bergegas aku dan Simbah jalan kepelataran. 

Naik motor dan langsung tancap gas jalan ke masjid. 

Kami bertegur sapa dengan beberapa orang dijalan. 

Jalan sampai masjid, ku turunkan Simbah, ku parkir motor dan masuk. 

Baru ada dua orang didalam masjid. 

Bergegas aku bentangkan sajadahnya Simbah, kemudian sajadah ku dan kami sholat tahyatal masjid da sholat mutlaq. 

Aku menikmati kantuk, simbah dzikiran sampai dengan khutbah. 

Khatibnya pak Kyai Imam Marzuki, membahas terkait ketaatan dan ketaqwaan, pun akhlaq seorang mukmin. 

Sampai dengan selesai, kemudian sholat jumat, dzikir dan do'a bersama imam. 

Lalau sholat ba'diyah terus pulang.

Sampai di rumah Simbah, Simbah turun dan aku langsung pamit. 

"tak langsung balek mbak, ngantuk, apan turu nyong" kata ku. 

"langsung? Yo wis, nyong mbarang apan turu" jawab simbah. 

Ku jabat dan cium tangannya sembari pamit salam.

Jalan, ketemu beberapa orang, kami saling bertegur sapa sambil aku jalan. 

Sampai rumah aku parkir motor disamping rumah. 

Aku masuk lewat pawon, ketemu Bapak lagi ambil baju ganti. 

Sembari pamit mau berangkat ziarah alias wisata religi, pun Simbok jua. 

Sambil mereka ngomong banyak, sambil berkemas. 

Aku iya-iya saja, tak lama mereka berangkat. 

Aku nonton tipi sejenak, terus tidur siang, alhamdulillah sampai dengan ashar bangun hampir jam empat. 

Langsung ambil air wudhu, terus ganti baju, sholat, tadarus Waqi'ah tiga kali, terus membuat es deghan. 

Alhamdulillah terus bisa latihan menulis sampai dengan malam ini. 

Sudah pukul 21:33 WIB, cukup aku akhiri latihan menulis ini. 

Mohon maaf lahir dan batin atas tulisan yang tidak bermutu ini. 

Salam dari pelosok Desa untuk Indonesia Jaya. 

Indonesia cerdas, Indonesia emas. 

Indonesia sehat, Indonesia hebat, Indonesia kuat. 

Terus melaju, melesat untuk Indonesia maju. 

Matur sembah nuwun. 

InsyaAlloh lanjut latihan menulis lagi besok. 

@apakabar_masadepan

Nitip sehat, semangArt dan jangan lupa bahagia. 

Aku sehat!!! 

Aku semangArt!!! 

Aku bahagia!!! 

Selamat malam. 

Alhamdulillah. 

Barokalloh. 

Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun