Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Rujak Ndeso Yang Pedas Sepedas Bacot Tetangga

12 September 2023   21:39 Diperbarui: 13 September 2023   19:28 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salads Ndeso ala aku/dokpri

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Shalom, om swastyastu, namo buddhaya, wei de dong tian.

Salam sejahtera bagi kita semua, salam kebajikan.

Rahayu rahayu rahayu.

Bismillahirrohmaanirrohiim.

Kendal, Selasa 12 September 2023 pukul 16:41 WIB.

Baru saja waktu ku lenggang dan bisa mengencani kompasiana.

Tadi bangun tidur siang Simbok ku pesan "kalau mua masak, sayurnya didepan" sambil Simbok keluar rumah.

Beliau pergi rombongan takziah entah kemana.

Tak lama kumandang adzan ashar.

Tapi di mushola sini adzannya terlambat.

Sepertinya mu'adzinnya kesorean pulang dari cari ramban alias pakan kambing.

Aku beranjak ambil air wudhu dan sholat qobliyah.

Usai sholat qobliyah, aku kentut lagi kecil.

Lari ke kakus lagi dan berwudhu lagi.

Nunggu mushola kumandang adzan lama banget.

Yang lain sudah iqomah lama.

Aku sholat ashar dirumah saja.

Dapat dua rokaat dan mushola sini baru kumandang adzan.

Pun yang adzan pak ustadz Samsudi bukan mu'adzin biasanya.

Mu'adzin yang biasanya pak Samiron datang akhir mengumandangkan iqomah.

Usai aku sholat, langsung aku ambil sayur lobak putih, ku ambil bagian dalam saja.

Mentimun satu, wortel satu, bawang merah dan bawang putih.

Ku ambil kacang tanah dan buah mangga dan pisang, pun melon.

Lagi nggranyam rujak.

Tapi yang ini rujak ala aku sendiri.

Local Ndeso Salads.

Rujak Ndeso Yang Pedas Sepedas Bacot Tetangga. 

Ku serut wortel tipis kecil memanjang.

Pun mentimun ku serut memanjang juga.

Pisang ku belah dua dan ku iris memotong serong.

Mangga dan melon ku potong dadu.

Tiga tomat kecil ku belah menjadi empat.

Dua siung bawang merah dan bawang putih ku cincang tipis.

Dua tahu ku potong dadu.

Satu cabai rawit merah ku iris tipis.

Lobak putih ku ambil beberapa kelopak.

Ku campurkan tanpa ku potong.

Kacang sejenak ku sangrai.

Potongan gula aren ku letakkan di cobek ulekan.

Sedikit garam ku tuang.

Satu cabai rawit merah lagi ku sertakan.

Kacang sangrai ku angkat dari atas kompor.

Ku tuang dicobek dan mulai ku uleg pelan-pelan.

Sampai semua tergerus setengah lembut.

Jadilah sambel kacang yang wangi gurih.

Ku campurkan kedalam potongan sayur dan buah yang sudah kusiapkan.

Ku aduk perlahan sembari ku tuang air hangat.

Aroma rujak begitu menyengat menggugah selera.

Air liur mulai ndrojos memenuhi mulut.

Aroma sumprah mentimun berpadu sambel kacang begitu menggoda.

Cuaca panas sangat cocok makan rujak lauk kerupuk putih yang gurih.

Salad ndeso ku sudah jadi untuk berbuka puasa nanti.

Lalu ku tinggal merebus beton alias biji nangka kemarin.

Cuma sekitar sepuluh biji.

Aku rebus dan aku bumbui bawang putih tiga siung ku uleg halus.

Sedikit garam dan gula pasir.

Ku rebus sampai air habis tapi jangan sampai gosong.

Seperti aku merebus kacang kulit juga aku bumbui seperti itu.

Jadi ada rasa bawangnya, gurih.

Tadi menunggu merebus sambil aku tinggal ke kamar mulai buka kompasiana.

Beberapa menit ku lihat, air masih cukup banyak.

Ku tinggal beesraan dengan kompasiana lagi.

Sejenak ku lihat sudah mengepul asap.

Rupanya mulai habis airnya dan gosong pancinya, tapi betonnya tidak gosong.

Sebenarnya kalau ada beton alias biji kluwih, itu enak banget pulennya mirip kacang.

Beton nangka juga pulen tapi tak se gurih beton kluwih.

Kompor ku matikan, ku angkat dan ku ambil betonnya, ku rendam pancinya yang gosong.

Lanjut latihan menulis lagi.

Tadi aku ke gubuk lupa tidak memetik daun teresede.

Jadi buka puasa dan sahur malam ini tidak minum air rebusan daun teresede.

Pagi tadi alhamdulillah aku bangun jam setengah tiga.

Ke kakus ambil air wudhu dan minum air hangat rebusan daun teresede.

Kemudian ku seduh kopi dan ku tinggal sholat sunah.

Biasa sholat tahajud dan sholat taubat.

Dzikir istighfar sejenak sampai jam setengah empat.

Lalu beranjak makan sahur, ku minum lagi air rebusan daun teresede.

Kemudian sedikit nasi ku ambil, dua kentang dan dua telur rebus sama tempe kering.

Usai makan ku tutup dengan menghabiskan air rebusan daun teresede.

Kumandang adzan maghrib, aku rehat untuk berbuka puasa dulu.

Kemudian sholat maghrib dan tadarus.

InsyaAlloh nanti ku lanjutkan ba'da tadarus.

Alhamdulillah langsung sholat isya' sepaket dengan rowatibnya.

Pun barusan ada keponakan bocil di kamar pinjam hape buat nonton YouTube. 

Tadi buka puasa nikmat banget, rujak alias salad ndeso yang seger sumprah tenan. 

Aku habis dua porsi, ini barusan makan seporsi lagi dan tinggal satu porsi. 

Lanjut ke pagi usai makan sahur langsung ku cuci piring dan gelas kotornya. 

Kemudian mandi pagi, gosok gigi dan berwudhu. 

Kemudian sholat mutlaq sejenak, dzikiran sambil menunggu kumandang adzan subuh. 

Tak lama adzan subuh berkumandang, segera sholat qobliyah.  

Mu'adzin puji-pujian, aku dzikiran. menunggu iqomah. 

Sajadah sudah sambil aku kalungkan, sambil duduk dibangku. 

Iqomah berkumandang aku langsung jalan. 

Sholat subuh berjamaah, dzikir bersama imam sejenak dan aku pulang. 

Sekitar jam lima kurang aku keluar mushola. 

Biasa depan pintu aku rapihkan sandal jamaah. 

Jalan pulang sambil lihat Langit yang sangat cerah. 

Bulan sabit tampak masih runcing masih sangat rendah. 

Sampai rumah aku ganti pakaian. 

Keluarkan motor, hape ku ambil dan jalan ke desa sebelah. 

Kedepan SDN Desa Jati untuk mendokumentasi nuansa langit pagi. 

Didepan SDN Desa Jati/dokpri
Didepan SDN Desa Jati/dokpri

Tampak bulan sabit dan bintang didekatnya. 

Pun matahari belum terbit. 

Kalau di videonya suara alamnya enak banget.

Kicau burung, suara ayam, jangkrik, katak, lengkap banget. 

Semua berpadu harmoni. 

Desa jati letaknya sedikit lebih tinggi dari kampung ku. 

Tapi ya cuma di depan SD yang landscapenya terlihat luas. 

Ku dokumentasi beberapa detik, tidak ada satu menit aku segera simpan. 

Dan take video keduanya, biasa hape mati. 

Keluar dari kebun jagung kemudian ke depan SD naik ke pagar karas. 

Ketemu bapak-bapak dari desa Jati, lewat mau jual kelapa muda ke pasar tersana. 

Bapaknya berhenti sejenak dan kami saling bertegur sapa. 

Bapaknya basa-basi nyuruh aku mampir kerumahnya. 

"soko ngendi gasik tenan, kok metu soko Sawah?" tanya bapaknya. 

"ngrekam video langit kae lik" jawab ku. 

"oalah ne'e nesan ngopo, mampir nggon nyong ra" kata Bapaknya. 

"ho'o matur suwun, la kui sampean apan gowo mingendi degane?" jawab dan tanya ku. 

"lah iki tak gowo ming tersono" jawab bapaknya. 

"yo wis tak mlaku seg le" sambung bapaknya. 

"iyo lik ati-ati ning dalan" jawab ku. 

"oh siap..." jawab bapaknya sambil jalan. 

Tak lama aku take sejenak belum sampai selesai hape sudah mati. 

Pasti yang kedua ini file rusak, jadi cuma satu rekaman video awal saja. 

Segera aku pulang dan langsung aku unggah ke YouTube. 

Langsung ada yang komentar emoticon. 

Aku balas sejenak kemudian aku pergi lagi ke gubuk bambu ku tercinta. 

Mampir kerumah Simbah.

Simbah lagi duduk disinggasananya, tapi tidak merokok. 

Ku salam, jabat dan cium tangannya. 

Nyalakan tipi nonton TVRI Serambi Islami. 

Belum ada jam enam, masih lihat Serambi Islami sekmen terakhir. 

Pembicaranya uztadzah Yati Priyati, tema entah apa aku cuma dapat sekmen do'a. 

Sambil ngobrol dengan Simbah. 

Simbah ku merasa sudah lima jumat tidak ketemu. 

Maklum Simbah ku sudah sepuh, jadi daya ingatnya menurun. 

Aku jawab dua jumat ya tetep ngeyel, rasanya sudah lima jumat. 

Aku iyain aja sambil aku alihkan perbincangan yang lain. 

Tak lama paklik  dan mboklik bangun juga. 

Acara tipi pun masuk berita pagi TVRI Klik Indonesia Pagi. 

Berita gempa, karhutla, korupsi.

Malas nonton berita yang itu-itu saja diulang-ulang. 

Aku pamit dengan Simbah dan paklik untuk pergi ke gubuk.

Ku jabat dan cium tangan mereka dan beranjak jalan. 

Aku bawa motor, jadi langsung aku starter engkol dan langsung melaju. 

Ketemu beberapa orang didepan rumah simbah ku. 

Kami saling senyum dan tegur sapa. 

Jalan terus melaju.

Lihat sawah bengkok lurah yang alhamdulillah padinya mati semua terkena efek EL NINO. 

Tidak kebagian air, jadi tanah retak semua dan padi semua mati.

Beberapa yang hidup yang kebagian air, pun milik warga ada yang panen yang dekat aliran irigasi. 

Jalan sambil ku rekam video, tapi ya hapeati lagi sebelum video tersimpan. 

Langsung bablas saja ke gubuk. 

Motor aku bawa sampai depan gubuk. 

Tanah halaman gubuk juga gersang. 

Pecah-pecah, pun beberapa tumbuhan layu. 

Empat tomat sudah merah langsung aku petik uasi memarkirkan motor, pipis dan berwudhu disungai. 

Pun cabai lumayan banyak yang merah dan aku petik. 

Langsung aku sirami semua tumbuhan. 

Pun aku sapu halaman yang sudah sangat kotor. 

Kliyang alias daun yang gugur sangat banyak.

Ku sapu sampai bersih, pun rumput liar ku cabuti semua.

Sudah bersih, dan aku mulai masuk gubuk lagi, untuk baca tiga surah andalan. 

Pagi tadi sudah masuk gubuk cuma ngecas hape dan menyalakan radio. 

Jam delapan sekitarnya, aku tutup Mushaf dan matikan radio ku tinggal sholat dzuha. 

Pun nyicil qodho sholat lima waktu yang dulu aku tinggalkan. 

Usai sholat baru aku duduk radio nyalakan lagi dan baca buku. 

Sekitar satu jam baca buku sampai dengan rasa bosan membaca. 

Cukup bosan membaca dan aku berkemas pulang. 

Semua pintu ku tutup, tomat dan cabai aku yang sudah aku petik aku masukkan plastik dan aku bawa pulang. 

Aku lewat utara, ujung padukuhan tepi utara, cukup jauh dari kampung ku. 

Ujung utara kampung, bengkok mploso/dokpri
Ujung utara kampung, bengkok mploso/dokpri

Aku rekam video dua kali dan alhamdulillah berhasil aku simpan. 

Walau durasinya cuma sekitar 30 detik kali dua rekaman. 

Lumayan untuk stok unggahan YouTube besok pagi.

Bagus pandangannya, dua gunung tampak tinggi menjulang. 

Pun sawah yang tak kebagian air tampak dianggurkan.

Ketemu simbok-simbok sedang memetik daun bambu muda untuk di jadikan kue lepet. 

Usai video dia kali, hape pun mati. 

Terus jalan pulang, lewat kampung utara tembus sampai masjid. 

Lewat depan rumahnya lik imbuh. 

Ketemu ibunya yang sedang duduk diteras depan rumah bersama lik Sugeng mereka sedang ngobrol.

Aku lewat sambil aku sapa, pun simbah simboke lik imbuh langsung tanya "kan ngendi leh?" kata beliau. 

Karena sering ketemu di gubuk.

"kan gubuk mbah, nyong karo dolan kui ning Sawah mploso" jawab ku sambil terus melaju. 

Sampai majdi aku lewat depannya dan telur keselatan sampai dengan RT 01. 

Terus laju ambil kiri kearah timur, sampai lah di kampung ku Ngepeh. 

Masuk gang dan sampai rumah Simbok ku.

Duduk sejenak, mengeringkan keringat dan melepas capek. 

Sambil aku latihan pura-pura menulis puisi tadi.

Terus aku mandi siang sejenak, berwudhu dan ganti pakaian dan sholat qobliyah. 

Kusian menyusul ke mushola untuk jamaah dzuhur. 

Dzikiran bersama imam sejenak dan beranjak pulang.

Biasa urusan ku merapihkan sandal jamaah. 

Jalan pulang, cuaca hari ini sangat terik. 

Tapi kian asyik berkah EL NINO, CORONA covid19 jadi mati semua, alhamdulillah. 

Usai sholat dzuhur pulang, sholat ba'diyah dirumah dan langsung ganti pakaian. 

Nonton berita TVRI Klik Indonesia Siang dan tidur siang. 

Nyenyak sampai dengan ashar. Barokalloh. 

Demikian cerita hari ini, sudah pukul 21:39 WIB. 

Pun mata ku sudah kantuk berat, waktu ku rehat, sambil nonton jazz to night TVRI. 

Mohon maaf lahir dan batin atas tulisan yang tidak bermutu ini. 

Salam dari pelosok Desa untuk Indonesia maju jaya. 

Indonesia sehat, Indonesia hebat, Indonesia kuat. 

Indonesia cerdas, Indonesia emas. 

Matur sembah nuwun. 

Nitip sehat. 

SemangArt. 

Dan... 

Jangan lupa bahagia. 

Alhamdulillah. 

Barokalloh. 

Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun