Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.
shalom, om swastyastu, namo buddhaya, wei de dong tian.
Salam sejahtera bagi kita semua, salam kebajikan.
Rahayu rahayu rahayu.
Selamat sore, semangat 45 merdeka!!!Â
Terus melaju untuk Indonesia maju!!!Â
Bismillahirrohmaanirrohiim, sore ini Senin 21 Agustus 2023 pukul 16:11 WIB aku mulai untuk latihan menulis lagi.Â
Mengencani kompasiana dan bermesraan dengannya.Â
Pagi tadi aku bangun sekitar jam setengah empat.
Langsung bergegas ke kakus pipis dan berwudhu.Â
Nyeduh kopi dan minum air hangat setengah gelas besar, kemudian gelas aku penuhi lagi dengan air panas dan aku bawa ke kamar.Â
Sholat sunah sejenak, taubat dan tahajud, wirid dzikrulloh sampai dengan jam empat lebih sembilan menit.Â
Beranjak aku dari sajadah pergi ke pawon untuk makan sahur.Â
Seduhan kopi yang tadi hanya aku basahi dengan air panas kini aku penuhi dengan air panas.
Nasi dua centong aku ambil, sayur nangka muda aku hangatkan, telur bacem aku ambil dua butir.Â
Sayur nget-ngetan sudah mendidih, aku matikan kompornya dan mulai makan.Â
Usai makan, terus minum kopi pahit langsung teguk-teguk saja.Â
Sudah tidak ada istilah nyeruput-nyeruput menikmati kopi ala-ala anak senja.Â
Butuh ku untuk booster agar mata melek tahan lama.Â
Kalau tidak minum kopi pas sahur biasanya di jam 6-10 itu kantuk berat.Â
Wis pokokmen sahur harus ngopi walau asam lambung suka naik.Â
Agar pagi bisa aktifitas dan baru siangnya buat tidur.Â
Sayang kalau pagi-pagi buat tidur, mending buat aktifitas apapun itu.Â
Kalau tidak ada aktifitas sama sekali ya membuat aktifitas entah baca buku atau nyapu atau sekedar jalan pagi.Â
Tadi pagi aku dirumah saja, tidak jalan ke gubuk, baca buku dirumah, diteras belakang.Â
Kalau di gubuk ada teras literasi, Pustaka kecil di samping gubuk.Â
Taman baca ini umum, walau buku cuma seadanya tok, sedikit buku pertanian pun buku-buku lain.
Kadang ada satu-dua petani atau simbok-simbok yang rehat usai cari kayu bakar.Â
Mereka menyempatkan mampir, duduk rehat sembari membaca, alhamdulillah.Â
Aku tidak ke gubuk hari ini karena kaki kanan ku masih kurang enak.Â
Nyeri otot dari pangkal paha, panggul sampai telapak kaki terasa pegal-linu.Â
Tapi ini alhamdulillah sudah mendingan, semalam sesudah tadarus aku kasih balsem HOT Cream.Â
Seluruh kaki tak lhoco alias olesi merata dengan balsem.Â
Dari pinggang, panggul, bokong, paha dalam, paha luar, lutut depan-belakang, sampai pergelangan kaki dan telapak kaki.Â
Alhamdulillah bangun pagi tidak terlalu linu, tapi ya pas mau tidur tidak langsung merem, panas sekujur kaki.Â
Usai sahur, cuci piring dan gelas kotor, terus ke kakus pup sejenak, kemudian gosok gigi dan berwudhu.Â
Kekamar sholat qobliyah subuh, sembari mendengarkan mu'adzin puji-pujian aku mengunggah video ke YouTube.Â
Mu'adzin mengumandangkan iqomah, segera aku letakkan hape dan jalan ke mushola.Â
Dua baris shaf sholat subuh tadi pagi, shaf kedua hanya lima orang termasuk aku.Â
Sholat subuh selesai dan wirid berjamaah sampai dengan jam lima lebih enam menit aku beranjak pulang.Â
Keluar pintu mushola sejenak aku merapihkan sandal jamaah.Â
Mbokde Mus menyusul dibelakang ku, sandal sudah rapih dan "matur suwun" kata mbokde Mus sambil mengenakan sandalnya.Â
"njih de" jawab ku sambil jalan pulang.Â
Langit tampak cerah, beberapa bintang masih tampak terang.Â
Sampai rumah aku taruh sajadah dan kupluk di kursi teras belakang dan langsung masuk kakus.Â
Pipis dan berwudhu, keluar kakus ambil sajadah dan kupluk terus masuk kamar.Â
Tadarus sejenak baca tiga surah andalan ku dan aku tambah beberapa ayat dari surah lain.Â
Yakni Surat Fatir, sebagian dari isi surah sebagai berikut :
Ayat 19 : "dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat"Â
Orang buta tidak mampu melihat apapun, jalan, warna dan benda apapun, sehingga susah dalam menerka-nerka.Â
Sedang orang melihat akan sangat gambling dengan segalanya.Â
Namun nyatanya di jaman ynag sudah akhir ini banyak orang yang melihat justru terlena dengan apa yang dilihat.Â
Pandangan fisik membuat banyak manusia terlena dengan gemerlapnya dunia.Â
Lain dengan yang buta yang ridho dan ikhlas menerima kodrat Alloh SWT dengan kebutaannya.Â
Sehingga justru yang buta mampu membuka mata hatinya sehingga mampu melihat jalan kebenaran.Â
Jalan menuju cahaya-Nya, cahaya illahi.Â
Ayat 20 : "dan tidak (pula) sama gelap gulita dengan cahaya (terang benderang)"
Didalam gelap yang pekat, yang hijau akan terlihat hitam dan yang hitam semakin legam.Â
Tanpa ada cahaya setitik pun sehingga manusia tidak akan melihat apapun.Â
Yang besar pun tidak akan terlihat, apa lagi yang kecil.Â
Harus ada lentera untuk memandu jalan, lentera hati yang senantiasa bercahaya terang benderang.Â
Menuntun, membimbing serta menguatkan Iman, Islam dan Ihsan.Â
Ayat 21 : "dan tidak (pula) sama yang teduh dengan yang panas"Â
Tempat yang teduh akan membuat kenyamanan untuk seseorang rehat dan menikmati semilir udara.Â
Sedang tempat yang panas tentu banyak orang akan mengeluhkan keadaan.Â
Bermacam cara mereka lakukan untuk menolak panas.Â
Ada yang cukup menggunakan payung, ada yang harus minum es, ada yang harus ber ac, ada yang musti berendam disungai.
Banyak lagi permintaan manusia, namanya juga manusia, tak ada kadar puasnya.
Sudah dikasih es masih minta es degan alias kelapa muda, dituruti malah minta sekulkasnya, dituruti lagi ngelunjak lagi.Â
Sedikit yang mampu menerima dan merasa cukup akan pemberian-Nya.
Ibarat bahasa jawa "nompo sak madyone".
EL NINO yang sedang terjadi, berdampak panas yang sampai terjadi kekeringan, kurang sumber air bersih.Â
Baru ujian secuil EL NINO , manusia sudah sambat alias mengeluhkan dan sudah merasa kesusahan yang teramat sangat.Â
Ada yang sambat ke pemerintah minta air bersih, ada yang sambat sekedar sambat.Â
Ada pula yang langsung sambat kepada Alloh SWT dan melaksanakan sholat istisqa, demikian ini yang baik.Â
Yang sayogyanya manusia lakukan, solutif, tanpa perlu banyak mengeluh dengan siapapun.Â
Ayat 22 : "dan tidak (pula) sama orang yang hidup dengan orang yang mati. Sungguh Alloh SWT memberikan pendengaran kepada siapa yang Dia kehendaki dan engkau (Muhammad) tidak akan sanggup menjadikan orang yang didalam kubur dapat mendengar"Â
Orang hidup masih berkuasa atas dirinya, sedang orang mati berkedip saja sudah tidak kuasa.Â
Sayogyanya selagi masih diberi hidup handaknya mengegerakkan diri untuk kebaikan dan ibadah.Â
Mata untuk melihat hal yang baik yang tidak berunsur maksiat.Â
Tangan untuk menerima dan memberi pun menyentuh perihal kebaikan bukan maksiat.Â
Mengegerakkan kaki untuk berjalannya menuju kebaikan, menuju jalan Alloh SWT, yang senantiasa diridhoi.Â
Jalan kepada seluruh kebaikan, kemaslahatan.Â
Setidaknya bermanfaat untuk diri sendiri, sisal jalan menuntut ilmu, tangan untuk menulis ilmu.Â
Mata untuk memandang kebesaran-Nya.Â
tidak memandangi aurat yang diumbar dengan fulgarnya diberbagai media.Â
Pun mulut bukan untuk mengeluarkan kata-kata kotor.
Perlu ada rasa malu yang besar untuk membentengi diri dari perbuatan maksiat.
Sejatinya setiap kita diawasi oleh-Nya.Â
Malu lah ketika berbuat maksiat, malu dengan diri sendiri dan malu kepada yang mengawasi.Â
Dengarlah segala perkataan dan ucapan yang baik.Â
Gunakan pendengaran yang masih aktif dan sehat untuk mendengarkan nasihat-nasihat dan kalam Alloh SWT.Â
Walau sangat perih terdengar di telinga, tapi demikian itu peringatan yang membersihkan hati.Â
Ayat 23 : "engkau tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan"Â
Jadi Muhammad dan para rosul yang lain itu diturunkan di bumi menghadapi sebangsanya yakni bangsa manusia itu tak lain hanya sebagai pemberi peringatan.Â
Bukan sebagai pelindung, pembela, penguasa, penjaga.
Peringatan untuk bangsa manusia yang dzalim dan sebagai kabar gembira untuk umat manusia yang beriman dan taqwa.Â
Alhamdulillah kumandang adzan maghrib, rehat dulu, latihan menulis insyaAlloh lanjutkan ba'da tadarus.Â
Sholat dan tadarus sudah terlaksana alhamdulillah.Â
Berbuka puasa makan dengan sayur bayam lauk gorengan tahu sumpel sama satu telur bacem dan dua tempe.
Sekarang lanjut latihan menulis lagi.Â
Terus nonton TVRI Serambi Islami sudah masuk sekmen akhir, tema "Keramat Sejati"
Yakni do'a orangtua kepada anak dan sebaliknya do'a anak shaleh kepada orangtuanya.Â
Pembicaranya K.H Agus Dermawan biasa mengisi hari senin pagi.
Dengan pakaiannya yang selalu nyentrik, rapih dan soft colour.
Orangtua ke anak, anak ke orangtua, take and give, give and give, begitu pungkas pak Kyai Haji Agus Dermawan.Â
Masuk sekmen do'a, aku turut mengamini.
Semoga senantiasa diberi kesehatan semua ma'al afiat, berkah dan bermanfaat, aamiin ya robbal aalamiin.Â
Masuk iklan aku buka kompasiana sejenak mengedit tulisan yang kemarin, menambahkan sedikit tulisan terkait badhal dan menambahkan foto.
Jam enam lebih dua belas menitan aku selesai mengedit.Â
Sambil nonton TVRI Klik Indonesia Pagi, banyak berita baru, dari banyaknya kader PDI yang lompat pagar pindah.Â
Semakin terlihat carut-marutnya partai tersebut, sudah tidak sebaik dulu.Â
Mbok sekalian saja PDI dan GERINDRA berkoalisi, Ganjar dan Prabowo jadi capres dan cawapres, pasti keren dan pasti jadi.Â
Isu terkait pakde Jokowi juga, Isu terkait Gibran juga.
Seiring panasnya dampak EL NINO, pun politik mulai memanas.Â
Terus aku mulai ambil buku, sambil membaca masih sambil nonton tipi.Â
Sampai sekitar jam setengah delapan, nonton Jendela Negeri juga dengan tema kesehatan.Â
Kemudian aku tutup buku, scrolling hape sejenak, terus padam listrik.Â
Bergegas sholat dzuha dan nyicil qodho sholat lima waktu.Â
Niatnya usai sholat pingin latihan menulis, tapi mati lampu alias padam listrik, jadi hape mati jua.Â
Padam sampai siang sekitar jam sebelasan baru nyala, jadi aku gunakan waktu untuk rehat saja, mengistirahatkan kaki.Â
Aku lhocho balsem lagi, sampai menyeluruh, sambil aku urut sendiri.Â
Alhamdulillah, sudah cukup enakan.Â
Sampai dengan dzuhur, bergegas sholat kemudian nonton TVRI Klik Indonesia Siang sambil tiduran.
Tak terasa tidur, sampai dengan jam tiga kurang seperempat aku melek.Â
Bangun kumandang adzan ashar, langsung beranjak ke kakus, pipis dan berwudhu.Â
Usai wudhu, jalan ke kamar, handukan malah berasa keluar pipis lagi setetes, langsung lari ke kakus lagi.Â
Wudhu dan beranjak ke kamar lagi handukan lagi, keluar lagi setetes lebih kecil lebih sedikit dari yang awal.Â
Lari ke kakus lagi, cebok lagi, wudhu lagi, ke kamar lagi, handukan lagi dan barulah aman, lampias tuntas tidak keluar lagi.Â
Sholat ashar beserta qobliyahnya, wirid dzikir sejenak terus mulai mengencani kompasiana untuk latihan menulis.Â
Jangan biarkan diri terhenti dari aktifitas, apapun aktifitasnya yang mampu meng-upgrade kapasitas dan kapabilitas diri, bergerak dan melangkahlah.
Alhamdulillah, sampai dengan malam ini, ini sambil nonton berita.Â
Satu berita yang melek at dimemori otak ku, bu Megawati turut berkomentar terkait kasus Sambo.Â
Hal ini justru seperti hanya sebuah gimik untuk mencari simpatik masyarakat ditengah carut-marutnya PDI belakangan ini, jadi aku melihatnya lucu saja.Â
Ya beginilah peta politik ENDONESA saling mencari simpatik untuk berebut suara, konteks hari ini menjelang pemilu.Â
Melihat kondisi saat ini, merefleksi masa lalu dan menyusun masa depan.Â
Semoga yang terpilih siapapun yang betul-betul dipercaya oleh masyarakat.Â
Pun pemimpin yang memimpin dan berjiwa pemimpin, siddiq, amanah, tabligh, fatonah.Â
Sudah pukul 19:41 WIB, latihan menulis aku akhiri.Â
InsyaAlloh lanjut latihan menulis lagi besok.Â
Sekarang sholat isya', terus istirahat.Â
Apapun yang akan terjadi, usahakan, setelah semua sudah diusahakan tinggal serahkan segalanya kepada Alloh SWT.
Salam dari pelosok Desa, terus melaju untuk Indonesia maju, Indonesia sehat, Indonesia hebat, Indonesia cerdas, Indonesia emas.Â
Matur sembah nuwun.Â
Nitip sehat, semangat dan jangan lupa bahagia.Â
Alhamdulillah.Â
Barokalloh.Â
Wassalamualaikum.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H