Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Minggu Pon Rutinitas Ngaji Bareng Syekh Adib Annas Noer (Kajian Ihya' Ulumuddin)

20 Agustus 2023   22:07 Diperbarui: 21 Agustus 2023   06:16 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Awan gumawan atap kampung ku

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Shalom, om swastyastu, namo buddhaya, wei de dong tian.

Salam sejahtera bagi kita semua, salam kebajikan.

Rahayu rahayu rahayu.

Selamat sore, semangat 45 merdeka!!!

Terus melaju untuk Indonesia maju!!! 

Sore ini Minggu 20 Agustus 2023 pukul 17:12 WIB alhamdulillah baru bisa mengencani kompasiana. 

Semalam aku jadi kang photo di acara pengajian yang diselnggarakan pemuda. 

Karena pemuda yang lain pada sibuk dengan tugas masing-masing jadi aku kebagian untuk dokumentasi. 

Aku datang sudah sambutan dari kepala desa, alhamdulillah pemuda diacungi jempol kali ini, oleh pak lurah pun oleh masyarakat. 

Karena biasanya acara kemerdekaan selalu diisi dengan dangdutan, ya namanya daerah muda. 

Alhamdulillah kali ini ambisi dan kemauan pemuda bisa digiring ke ranah religi. 

Pemuda telah berhasil mengalahkan egonya. 

Kalau dulu tampilnya urakan, sekarang mereka tampil nyantri nan santun. 

Alhamdulillah tabarokalloh, semoga terus berlangsung sampai dengan kedepan. 

Terus genggam simpati masyarakat. 

Aku rasa ridho Alloh SWT terhadap pergerakan pemuda tergantung bagaimana ridho masyarakat terhadap pemuda. 

Jika pergerakan pemuda sudah diridhoi oleh masyarakat, maka Alloh SWT akan ridho dan kemajuan pun kesejahteraan desa akan tercapai. 

Pengajian semalam sangat asyik, pak Kyainya juga suka humor. 

Tema utama tentu kemerdekaan, walau sebagian pembahasan diluar tema. 

Menjadi sangat seru ketika sedikit menyentil pemerintahan desa. 

Terkait Sila Kesejahteraan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. 

Merdekanya dulu itu mudah cuma mengusir penjajah. 

Sekarang berjuang memerdekakan diri dari diri sendiri, memerangi koruptor, manipulasi, kolusi, gratifikasi, nepotisme dll. 

Terlebih yang muda-muda berperang melawan hal-hal yang mudzorot, yang mengundang maksiat, narkoba, narkotika, miras dan sejenisnya. 

Melangkah maju dan terus melaju menjadi generasi yang cerdas dan religius untuk Indonesia maju. 

Semalam mengikuti acara sampai dengan selesai sekitar jam sepuluh lebih lima belas menitan. 

Aku duduk sejenak minum air putih, dan segera pulang, sekitar jam setengah sebelas sampai dirumah. 

Kemudian ke kakus pipis dan gosok gigi, pun wudhu kemudian setting alarm sekitar jam setengah satu dan tidur. 

Sudah kumandang adzan maghrib, alhamdulillah. 

Aku rehat dulu untuk berbuka puasa, lanjutkan nanti ba'da sholat dan tadarus. 

Nikmatulloh, sholat dan tadarus alhamdulillah sudah terlaksana. 

Buka puasa tadi bubur candil, terus makan besar lauk telur bacem, tempe dan sayur gori alias nangka muda.

Tadi dini hari alhamdulillah sama-sekali tidak terdengar suara alarm. 

Karena aku tidurnya sekitar jam sebelasan jadi pasang alarm hape jam setengah satu, ya pasti tidak terdengar.

Baru sekitar satu jam tidur pasti masih lelap-lelapnya. 

Tapi aku punya strategi agar tetap bangun tidak kebablasan. 

Pertama aku tidur tidak mematikan lampu, kalau biasanya aku matikan lampu.

Untuk kondisi urgent dan menuntut harus mengurangi jam tidur aku selalu menyalakan lampu. 

Terus biasanya tipi atau radio musti nyala, tapi ini kalau tidak kantuk berat justru memicu terjadinya susah tidur. 

Aku tetep selimitan sampai muka tertutup. 

Alarm wajib disetting untuk mengantisipasi terjadinya kebablasan. 

Untuk tidur satu jam sampai dua jam setengah aku menggunakan strategi tersebut. 

Alarm yang jarang terdengar, bangun biasanya aku lebih setengah jam dari alrm.

Tapi rahmat Alloh SWT, aku terbangun sekitar jam setengah dua lebih beberapa menit tadi pagi. 

Bergegas aku bangun, ambil handuk dan ke kakus mandi sampai dengan setengah jam sekitarnya. 

Sampai saking dinginnya jadi hangat tidak merasakan dingin. 

Kemudian wudhu dan beranjak sholat. 

Nah sekarang ini kumandang adzan isya', jadi sholat isya' dahulu, lanjut ba'da sholat. 

Alhamdulillah sholat isya' sudah terlaksana, waktunya lanjut untuk latihan menulis. 

Rahmat Alloh SWT, tabarokalloh setiap malam bisa bangun dan menyatu dengan hawa dingin. 

Memeluk dinginnya air, mendekap dan merengkuh kedapan-Nya. 

Sholat taubat dan tahajud, pun semalam alhamdulillah bisa melaksananak sholat istikhoroh. 

Wirid iztighfar sejenak kemudian membuka manual book Al-Qur'anul Kariem. 

Ku baca beberapa ayat, alhamdulillah punya versi terjemah jadi bisa memahami isi dan maksudnya. 

Sekitar jam tiga lebih beberapa menit aku mulai membuka buku, membacanya sampai dengan jam empat lebih.

Kemudian beranjak ke pawon untuk makan sahur. 

Alhamdulillah sahur tadi masih dengan sayur terong.

Minum kopi kedua kalinya, awal usai aku mandi sudah membuat kopi dan segel as air putih. 

Booster penangkal kantuk kala wirid dan membaca buku. 

Sahur minum kopi lagi, sama makan wajik dan gemplong, rengginang, isi berkat besek tahlil kemarin. 

Usai makan sahur bersih-bersih, nyuci piring dan gelas. 

Kemudian ke kakus pup sejenak, baru masuk sahur langsung keluar lagi. 

Kemudian gosok gigi dan berwudhu, dan sholat qobliyah subuh. 

Kemudian mengunggah video pendek sejenak, dua video, pokokmen pas selesai sunting pasti mu'adzin iqomah. 

Langsung aku letakkan hape dan jalan ke mushola. 

Sholat subuh berjamaah, wirid berjamaah dan aku keluar dari mushola jam lima lebih lima menit. 

Merapihkan sandal jamaah dan langsung pulang, sejenak ke kamar. 

Sembari menunggu Bapak di kakus, aku mulai membuka hape lagi. 

Tak lama Bapak keluar kakus dan aku bergegas masuk, pipis dan berwudhu. 

Kemudian melanjutkan membaca buku sambil nonton TVRI Serambi Islami. 

Selamat Pagi Kampung Ku
Selamat Pagi Kampung Ku

Sampai acara berganti Klik Indonesia Pagi masih juga aku asyik membaca buku. 

Aku tidak ke gubuk karena ini memang moment minggu pon untuk ngaji bareng abah Syekh Adib Annas Noer. 

Sekitar jam tujuh aku sudah melaksanakan sholat dzuha alhamdulillah. 

Pun nyicil mengqodho sholat lima waktu yang dulu aku tinggalkan. 

Usai sholat dzuha, Bapak ke kamar ku ngasih amplop "ini nanti buat salaman dengan abah, bapak ora iso melu mangkat" kata Bapak. 

"njih pak, mengko tak sampaiaken" jawab ku, dan aku meneruskan sholat. 

Usai sholat aku ganti pakaian terbaik ku, karena aku mau menemui sosok manusia-manusia baik disisi-Nya. 

Satu-satunya pakaian terbaik ku yang biasa aku pakai untuk jumatan. 

Yakni baju putih pemberian Bapak ku dan sarung putih pemberian adik ku, pas lebaran 1444 H kemarin. 

Kupluk alias peci kain rajut, kupluk lama warna putih juga, sudah sedikit kekuningan. 

Pakaian sudah putih semua tinggal masuk liyang lahat saja, siap sedia aku. 

Kemudian aku jalan ke rumah Simbah, mobil rombongan sudah menunggu disana.

Aku temui Simbah, ngobrol sejenak diteras depan sembari menunggu rombongan berkumpul. 

Alhamdulillah, sampai dengan jam delapan lebih baru semua berkumpul. 

Kami langsung berangkat, cuma delapan orang, sembilan dengan sopir. 

Semua duduk dibelakang, aku didepan sendirian. 

Biasanya ada biyung Misinah sama pakde Mustaqim juga. 

Hari ini mereka tidak ikut, karena harus memanen padi disawah. 

Pun biasanya ketambahan Bapak dan Simbok, jadi mobil penuh. 

Ini longgar banget, Bapak makaryo alias nyambut gawe alias kerja. 

Simbok belum pulang menemani adik dirumah salin di Salatiga, eh tapi ini sudah pindah di Semarang. 

Berangkat sudah cukup siang, sampai di lokasi Desa Bugangan Tamangede Gemuh Kendal, kami parkir di paling ujung. 

Karena parkiran sudah penuh, kami jalan dari parkiran ke Pondok Pesantren Wasilatul Huda cukup lumayan jauh ada seratus meteran. 

Aku langsung jalan sendirian menuju majelis, agar masih dapat tempat duduk didalam. 

Sampai majelis pas ummah Nyai sedang tahlil seusai tahfidz Qur'an oleh santri putri. 

Aku turut ikut tahlil, kemudian sejenak ummah Nyai tausiah juga. 

Pun mengumumkan untuk minggu pon depan bertepatan dengan wisuda tahfidz. 

InsyaAlloh dihadiri dihadiri banyak Kyai, dari Jogja, Jatim dan termasuk gus Kautsar Kediri yang hadir.

Jamaah minggu pon diharapkan agar hadir lebih awal, jam delapan paling siang sudah harus hadir. 

Usai do'a dari ummah Nyai kemudian sholawat hadroh sejenak sembari menunggu abah Adib. 

Abah Adib hadir dan jamaah diminta untuk duduk tertib dan nyaman. 

Sebagian yang didepan diarahkan oleh ummah Nyai untuk duduk di dekat group rebana. 

Agar tidak sesak, sehingga duduknya nyaman dan ngaji mampu dinikmati. 

Abah Adib pun memulai membuka kitabnya, ihya' Ulumuddin. 

Membahas terkait tiga perkara yang tidak akan pernah putus sesudah mati. 

Yang pertama sodaqoh jariyah, apapun bentuknya, infaq ke masjid, yang mendanai masjid, pondok pesantren, membuat sumur untuk masyarakat dll. 

Atau orang yang mengairi sawah atau ladang, tapi jangan serakah cuma untuk mengairi sawah sendiri yang lain tidak kebagian airnya. 

Mengairi tanaman sama dengan sodaqoh jariyah dengan tanaman. 

Selagi semua itu masih difungsikan untuk ibadah, menuntut ilmu dan segala bentuk kebaikan, maka amal akan terus mengalir, walau susah dialam barzah. 

Yang kedua ilmu yang bermanfaat, yakni ilmu kebaikan, pahalanya akan mengalir seperti pelaku kebaikan. 

Kalau ilmu yang buruk diamalkan dan diajarkan ke orang lain, ya dosanya juga mengalir seperti orang yang melakukan, jadi dosa jariyah. 

Semua ada ilmunya, ingin sukses didunia juga menggunakan ilmu. 

Ingin sukses akhirat juga dengan ilmu. 

Ingin sukses kedua-duanya, sukses dunia akhirat ya menggunakan ilmu. 

Ilmu ini menjadi kunci kesuksesan.

Kemudian yang terakhir anak yang shaleh. 

Anak shaleh tentu akan terus menerus mendo'akan orangtuanya, masih hidup maupun sudah mati. 

Do'a anak shaleh itulah yang akan juga terus mengalir samapai dengan alam barzah. 

Tapi juga orang tua akan snagat rugi bahkan tidak bisa mencium baunya surga kala dialam kubur. 

Karena apa? Orangtua yang bagaimana? 

Karena membiarkan kebiasaan buruk anaknya yang enggan menjalankan perintah agama. 

Orangtua yang tidak terus berupaya mengingatkan dan mengajak anaknya untuk beribadah. 

Orangtua ynag putus asa semisal menyuruh anak untuk sholat, tapi anak enggan, dan justru asumsi orangtua "ah porah ben turut cah kui angel kok kon sholat". 

Hal yang demikian akan menyeret diri orangtua tersiksa oleh api neraka, walau nantinya dimasukkan ke surga.

Tetap di kopyok alias diwasuh alias di cuci bersihkan dulu di neraka baru diangkat ke surga ketika sudah benar-benar bersih. 

Jika anak yang shaleh justru mampu memberikan syafaat kepada keluarganya, khususnya orangtua bisa ditolong dan diangkat dari api neraka. 

Jadi karena aku bukan orang shaleh maka aku teruslah berdo'a agar anak-cucu ku menjadi anak shaleh salihah dan mampu menolong ku kelak di akhirat, aamiin. 

Pokokmen deketi terus orang-orang alim, karena aku bukan orang alim, ya semoga kelak anak cucu ku bisa menjadi alim-alamah. 

Abah Adib juga membahas terkait alam barzah, yang dihuni para Nabi, para rosul, para wali, alim-alamah dll. 

Didalam alam barzah mereka diberi kebebasan untuk masuk ke alam lain, bahkan bisa menemui nasab, teman, kerabat, semua yang sudah mati jauh lebih dahulu. 

Bisa kendaraannya naik burung dengan warna hijau dan remotnya adalah hati, pengendalinya adalah hati. 

Tapi kalau yang banyak maksiat ya dipenjara, tidak bisa kemana-mana, malah siksa dengan siksaan ujungnya neraka. 

Sekurangnya begitu pemaparan abah Adib terkait ngaji minggu pon ini. 

Pun disela ngaji memaknai kata per kata, juga sedikit banyak menjelaskan terkait teknis pembacaannya. 

Menjelaskan tentang "badhal", dimana badhal harus sama dengan yang dibadhali. 

Badhal atau pengganti, jadi mengganti itu harus sama dengan yang diganti, kalau dielaborasi dalam kehidupan ini sangat mendalam dan panjang penjelasannya. 

Yang sama dari badhal itu esensi dan syarat rukunnya, hanya pelakunya yang berbeda. 

Semisal badhal haji yakni orang yang menjadi badhal pengerjaannya sama persis dengan ibadah haji untuk diri sendiri. 

Nah jika badhal diniatkan untuk mubdhal minhu, untuk yang diganti. 

Pun badhal guru yakni mengajar karena menggantikan guru, esensi yang diajarkan harus sama. 

Atau mahasiswa menggantikan dosen mengajar, biasanya diperankan oleh asdos alias asisten dosen.

Wis pokokmen demikian lah sekelumit terkait badhal dan mubdhal minhu, bisa sangat panjang dan mendalam jika dielaborasi.

Kemudian abah Adib menanyakan waktu sudah dzuhur atau belum, mau dilanjut atau sudah diakhiri. 

Jamaah menjawab sudah dzuhur, kemudian segera di akhiri. 

Kalau aku jawabnya ya terus lanjut, sampai besok juga tidak apa-apa, aku siap. 

Menimba ilmu sebanyak mungkin dari abah Adib langsung. 

Aku masih kangen, tapi acara sudah mulai ditutup dengan do'a. 

Usai ngaji, sebagian jamaah salaman alias berjabat dan cium tangan dengan abah Adib. 

Selesai ngaji langsung salaman dan sholat dzuhur belakangan. 

Sebagian yang lain sholat dzuhur terlebih dahulu kemudian salaman. 

Aku ikut sholat dulu, jamaah dzuhur dan salaman diakhir, sampai akhir aku ikut mengantar abah jalan kerumah, alhamdulillah. 

Kemudian aku jalan ke parkiran mobil, rombongan sudah kumpul semua, sedang pada makan. 

Menunggu aku saja, aku duduk sejenak, menunggu rombongan usai makan. 

Kemudian bergegas berangkat pulang. 

Setengah jalan sambil kantuk-kantuk, pun sedikit tidur, terbangun karena jalan rusak. 

Sampai rumah masih kantuk berat, langsung aku tidurkan di teras belakang yang udaranya silir sepoi-sepoi. 

Sambil ngobrol dengan ponakan ku si Keisya dan tak sadar aku tidur. 

Ngelilir sudah sepi, tidur lagi sampai dengan jam setengah lima baru bangun. 

Bergegas ke kakus, pipis dan berwudhu, kemudian sholat ashar. 

Usai sholat ashar yang tidak tepat waktu baru mengencani kompasiana. 

Dan ini sudah ngantuk berat lagi. 

Aku akhiri latihan menulis malam ini. 

Sejatinya hidup itu menunggu mati. 

Mempersiapkan diri untuk mati. 

Siap tidak siapa harus siap. 

Kapanpun dan dimanapun harus ridho dan ikhlas.

Terus persiapkan diri. Barokalloh.  

Banyak salah penulisan mohon maaf lahir dan batin, atas tulisan yang tidak bermutu ini. 

InsyaAlloh lanjut latihan menulis lagi besok, ini sudah pukul 22:07 WIB. 

Rehat tidur, semoga bangun nanti seper tiga malam, aamiin. 

Salam dari pelosok Desa, terus melaju untuk Indonesia maju, Indonesia hebat, Indonesia sehat, Indonesia cerdas, Indonesia emas. 

Matur sembah nuwun. 

Nitip sehat, semangat dan jangan lupa bahagia. 

Alhamdulillah. 

Barokalloh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun