Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sedekah Itu Mudah dan Murah

13 Juli 2023   21:36 Diperbarui: 13 Juli 2023   21:38 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Hahahahaha, sore tadi sudah sudah latihan menulis dan sudah mendapatkan banyak kata, ini baru usai sholat maghrib niat hati mau meneruskan latihan menulis lagi, eh ternyata ilang lagi tulisannya, hahahaha. 

Alhamdulillah olahraga jempol. Biasanya aku take all dan copy, ndilalah ini cuma aku simpan tok, terus aku tinggal maghrib tadi, buka puasa, sholat dan tadarus, ehhh fungsi penyimpanan kompasiana jadi tidak berguna, gemes aku ya Alloh. 

Pingin misuh tapi kok misuh kui perbuatan sing kurang apik. Tapi yo wis lah, wong memang harus seperti itu kejadiannya. Hahaha. Saiki sholat isya' terus memulai latihan menulis dari awal maning ae. Aku orangnya sabar kok Gusti, santuy saja, Hehehe. 

Alhamdulillah sholat isya' sudah terlaksana, ini enaknya membuat minum dulu terus lanjut mengulang latihan menulis. Hahaha. 

Sembari nonton TVRI Indonesia Bicara "koleksi benda sejarah Indonesia dikembalikan oleh belanda" dipandu mbak Maya Kariem dan beberapa narasumber ada pak Hilmar Farida direktur jenderal kebudayaan kemendikbudristek RI, pak Sektiadi Arkeolog UGM dan mas Ghamal Saya Mohammad peneliti sejarah Murdoch University. 

Dengan dikelmbalikannya benda-benda sejarah ini membuat narasi sejarah Indonesia semakin akan semakin kaya. Barokalloh. 

Jadi, pagi tadi biasa sepulang dari mushola masuk kakus pipis kemudian berwudhu kemudian tadarus sejenak, kemudian nonton TVRI Serambi Islami, pembicaranya Syekh Muhammad Fathurahman, M.Ag dan tema pagi tadi cukup berat, pembahasan terkait "tasawuf", kajian tasawuf ini memang rutin setiap kamis oleh Syekh Fathurahman. Hati yang bening, jernih dan bersih akan mampu mengerti rahasia yang halus mendalam atas izin Alloh SWT sehingga mampu merasakan kehadiran Alloh SWT, oleh karenanya terus hidup kan hati dengan berdzikir dimanapun dan kapanpun hati tetap harus dzikir, paling mudah dengan sholawat jibril "Sholallohu ala Muhammad" lafalkan didalam hati sembari aktifitas sehari-hari, karena sholawat ini paling ringan dan mudah, pun diperbolehkan mengucapkan sholawat dalam kondisi hadas, tapi sayogyanya dalam kondisi suci untuk lebih menyempurnakan dzikir, hadirkan dengan hati. Barokalloh. Nonton disekmen akhir tak lama masuk do'a, lumayan bisa ikut mengamini. Alhamdulillah. 

Pagi tadi cuaca mendung, jam enam usai nonton tipi aku ke ruang tamu, liat Bapak sedang mengikat karung demi karung kopi, "wis siap kabeh po pak? " tanya ku, "wis gek tokke motore koli gowo ning selipan" jawab Bapak ku, "njih pak" sahut ku sembari jalan ke ruang samping untuk mngeluarkan motor keteras depan, aku panaskan motor sejenak, dan karung satu persatu aku angkat naikkan ke motor. Kali ini karungnya diisi penuh tidak seperti yang waktu itu, ini cukup padat, berat. Dua karung aku naikkan motor, aku taruh dibelakang satu dan didepan satu dan langsung meluncur menuju penggilingan. Sesampai dipenggilingan ketemu pemiliknya yakni mbah Muslimin, "mbah Mus nyong nyelipke kopi iki" ucap ku, "iyo getakke kono engko tak totone, ono pirang kandi?" ungkap dia, "rolas koyone mbah" jawab ku, "yo wis gek gowo rene kabeh engko tak selipe" pungkas mbah Mus, "njih mbah" jawab ku sembari aku jalan. Langsir enam kali semua karung terkumpul dipenggilingan sekitar setengah jam wira-wiri, tapi asyik, aku ketemu dengan beberapa orang, alhamdulillah sepagi itu sudah bisa memberikan senyum kepada banyak orang, ada mbah Muslimin, mbah Samiron, mas Muhamad (Hom), mbah Sa'inah, lik Nur Tabi'in sedang mendorong angkong, mbah Misriyah, mbah Darmi, lik Sikhom, lik Sikhol, seneng rasanya sudah bisa berbagi senyum dan basa-basi, hahaha, "sedekah itu mudah dan murah". Barokalloh. 

Menunggu gilingan kopi, aku tinggal pulang saja, lumayan waktunya buat invest pengetahuan, ya baca buku, bapak juga sudah berangkat kerja. Satu jam lebih aku baca buku, lihat jam sekitar pukul delapan dan aku bergegas sholat dzuha. Tak lama Simbok pergi ke pasar, beliau pesan "kopinya tinggal ambil saja, sudah dibayar" ucap Simbok sembari menutup pintu depan, "njih mbok" jawab ku, dan aku meneruskan sholat dzuha alhamdulillah sampai dengan usai dan bergegas mengambil gilingan kopi, aku keluarkan motor lagi, diteras ketemu pakde Mustaqim beliau pulang dari sawah, kami saling sapa dan aku bergegas jalan, sampai di penggilingan ketemu mbah Muslimin, dan diambilkan kopinya, dari dua belas karung setelah diselip menjadi lima karung dengan isinya per karung cuma setengah, tapi perkarung jadi lebih berat. Tiga karung aku naikkan motor, dan sisa bungkus karungnya, aku bawa pulang pelan-pelan banget jalan ku, motornya keberatan muatan, sampai rumah aku taruh kopi diteras dan langsung langsir lagi kepenggilingan untuk ambil yang dua karung, semua sudah beres, aku masukkan kedalam rumah, aku langsung masukkan motor ke ruang samping dan langsung menuju teras belakang, leyeh-leyeh mengeringkan keringat.

Lihat hape sekitar jam setengah sepuluh, mati lampu, entah gak ada hujan malah mulai terik malah padam listrik. Gabut, baca buku sepuluh menitan, terus aku lihat pisang yang aku tebang kala itu sudah mulai masak beberapa sisir. Aku potong-potong dan aku bagikan ke tetangga kanan kiri, ada yang aku kasih enam, ada yang empat, sedikit-sedikit agar merata kebagian, toh belum semua masak jadi yang aku bagi yang sudah masak saja. Aku sisakan untuk aku dan orangtua. Kalau tidak aku bagi-bagi terlalu banyak khawatirnya malah busuk, mending dibagi-bagi aku niatkan sebagai shodaqohnya orangtua, walau sekedar pisang. Barokalloh.

Usai bagi-bagi pisang dan semua tetangga sudah kebagian, aku beranjak nyuci baju ynag sedari pagi sudah aku rendam. Aku cuci pakaian putih terlebih dahulu, satu kemeja dan sarung putih satu, kupluk putih dan topi putih, semua yang putih sudah tercuci dan segera aku jemur diloteng, aku mandi dan terdengar kumandang adzan dzuhur, usai mandi  bergegas melaksanakan sholat dzuhur kemudian lanjut nyuci pakaian lain yang warna-warni dan alhamdulillah sampai dengan sekitar jam satu semua selesai, semua aku jemur diloteng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun