Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Aku Tidak Tahu Apa yang Harus Aku Tulis

19 Juni 2023   11:58 Diperbarui: 19 Juni 2023   12:04 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ah, aku tak tahu apa yang harus aku tulis. Pagi ini Senin 19 Juni 2023 pukul 10:42 WIB, aku mulai membuka kompasiana, aku sangat senang melihat gambar lonceng dengan notif beberapa orang yang merespon, dimana tulisan ku yang masih acak-acakan tidak bermutu, tulisan yang masih seperti Sego Rames alias campur baur jadi satu, seperti bubur ayam yang diaduk. 

Aku tidak tau harus menulis apa hari ini, aku buka notif, dan betapa senangnya hati ku kala melihat penulis-penulis besar menyukai tulisan ku, yang mana tulisan ku keseluruhan masih ngawur. Hahaha. Notif aku buka ada kang Ngainun Naim, kang Khoirul Taqwim, kang Rasna, kang Irwan Rinaldi Sikumbang, kang Anton99, kang Bambang Syairudin, mbak Devi Pradini, mbak Isti Yogiswandani dll. Ku ucap banyak terima kasih kepada mereka, Barokalloh. 

Kang Ngainun Naim notif paling atas, beliau malah orang yang merespon kali pertama di latihan menulis ku yang kedua. Kang Ngainun Naim meninggalkan sebuah komentar yang intinya menanyakan "buku apa yang sedang aku baca" dari karya beliau yang tentu sudah segudang, salah satu buku yang sedang aku baca adalah buku belajar menulis. Buku karya kang Ngainun Naim dengan judul The Power of Writing ini tak kunjung selesai aku baca, belum sampai separo buku, ketebalan 230 halaman dan aku baru sampai di halaman 100an.

Aku hanya membaca kala waktu senggang dan disela-sela aktifitas ku sebagai orang kampung yang berkecamuk dengan sabit, golok dan cangkul, dapat setengah lembar kadang aku tinggal ngoce'i kelapa, nanti baca lagi setengah lembar tinggal lagi dan terus nyicil. Tapi aku memiliki jurus saat membaca. Aku lebih gemar membaca buku dengan bentuk fisik, lebih suka saja karena bisa aku orek-orek alias corat-coret, tidak sekedar garis bawah, aku lingkari, kadang keluar dari kepala ditengah membaca jadi langsung aku catat, pun aku gambari bukunya, pokokmen penuh oret-oretan" jadi maaf kang Ngainun Naim, begini ndablegnya aku corat-coret bukunya panjenengan. Tak lain aku lakukan itu agar aku mampu mengingat dan memahaminya. Tidak hanya buku kang Ngainun Naim, semua buku yang aku baca pasti aku orek-orek. Hahaha. Jadi maaf buat para penulis, yang bukunya aku corat-coret.

Alhamdulillah hari ini bisa dibilang aku nganggur, karena sangat sedikit aktifitas ku hari ini, aku manfaatkan waktu ini untuk membuka buku yang belum selesai, dan nonton TVRI Klik Indonesia Pagi tadi jam 06-07 dipandu oleh mas Tengku Fajri yang genteng dan piawai membawakan acaranya walau sedikit nampak masih sembab mukanya dan matanya. Hihihi, maaf ya mas Tengku Fajri. Ditemani mbak news anchor yang sangat anggun mbak Andin Wijaya, pun bajunya dengan warna peach yang mempesona. Semoga TVRI selalu berjaya, dan terus menyajikan berita yang bermutu, walau tak jarang tayangan diulang-ulang, hahaha. Usai nonton berita, masuk tayangan selanjutnya Jendela Negeri, dipandu pria tampan mas Anggi DJ dan Perempuan cantik jelita mbak Nana. Dua acara ini cukup menarik bagi ku, salah satu sumur untuk ku menimba ilmu dan biasanya aku nonton tayangan serambi islami seusai sholat subuh, tapi pagi tadi tidak sempat, karena aku naik leloteng, merekam video langit yang sedikit mendung, sekalian mendengarkan ceramah kuliah subuh diiringi kicauan burung menyambut pagi. Masya'alloh betapa syahdunya. Kuliah subuh di masjid dengan penceramah bapak Kyai Parihin tapi tadi ngaji kitab kuning yang samar-samar aku dengar, membahas puasa arafah. sehat wal afiat selalu suwo Parihin. Barokalloh. 

Kata ku menulis saja itu mudah, kalau hanya sekedar menulis. Namun menuangkan isi kepala dengan merangkai huruf menjadi kata dan menjadi kalimat yang bermakna, itu adalah hal yang tidak mudah. Terlebih dalam menjaga esensi tulisan dari apa yang kita ketik, ucap, lihat, dengar, menerjemahkan semuanya menjadi bentuk yang bernilai ibadah itu butuh perjuangan yang masih terus aku perjuangkan, tidak ada habisnya, tidak ada hentinya, dan perjuangan itu adalah belajar, belajar dan belajar.

Demikian latihan menulis ku siang ini, sejatinya aku tidak tahu mau menulis apa. sudah kumandang adzan, waktu untuk memeluk illahi, sholat dzuhur. Sudah pukul 11:58 WIB, aku akhiri, Nitip sehat, semangat dan jangan lupa bahagia. Barokalloh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun