Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Nyunggi Pisang Raja Nangka

18 Juni 2023   20:23 Diperbarui: 19 Juni 2023   07:48 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Taruh pisang, motor masih nyala, langsung aku jalan balik ke gubuk, pelan-pelan sambil cari kontak motor yang jatuh. Ketemu di antara depan rumah paklik subhan dan depan rumah paklik dirin/rumah simbah. Aku berhenti, motor masih berdiri aku ambil kontak menggunakan kaki, langsung aku jalan, ketemu bocil ponakan sama mamaknya aku Sapa sambil jalan.

Sampai parkir lagi, terus jalan Setapak turun sampai gubuk, lek Imbuh sedang kewalahan narik bambu petung sendiri. Langsung aku samperi sembari ngasih kan kontak motornya, terima kasih dan aku bantu narik bambu, bambu di potong, aku bantu angkat. Terus aku pangkasi bambu cabang yang kecil-kecil aku ambil sendiri buat lanjaran untuk mengikat pohon tomat. Bambu yang besar untuk mengganti jembatan menuju ladangnya lek imbuh yang sudah rusak keropos. Usai bantu lek Imbuh kami leren alias rehat dan ngobrol sejenak diatas curug kedung dalan, duduk dibatu dia sambil ngelinting tembakau, sambil nawar in aku, lah aku udah khatam ngerokok, sudah berhenti lama. 

Alhamdulillah aku sudah bisa berhenti merokok, dan aku merasa lebih sehat. Ngobrol banyak, ngebahas ngaji minggu pon, pengajian selapanan Abah Adib Annas Noer. Aku tanyakan dia, opo ora kangen ora tau melu minggu ponan? Yo kangen nemen Jane, nyong malah ora ngerti yen minggu wingi minggu pon, jawab lek Imbuh dengan mesem-mesem. Hahaha. 

Aku suruh meneruskan pekerjaannya, biar selesai, kalo aku ajak ngobrol malah tidak selesai ntar. Aku tinggal pipis, terus wudhu, terus jalan, lek Imbuh teriak minta pinjem cangkul, aku ambilkan, dan aku taruh dibatu, aku tinggal ke gubuk lihat jam sudah jam 10an, bergegas aku sholat dzuha. Hahaha. Mumpung masih bisa ngelonggatin waktu dzuha. Hahaha. Sesekali. 

Usai dzuha lanjut baca buku. Dapat beberapa halaman. Ada bocil-bocil mancing, aku masih terus baca, tak lam ada anak kampung mancing, si ifan gendut, nyamperi sambil teriak lek minta plastik blah-blah. Yo kae jukuk, aku masih sambil baca, dia ambil plastik terus mancing di campuan alias pertemuan Dua aliran sungai dekat gubuk. Tak lama kumandang adzan dzuhur. Lek Imbuh pulang dari ladang membawa kayu bakar sebengket alias seikat besar, sambil mengajak pulang, aku jawab bentar dulu, aku sholat disini saja. Yo siappp sahutnya sambil jalan. Aku sholat dzuhur, selesai sholat, matiin radio, ambil hape, jalan pulang.

Ifan aku tinggal, dia tidak melihat aku jalan pulang, jalan sampai lapangan voli, ada septic tank yang airnya mbludak, kumuh dan menjijikkan, sudah tidak kerawat, aku foto beberapa sudut, rencana mau aku buat laporan di laporgub.jatengprov.go.id hahaha. Biar kembali fungsi normal. Pipa dari warga banyak yang dipotong di aliran irigasi, jadi beberapa pipa saja yang masuk tank. Pokokmen kemproh menjijikkan. Hahaha. 

Lanjut jalan lewat pinggiran, ketemu dengan mbah Nasori, aku jabat tangan ku cium tangannya, biasa tanya basa-basi. Lanjut aku jalan sampai rumah, simbok belum tau ada pisang, aku sodorkan, lagi ada biyung Misinah juga, mereka tanya pisang metik dimana, aku bilang di sawah balung, sahut biyung kok tadi aku gak liat bawanya, tak masukin sarung sahut ku. Hahaha. Dan aku rehat di teras belakang, buka hape. Latihan nulis tadi siang, pengalaman konyol ku di Batulicin. Hahaha... Terus latihan nulis lagi, dan latihan lagi, lagi, lagi dan lagi. 

Brahhhhh, sudah pukul 20:20 WIB. Rehat ah, jempol udah panas, terima kasih semuanya, khususnya untuk diri ku sendiri. I love myself. Nitip sehat, semangat dan jangan lupa bahagia. Barokalloh. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun