Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Gagal di Jakarta Lari ke Batulicin Gagal Juga

18 Juni 2023   16:18 Diperbarui: 18 Juni 2023   17:00 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelar makan, mbaknya sambil nawarin lowongan pekerjaan di perusahaan dia bekerja, ada operator alat berat kalau aku mau, aku harus ketemu kakak ku dulu mbak, bilang ku, nanti kalo tawaran kakak ku gak masuk, aku telpon mbak aja, oke kata mbaknya, sembari kami jalan menuju mobil, masuk terus jalan ke terminal. Kata mbaknya, nanti ini sampai terminal taksi, dari situ naik turun di tanah habang Batulicin. Batin ku mbaknya nyebut taksi ya taksi seperti di kota-kota di Jawa. Ehhhh sampai di terminal ditunjukkan taksinya, taksinya L300 mini bus. Lah aku ketawa geli, ngakak, mbaknya dan temennya ikut ngakak sambil bawain tas ku ke L300 omprengan yang mereka sebutan taksi. Hahaha.

Nemenin aku duduk sebentar, mbaknya dan temennya pulang, aku berterima kasih sudah di tolong, sudah dibayarin makan, sudah becanda Seru-seruan dari semarang sampai Banjarmasin. Terima kasih atas kebaikannya. Kami berasa akrab, seperti temen sejak bocil, bahasa modernnya bestie. hahaha. Sejam kemudian yang mereka sebut taksi ini jalan juga. Pikir ku paling 3-4 jam sampai. Jalan melewati ladang sawit yang masih kecil-kecil jadi keliatan pemandangannya bagus bukit-bukit kecil spserti bukit teletubies. Tapi ya didalam mobil pengap. Hahaha. L300, tanpa kipas, didalam penuh, mana aku duduk di kanan kaca paten tidak bisa dibuka. Hahaha. 

Pengalaman ini sangat seru. 5 jam perjalanan kami berhenti, diwarung makan, kali ini makan bayar sendiri, hahaha, aku sangat ingat kala itu aku pesan lauk ikan patin kuah kuning. Aku masih kangen dengan nasinya banjar, pulen sekali enak, berasnya lebih besar dari berasa biasa, beras gogo alias Padi yang ditanam diladang kering, biasanya selagi pohon sawit kecil, nah menunggu besar, tumpang sarinya tanaman padi. Bener-bener enak berasnya, apalagi yang khas banjar ketupat kuah merah, jadi favorite ku itu. Jalan sudah 5 jam baru setengah jalan, saat aku tanya dengan orang di sebelah ku "lama masih 6 jam lagi pang". Aku yang sudah lusuh dan cape polll, batin ku kapan ini sampai.

Usai makan kami jalan lagi, tapi bayar makanannya dulu, hahaha hari semakin gelap dan sangat gelap ketiak akhirnya sampai di terminal tanah habang, pas padam listrik, mana hape jadul ku mati, yang jemput aku disitu pakde Tumari, dia sudah menunggu, sebelumnya aku belum pernah lihat pakde Tumari, aku lihat ada orang pakai baju dan peci putih, feeling ku itu orangnya, itu pakde Tumari. Benar saja saat aku samperi, aku bilang pakde Tumari ya? 

Iya, kami jabat tangan, kucium tangannya, tak lama kang Nasichin putranya pakde Tumari datang pakai motor Suzuki tander yang sudah dimodif ban trial, aku disuruh bonceng dan kami jalan ke blok. Pakde Tumari entah dengan siapa. Saat aku tanya masih jauh? Kakak ku bilang deket, deketnya orang sana beda dengan deketnya orang jawa. Hahaha.

Sampai diblok E Sepakat, masuk rumah ketemu mbokde, duduk sebentar, aku mandi bersih-bersih badan, terus rehat. Besoknya nemuin ke rumah kerabat-kerabat lain, pakde-mbokde lain. Beberapa hari aku makan tidur main tok, sambil nunggu info dari mas Nasichin, ternyata zonk, hahaha kang Nasichin waktu itu jarang nongol. Batin ku beratnya sendiri siapa ini yang bisa aku andalkan, dia gak pernah nongol, lah aku sampai kapan seperti ini. Dari situ alu coba tanya ke adiknya kang Nasichin yakni mbak Isti, akhirnya mbak Isti yang mencari kan aku kerja. Mbak Isti yang lagi sibuk ngurusi bayinya, menyempatkan untuk membatu aku. Aku berterima kasih banyak dengannya.

Tak lama mbak Isti menawarkan lowongan di eks tempat dia kerja, toko spare part mobil "Cahaya Motor" disitu aku masuk kerja. Rekam jejak mbak Isti disitu sangat baik, sehingga kau diperlukan sangat baik oleh calon bos ku, nama yang laki-laki Koh Ming Chyang (nama indonya aku lupa, aku pertama manggil dia Kong, hahaha di ketawain oleh rekan-rekan kerja) dan nama istrinya Cece Paula, anaknya dekat-dekat dengan aku, karena tiap pagi aku yang nganter sekolah, anak yang cowok Kevin, adik-adiknya perempuan, aku lupa namanya. 

Mereka ganteng dan cantik-cantik. Bocil-bocil itu tiap pagi yang beliin nasi kuning ya harus aku, nganter sekolah ya harus aku, padahal aku baru, mereka udah lengket aja. Hahaha. Yang lain buka toko, gudang, cek barang masuk dll, aku masih santui, hahaha.

Kerja sudah mulai aku nikmati, kawan-kawan ditoko ada dua perempuan dan empat laki-laki, lima aku. Lupa namanya, ada Huli, terus Mul, terus Rohman, terus Gendut lupa namanya, mereka anak Jawa Timuran, Yang perempuan asli Bantulicin. Tokonya ada di Batulicin dekat dengan pelabuhan. Nah berhubung kerjaku santai (tak lain karena Rekam jejak mbak Isti), aku kadang cuma setor duit se gepok ke bank, nah CS banknya cantik lupa juga namanya, bank danamon Batulicin kala itu, dia aku ajak ngobrol, sampai hafal dengan ku karena sering kesitu, dia lulusan UII Yogyakarta. 

Huhu pokokmen kerja ku santai. Ehhhh malah menjadikan kecemburuan sosial, karyawan lain cemburu (si Mul). Karena aku baru dan bisa deket dengan sibos, tugas ku juga ringan. Malah si Mul mencurigai ku, hahaha. Aku yang masih pegang uang dari rumah, aku sering jajan diminimarket sebelah, dicurigainya dituduh ngambil uang. Ini orang tidak beres, batin ku. 

Benar saja dia lapor ke sibos, dengan penuduhan itu. Tapi tidak terbukti, si bos masih mempercayai ku. Sore tutup toko, sibos ngajak ngobrol, cerita suka-duka kisah romansanya juga sampai dia mendirokan toko Cahaya Motor, sembari duduk di teras, yang aku ingat kata-kata dia "memdirikan itu perkara mudah, menjaga konsistensi dengan kualitas itu yang susah, betapa susahnya membentuk kepercayaan kepada pelanggan", aku anggap koh Ming Chyang selain sebagai bos ku dia juga guru ku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun