Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Masih Soal Insecure Saat Membuat Akun Kompasiana

9 Juni 2023   17:17 Diperbarui: 9 Juni 2023   18:53 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Melanjutkan cerita ku tadi pagi, setelah aku merasa bisa dan harus berani untuk mengatasi insecuritas diri. Mengisi kolom berikutnya yakni jenjang pendidikan, pendidikan ku setara SMP yakni MTs alias Madrasah Tsanawiyah NU Desa Branti Kelurahan Jurang Agung Kecamatan Plantungan Kabupaten Kendal Jateng 51362 Indonesia.

Hahaha, sekolahan ku tidak terkenal, dan tidak masuk nama MTs di kolom pilihan yang dicantumkan oleh kompasiana, adanya cuma SMP ya setara itu lah jenjang pendidikan ku, cuma MTs lebih condong banyak asupan materi agama. Dulu tempat sekolah ku ini masih sangat sederhana, bangunan kayu, pun tempat didesa, tapi mau tidak mau aku akui aku harus bangga terkait hal ini, sekolahan ku bagian dari terbentuknya diri ku saat ini. Banyak kesan di MTs ini, paling berkesan katika aku pecinya rusak, terus aku minta pecinya pak guru ku yang sedang dipakai dan dikasihkan dengan penuh suka rela, namanya pak K.H Yusuf Ahmadi, nama guru-guru lainnya yang masih aku ingat ada pak Agus guru mapel Kertangkes, ada bu Muk guru Matematika, ada pak Samsudin guru Bahasa Indonesia, ada bu midah Fisika, ada Bu Inayati Bahasa Inggris, ada pak Syarifudin Kepsek, ada pak Mad dulu ngajar ekonomi, ada pak Murtadlo olahraga, ada pak Asep alias Saepuddin, ada pak Khabib, ada pak Abrori, dan guru yang paling sepuh ada pak mbah Suchaeni mapel keNUan, dll sisanya lupa nama, tapi semoga semua guru ku khususnya MTs senantiasa dilimpahkan rahmat dan di berkahi oleh Alloh SWT. Aamiin. 

Sebelum masuk MTs, aku sekolah MI (Madrasah Ibtidaiyah) ini setara SD. Sekolahan MI ku pun dulu masih lantai tegel dan bangunan papan. Yang terdekat dari rumah ku dan pilihan Orangtua, karena agak jauh sedikit ada SD, tapi orangtua menginginkan agar memiliki bekal materi agama. Kali ini aku justru merasa bangga dengan semua yang telah aku lewati, termasuk semua tempat sekolah yang pernah ku timba ilmu dari bangunan kayu yang sederhana itu. Sebelum MI aku sempat TK dulu, aku inget hanya berapa bulan di TK, paling berkesan adalah menggambar garuda kala itu. Kalau tidak salah nama TK-nya TK Bustanul Athfal Desa Wadas, nama gurunya dulu bu Ning seingat ku. Nanti lah biar aku validasi, hihihi, guru-guru MI juga yang aku masih inget cuma beberapa nama, ada pak Muchit kepsek MI dulu, ada pak Mistari, ada pak Yazid, ada Bu Endang Siti Fatimah dll, semoga semua guru-guru MI ku dulu di muliakan dan di berkahi Alloh SWT. Aamiin. 

Lanjut tingkat memengah atas, kenapa tidak diisi SMA atau setara? Hihihi, aku lebih bingung terkait pilihan ini, aku punya ijazah paket C (kesetaraan SMA kualitas paling jelek tidak bermutu) hahaha, kenapa tidak bermutu? Karena aku jarang masuk mengikuti kelas saat menempuh pendidikan Paket C, tahu-tahu di panggil pak gurunya untuk mengikuti ujian, dan aku lulus Paket C Budi Mulya, yang aku ingat gurunya cuma pak Agus Kemplong, melalui tulisan yang tidak bermutu dan tidak seberapa ini ku ucapkan banyak terima kasih pak Agus Kemplong, sama halnya guru-guru ku yang lain, aku doakan semoga senantiasa dilimpahkan rahmat dan di berkahi oleh Alloh SWT. Sekarang aku bangga dengan ijazah Paket C. 

Sebelum ambil Paket C, seusai lulus MTs aku mondok di sebuah pondok pesantren salaf, ya arahan orangtua, tapi ini bagian takdir ketetapan Alloh yang sangat istimewa bagi ku, walau aku singgah di pondok pesantren hanya sebentar, Pondok Pesantren Nurul Anwar di Dukuh Kendayaan Desa Delisen Kecamatan Limpung Kabupaten Batang Jateng Indonesia. Adapun pemimpin PONPES yakni Alm K.H Nur Yasin, beliau wafat bulan Ramadhan kemarin, Jumat 30 Ramadhan 1444 Hijriyah dan masehinya 21 April 2023. Bagi ku beliau adalah guru yang sekaligus aku anggap sebagai bapak ku sendiri, beliau sangat istimewa untuk ku, semoga senantiasa dalam rahmat Alloh SWT aamiin, Barokalloh. Aku bangga dengan semua yang telah aku lalui ini, semua adalah bagian dari diri ku, semua sangat istimewa bagi diri ku sendiri, entah itu MI, MTs dan Paket C, alhamdulillah semuanya berkontribusi positif atas karakter pribadi ku yang terbentuk saat ini. Semua guru-guru ku adalah guru yang hebat. Terima kasih untuk seluruh guru ku dari seluruh tingkatan sekolah yang telah aku lalui, terima kasih atas seluruh kucuran ilmu yang telah engkau berikan. Semoga Alloh SWT senantiasa memberikan balasan terbaik untuk seluruh guru-guru ku tak terkecuali, pun guru ngaji ba'da maghrib ba'da isya', seluruhnya dalam rahmat-Nya, Barokalloh. Maafkan aku yang belum bisa membalas seluruh kebaikan panjenengan semua. Aku yakin Alloh SWT akan memberikan yang terbaik untuk kalian semua wahai guru-guru ku. I love you so much. Barokalloh. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun