Mohon tunggu...
FOREST SPACE
FOREST SPACE Mohon Tunggu... Jurnalis - Writer |Forester |Ig.nagadragn |Fb.Dra gon |LinkedIn.Fitriyani sinaga
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ruang Hutani, Sosial Budaya, Pendidikan dan Literasi lingkungan Hidup. https://ruanghutani.blogspot.com/?m=1

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Strategi Pendekatan Umum Restorasi Sungai

3 September 2019   13:11 Diperbarui: 2 Desember 2019   10:36 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Strategi dan pendekatan umum tantangan utama dalam hal ini Sungai. untuk mencapai tujuan dan pencapaian program ini adalah program semacam ini belum mempunyai rujukan sebelumnya di Samarinda atau bahkan Kalimantan Timur.

Konsepsi restorasi sungai masih merupakan wacana, sementara secara factual pendekatan pada sungai masih bersifat teknik hidrolika. Intervensi kepada sungai masih berupa intervensi teknik keairan yang kurang memperhatikan aspek ekologi dan pemulihan ekosistem sungai.

Atas dasar persoalan ini maka untuk mencapai tujuan dan hasil program pendekatan yang dipakai adalah pendekatan integrasi yang memadukan pendidikan penyadaran, demonstration area, pemberdayaan masyarakat, advokasi kebijakan, komunikasi perubahan perilaku termasuk perilaku kebijakan dan mobilisasi komunitas.

Semua ini ditopang dengan data, pengetahuan dan rekayasa teknis yang berbasis ekologi. Strategi dan pendekatan ini pada akhirnya diharapkan akan membuat para pihak yang terkait dan menjadi sasaran dari program ini akan belajar dan kemudian mengadopsi praktek dan perilaku baru terkait restorasi sungai.

1. Intergrasi dengan Program Green Growth Compact dan Hijau Bersih Sehat

Program ini akan diintegrasikan dengan program adaptasi dan mitigasi iklim yang dideklarasikan oleh Pemerintah Provinsi Kaltim yang mendeklarasikan diri sebagai provinsi hijau, provinsi yang akan mengedepankan pembangunan rendah karbon.

Selain itu juga akan diintegrasikan dengan program Hijau Bersih Sehatyang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Samarinda. Integrasi ini tidak
berarti program ini menjadi bagian dari GCC dan HBS, namun akan mengacu atau memberi sumbangsih terhadap apa yang ingin dicapai oleh
GCC dan HBS.

Namun jika memungkin akan dibangun kerjasama langsung dengan kedua inisiatif program itu, berkoordinasi dan saling dukung terkait dengan beberapa aktivitas yang mungkin saja senada.

2. Mengembangkan Demplot dan Laboratorium Sungai

Kondisi Sungai Karangmumus | Copyright nagadragn
Kondisi Sungai Karangmumus | Copyright nagadragn
Untuk mewujudkan tata kelola lingkungan yang sesuai dengan karakter alamiahnya perlu investasi di tingkat tapak, pengetahuan dan teknis terkait dengan bagaimana menjaga dan merawat sungai.

Selain didukung oleh komitmen maupun niat, perubahan perilaku kebijakan dan masyarakat perlu didukung juga oleh pengetahuan dan ketrampilan serta praktek baik yang berkesesuaian dengan lingkungan dan wailayah sungai.

Akan dikembangkan demplot untuk mewujudkan ekosistem pinggir sungai, penghubung antara air dan darat. Demplot sepanjang satu kilometer di samping kanan kiri sungai, dengan lebar kurang lebih 15 meter akan ditanami dengan vegetasi yang dikenal oleh lingkungan Sungai Karang Mumus diantaranya adalah pohon Kademba, Bungur dan Jabon.

Laboratorium Sungai yang juga akan menjadi pusat kegiatan akan dibangun di Muang Ilir. Bangunan ini akan menjadi pusat belajar, ruang pertemuan dan sekaligus percontohan untuk menunjukkan bagaimana sungai menjadi habitat manusia dengan cara hidup dan perilaku yang selaras dengan ekologi dan ekosistem sungai. Di sini masyarakat kota Samarinda bisa belajar hidup ramah terhadap sungai termasuk belajar bagaimana mengelola limbah rumah tangga sebelum dialirkan ke sungai dan pemanenan air hujan.

3. Menggunakan pendekatan pemasaran sosial dan multimedia
untuk menumbuhkan kesadaran tentang restorasi sungai.

Masalah lingkungan hidup dan pembangunan aalah problem yang bersifat lokal serta terkait dengan perilaku kebijakan. Dengan demikian solusi untuk permasalahan itu bersifat spesifik namun perlu dukungan dari masyarakat luas.

Pendekatan yang bersifat umum untuk mendorong perubahan perilaku tidak akan cukup. Pendekatan berbasis komunitas atau kelompok akan dilakukan lewat serangkaian sessi edukasi dan kampanye yang terarah. Pendekatan ini akan didukung oleh penggunaan materi multimedia yang akan dipublikasikan melalui media sosial.

4. Mendorong tata kelola dan landasan hukum sungai berbasis komunitas

Program ini akan secara langsung persoalan terkait sungai dan
memandang sungai bukan semata sebagai aliran air melainkan ruang dan wilayah air dan daratan yang semestinya dikuasai oleh sungai serta mempengaruhi sungai.

Dengan demikian sungai menjadi tanggungjawab bersama bukan hanya oleh mereka yang berada di dekat sungai, namun mereka yang wilayah dan perilakunya terkait dengan sungai juga para pengambil kebijakan.

Pengelolaan sungai yang partisipatif menjadi sesuatu yang perlu dipraktekkan yang ditopang oleh komunitas peduli sungai yang berbasis wilayah atau sektor. Dan apa yang nantinya dilakukan mendapat jaminan hukum sehingga bisa berkelanjutan. Oleh karena itu perlu dilakukan advokasi kebijakan yang bertujuan untuk memperoleh dasar hukum yang lebih kuat dan bersifat lokal baik dari eksekutif maupun legislative.

5. Melibatkan perempuan, anak muda dan anak-anak secara proporsional

Laki-laki, anak muda, perempuan dan anak-anak mempunyai perbedaan peran di dalam masyarakat pun juga kebutuhan yang berbeda. Dengan demikian program restorasi sungai juga harus dipastikan untuk mempunyai kontribusi positif bagi perempuan, anak muda dan anak anak
yang selama ini perannya terpinggirkan terkait dengan tata kelola sungai. Padahal mereka mempunyai potensi untuk menjadi penjaga dan perawat sungai.

Isu lingkungan hidup adalah isu yang akan mempengaruhi masyarakat dalam jangka panjang maka anak muda dan anak-anak adalah sasaran strategis untuk dibekali dengan pengetahuan dan perilaku yang ramah lingkungan sejak dini dan dilibatkan dalam upaya menjaga serta merawat
sungai sejak awal.

Oleh Fitriyani Sinaga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun