Sebagai provinsi yang di kenal dengan sungai terbesar di Indonesia yaitu Sungai Mahakam, Kalimantan Timur dianugerahi berbagai macam keindahan alam seperti sungai dan airnya. Mulai dari bervariasinya flora dan fauna, terbentangnya Kasrt Sangkulirang-angkalihat, hingga luasnya hamparan hutan hujan tropis. Namun, dari segala keindahan yang tedapat di provinsi penuh rawa ini, tersembunyi pula berbagai ancaman berupa Krisis air bersih.
"Saya memaparkan materi tentang darurat air Samarinda. pesertanya sekitar 30 an itu sudah termasuk volunteer Earth Hour dan tamu yang hadir " ucap Yustinus dalam temu dengan penulis (pemilik akun ini). Senin (1/4/2019. Â Yustinus adalah penggiat restorasi Sungai sekaligus pendiri Sekolah Sungai Karang Mumus. EH Samarinda menjadikan Yustinus Sapto Hardjanto sebagai pemateri dikegiatan talkshow 3 hari yang lalu.
TalkShow Samarinda darurat air bersih tersebut digelar oleh Earth Hour 2019 sebelum Switch off Ceremoy dilaksanakan di Ruang teduh Coffe Samarinda Kalimantan Timur, 30 maret 2019. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan Volunteer Earth Hour dan beberapa penggiat lingkungan.
EH atau Earth Hour adalah sebuah kegiatan global yang diadakan oleh World Wide Fund for Nature (WWF) pada Sabtu kemarin terakhir bulan Maret setiap tahunnya. EH dkenal dengan Gerakan penghematan energi.
Hal ini karena gerakan Earth Hour sering melakukan aksi pemadaman lampu dan alat elektronik yang tidak terpakai selama 60 menit dengan simbol 60+. Pemadaman lampu yang tidak diperlukan di rumah dan perkantoran 01/4 selama satu jam untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya tindakan serius menghadapi perubahan iklim.
Kegiatan yang dicetuskan WWF dan Leo Burnett ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2007. Saat itu, 2,2 juta penduduk Sydney berpartisipasi dengan memadamkan semua lampu yang tidak diperlukan.
Setelah Sydney, beberapa kota di seluruh dunia ikut berpartisipasi pada Earth Hour 2008. Dan Samarinda adalah salah satunya.
Kita ketahui bersama Hutan adalah salah satu elemen penting dalam menjaga iklim. Merawat hutan sama artinya dengan merawat iklim. Untuk mengurangi emisi dan edukasi , EH mengembangkan gerakannya untuk mengajak masyarakat Indonesia untuk bersama-sama menjaga dan mengawasi keanekaragaman hayati. Langkah tersebut diwujudkan EH seperti  dalam talks SHow bertemakan "Samarinda Darurat Air Bersih".
Kegiatan ini juga dihadiri pemateri oleh Wiwin effendi S.Hut dari WWF Kaltim, Hadinata dari PDAM Samarinda dan Yustinus Sapto Hardjanto dari Sekolah Sungai Karang Mumus.
Semangat volunteer EH dalam menggelar kegiatan itu rupanya tidak begitu ditanggapi oleh warga samarinda dan aktivis lingkungan lainnya. minimnya peserta pada kegiatan tersebut membuktikan bahwa masyarakat Samarinda masih kurang edukasi terkait melindungi dan memberdayakan air. Sangat diperlukan Sinergisitas antar penggiat lingkungan dalam edukasi air bersih di samarinda. Â Masih banyak warga tidak mau sinergis bersama dalam mengurangi emisi.
Menurut penelitian Mislan DKK. 2017, kualitas Air sungai Karang Mumus sudah tercemar sedang dan berat. Penurunan kualitas air ditandai adanya parameter yang tidak lagi memenuhi baku mutu lingkungan seperti Total Suspended Solidn (TSS), Dissolved Oxigen (DO), Biological Oxigen Demand BOD),Chemical Oxigen Demand (COD). sehingga tidak layak untuk air baku untuk air minum.